Happy Reading
***
Rafael duduk di kantin sembari memakan mie ayamnya dengan lahap, tanpa memikirkan hukuman apa yang akan ia dapatkan karena tak menuruti perintah dari ketos dingin itu.
mengangkat bahu acuh, "bodoamat dehh, palingan juga cuma di suruh bersihin WC kalo gak gudang kaya biasanya."
setelah makanannya habis, Rafael memilih bermain game untuk menghilangkan rasa bosannya sembari menunggu teman-temannya keluar dari kelas.
30 menit berlalu bel istirahat pun berbunyi, kini banyak siswa-siswi berbondong-bondong mulai memasuki kantin termasuk para sahabatnya yang kini tengah berjalan menghampirinya.
"woyy Raf!" panggil pemuda tampan berkulit tan bernama Haikal.
"Bolos mulu Lo."
plakk
"Halahh kaya elo nggak aja!" ketusnya setelah menggeplak lengan sahabatnya.
"bangsatt! sakit ege!" meskipun tangan itu mungil tapi tenaganya ughh luar biasa.
"liat sampe merah nihh."
"aelah lebay Lo!"
"apa Lo bil-"
"udah ribut mulu Lo berdua! sana pesen kal sama Rehan tuh, nihh duitnya." lerai Kevin jengah sembari menaruh beberapa lembar uang merah di meja.
"asikkk, sisanya buat gue ya bos?"
"ehhh bagi dua, enak aja Lo!" protes Rehan tak terima.
"iyaa iyaa bagi dua, puas Lo?"
"dah sana cepet elah, laper nih."
"sabar sat! yokk han."
mereka berdua pun langsung pergi menuju stand makanan.
"ehh vin nanti malem jadi gak?" tanya Bayu waketu geng Aodra.
Rafael mendongak menatap bingung mereka, "nanti malem emang mau pada ngapain dah?" tanyanya dengan tampang polos minta di tampol.
"aelah nih bocil, makanya nyimak grup cil." sahut Rendi yang duduk di samping Rafael menepuk pelan kepala pemuda mungil yang sudah di anggap adik olehnya dan juga teman-temannya karena Rafael adalah yang paling muda diantara mereka.
"hehehe sorry, gue sibuk push rank dari semalem jadi gak sempet buka grup, tadi pagi aja gue sampe di hukum sama itu babu sekolah tuhh gara-gara telat 1 jam doang padahal." mereka yang berada di meja itu menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan penjelasan Rafael.
"aelah Lo mah tiap hari juga telat Raf."
"hehe... ehhh kalian belum jawab nanti malem mau kemana lohh." ucap Rafael menggembungkan pipinya cemberut.
Rendi yang berada di samping Rafael pun tak kuasa menahan gemas pun langsung mencubit pipi gembul itu.
"Rwendi apwa an swihh! swakitt~"
"lepwasiiinn~"
"panggil abang dulu, baru bakal gue lepasin."
"gakk mawuu~"
"yaudah kalo gak mau, gue juga sama." ucap Rendi enteng.
"ishhh, iyaa iyaa! abwangg Rwendi lepwasinn." Rendi akhirnya melepas tangannya dari pipi Rafael dengan senyum kemenangan, berbeda dengan Rafael yang menatap Rendi kesal.
"makanya jangan gemesin gitu mukanya, gue kan jadi gak tahan liatnya." Goda Rendi sembari mencolek pipi Rafael yang tampak memerah akibat dari cubitan mautnya, mereka yang melihat tingkah mereka berdua pun hanya tertawa, karena itu selalu saja terjadi bila mereka sedang bersama, dengan Rendi yang senang sekali menjahili dan menggoda si pemuda mungil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Jadi Cinta? (jaemren)
RandomGanti judul Anemy >> Benci jadi cinta? inget jangan salah lapak oke! (SLOW UPDATE) ceritanya di luar nurul:) kalo penasaran baca aja, jangan lupa tinggalkan jejak vote and komen yaa... terimakasih... *** "gausah sok imut, muka Lo jelek." "anjing! mu...