5

299 46 1
                                    

Setelah tiga hari kemusuhan. Pagi ini Greshan pergi ke sekolah bareng, tentunya Gracia di jemput Shani dengan Vespa Black kesayangan nya. Shani sudah berdamai dengan egonya, meskipun ia pun tahu jika Gracia belum bisa menerima keputusan Shani mengenai hubungan keduanya. Namun Gracia juga capek diem-dieman atau bahkan berjauhan dengan Shani, gadis ber gingsul itu suka rindu jika tidak ada Shani di sekitarnya.

Flashback semalem.

"Baikan yuk, Ge..Aku gak mau kita dieman terus." Shani untuk ke tiga kalinya membujuk Gracia yang tengah asik main game di tengah kasur. Ya. Shani datang malam-malam hanya demi membangun kembali tali persahabatan keduanya.

Shani capek marahan terus sama mantan terindahnya itu.

"Ge." Shani menoel-noel pinggang Gracia. Gadis bergingsul itu menggeliat karna geli. Lalu melirik sinis kearah Shani. "Apasi kamu, ganggu tau ih." Kata Gracia dengan wajah bete.

Shani menghela nafas, gimana caranya membujuk gadis mungil ini. Masa udah dateng, usahanya sia-sia.

"Gracia...Cantik, yang aku sayangi, yang aku cintai-

"Cintai dari Hongkong! Di cintai kog di putusin, cih!." Potong Gracia sengit.

Sabar Shani. Ayo usaha lagi.

Shani yang tadinya jongkok di samping ranjang, kini naik diatas kasur, mengukung Gracia yang tengah rebahan. Tiba-tiba saja Shani memeluk tubuh Gracia. "Maafin aku, Ge...Aku beneran minta maaf, capek tau,Ge..Jauhan terus, kamu emang nggak capek? Mau jauhan terus sampe kita lulus? Aku sih gak mau, Ge, jauhan sama kamu tuh nyiksa banget, Ge." Ujar Shani lirih. Tubuh Gracia yang tadinya kaku, perlahan terbiasa.

Sebenarnya ia juga capek marahan sama Shani. Pengen pelukan sama Shani tiap pagi, nge-charge energi. Kangen wangi tubuh Shani, kangen di bonceng Shani ke sekolah, kangen makan bareng Shani di kantin.

"Ge.." Shani mengangkat kepalanya, menatap Gracia dari atas.

Gracia menelan ludahnya karena gejolak dalam dirinya bisa sedekat ini lagi dengan Shani.

"Bisa bangun dulu ga?."

"Gamau sebelum kamu mau maafin aku." Bibir bawah Shani di tekuk, wajahnya sedih. Gracia di buat kepalang gemas sekarang.

"Shani."

"Iya."

"Boleh aku minta satu hal sebelum aku maafin kamu?."

"Apa?."

Gracia dan Shani saling pandang.

"Boleh nggak, aturan nggak boleh pelukan itu di hapus selama kita udah bukan pacar lagi?."

Perlahan, Shani tersenyum. "Boleh, aku juga kangen kita pelukan tiep bangun tidur."

"Ciuman nggak?."

"Ah males sama Gracia."

Gracia tertawa kala kepala Shani ambruk lagi di pundaknya.

"Nyiksa banget Shan, jauhan sama kamu, tapi kita kalo lagi sama-sama keras kepala, ya begini..Capek tau nggak, kenapa harus putus..Hts'n aja yuk? Kaya Onil sama Indah."

"Hah?." Shani mengangkat kepalanya lagi, menatap Gracia dengan wajah syok.

"Kamu ngajak aku Hts?." Pertanyaan Shani di jawab anggukan oleh Gracia.

"Ih nggak mau..Apa enaknya?."

"Kan bisa manggil sayang tanpa adanya ikatan, kayak yang lagi trending tuh, banyak tau yang Hts gitu-gitu, yuk." Mata Gracia berkedip lucu, menggoda Shani.

Friend With Benefit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang