4.

1.8K 64 3
                                    

HAPPY READING💙

VOTE COMMENT AND SHARE-NYA SAYANG💙

***

Udah follow akun fazacom belummm? Ayooo follow dulu biar gak ketinggalan update, dll💙

Untuk informasi cerita, jadwal update, spoiler, dll, kalian bisa mampir ke akun Instagram: @wpfaza💙

***

BAGIAN 4

"Jam 11.34 WIB, abis dari mana kamu, Alsaki Mahesa Januar?"

Suara berat itu mengejutkan Alsaki yang sedang mengendap-ngendap. Dengan jantung yang berdetak jauh lebih cepat dibandingkan biasanya, Alsaki balik badan. Ardiansyah Januar yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ayahnya itu sedang berdiri di penghujung anak tangga.

"Dari luar," balas Alsaki cengengesan, padahal jantungnya berdetak sangat cepat di dalam sana.

Ardiansyah bertepuk tangan, maju beberapa langkah untuk mendekat pada putra sulungnya itu. "Hebat, ya. Jam sebelas malam baru pulang. Itu sekolah apa kayak begitu?" Ardiansyah menatap Alsaki sangat tajam. Setelah melewatkan acara keluarga besar, tidak bisa dihubungi, sekarang pulang tengah malam. Gua coret dari KK juga lama-lama nih anak.

Alsaki tidak berani menjawab, pandangannya menunduk. Alsaki tahu dirinya salah.

"Itu juga, kenapa kamu bonyok-bonyok gitu?" tanya Ardiansyah lagi saat menyadari wajah Alsaki tidak jelas bentukannya. Ardiansyah mengangkat dagu putranya itu agar sedikit mendongak ke atas. Seketika, helaan napas panjang terdengar, parah banget ini mah bonyoknya bjir.

"Ini? Hasil karya Jazziel sama Nugraha, Ayah. Kita main berantem-beranteman eh malah ketonjok beneran," balas Alsaki terpaksa berbohong, tidak mungkin ia berkata jujur kalau ini karena tawuran. Ayahnya itu bisa mengamuk.

Ardiansyah tertawa pelan, tetapi tidak berselang lama kemudian wajahnya melantas datar tanpa ekspresi. "Kamu bohongin Ayah?" Nada suara Ardiansyah tidak tinggi, tetapi sukses membuat bulu kuduk Alsaki merinding.

"Maaf, Ayah. Ini bonyok ya kayak biasalah Ayah tahu sendiri gimana." Alsaki pasrah dengan apapun yang akan terjadi.

Ardiansyah menghela napas pelan seraya memijat pelipisnya, kepalanya mendadak pusing sekarang. Kayak biasalah, artinya tawuran. "Ayah kasih kamu kebebasan, bukan berarti kamu begini, Alsaki," peringat Ardiansyah.

Selama ini Ardiansyah memang tidak pernah mengekang Alsaki, tidak pernah melarang anak itu untuk melakukan apa yang dia mau. Ardiansyah juga pernah muda, ia tahu bagaimana gelora yang membara pada masa-masa itu. Akan tetapi, dengan catatan harus tahu yang namanya batasan. Masalahnya, Alsaki ini seringkali diluar batas, tidak salah dong kalau Ardiansyah marah-marah mulu dan emosi terus?

"Maaf, Ayah." Hanya kata maaf yang keluar.

"Emang susah banget ya buat gak apa-apa langsung adu otot, apa-apa langsung berantem, apa-apa langsung tawuran, apa-apa langsung bonyok, susah ya Alsaki Mahesa Januar? Capek Ayah sama kamu."

"Maaf, Ayah." Alsaki meminta maaf lagi.

"MAAF! MAAF! MAAF! AYAH GAK BUTUH PERMINTAAN MAAF KAMU!" bentak Ardiansyah keras. Minta maaf tapi tidak berubah sama saja bohong. Tidak ada gunanya.

"Maaf Ay-maksudnya iya." Alsaki nyaris saja keceplosan meminta maaf lagi.

Ardiansyah menghela napas panjang, kepalanya mendadak sakit. Ingin sekali rasanya menendang anaknya itu ke Saturnus sekarang juga, mungkin saja Alsaki Mahesa Januar memang bukan makhluk yang cocok dihidup di planet bumi.

ALSAKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang