Sudah pdkt nih?

174 18 1
                                    

Astaga, dasar jemian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Astaga, dasar jemian. Pantes tadi dia ijin ketoilet mana gak balik balik lagi, ternyata modus biar bisa nungguin gue. Huh.

Bel kampus pun berbunyi, Damian segera membereskan semua perlengkapannya dan bergegas menuju kedepan gerbang kampus.
Sialan, ngapain coba pake baju kayak gitu. Pengen banget diliat ganteng sama maba kali ya.

Damian pun segera menghampiri Jemian yang tengah duduk didepan gerbang kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Damian pun segera menghampiri Jemian yang tengah duduk didepan gerbang kampus. Namun sebelum ia dapat menghampiri Jemian, tiba tiba ada wanita yang menghampiri Jemian duluan.

"Jem! Mau main dulu nggak ke MOI? Sekalian jalan jalan dulu. Aku mau shopping jugaa, kamu mau ikut nggak?" Tanya wanita berambut berambut pink. Ya, wanita berambut pink itu bernama Lily. Sudah banyak orang yang tahu bahwa Lily sangat menyukai Jemian. She'll do everything to makes Jemian notice her.

"Nggak dulu ya Lily. Lain kali saja, saya sudah ada janji dengan Damian." Ucap Jemian tegas.
"Huh? Damian? Gak salah denger gue? Bocah miskin sama jelek itu kan? Gak salah lu jalan sama dia?" Tanya Lily.

Damian sebenernya mendengarkan percakapan mereka berdua, Damian sembunyi dibalik semak semak dekat gerbang. Sungguh hatinya sangat sakit karena ucapan Lily, namun ia berfikir apa yang dikatan Lily itulah faktanya, aku memang miskin dan lahir dari keluarga yang kurang beruntung, haha. Ucap Damian dalam hati.

"Lily. Jaga tutur bahasamu ya. Damian tidak seperti itu. Memangnya kenapa kalau saya jalan bersama Damian? Saya suka dengan personality Damian yang lebih baik daripada kamu. And once again, dont you dare to say bad things like that to my Boyfriend ya Lily. I warn you." Lily terkejut bukan main setelah mendengar ucapan Jemian.
"Boy WHAT? BOYFRIEND? R U KIDDING ME? Lo pacaran sama Damian? So you're gay?"
Jemian langsung berbalik badan dan langsung pergi ke dalam kampus meninggalkan Lily yang kaget setengah mati.

Damian juga terkejut setelah mendengar perkataan Jemian. Ia melihat Jemian yang ingin masuk ke dalam kampus, dengan cepat ia memanggil Jemian.
"IAN! JEEEEMMMMIAAANNN WOY."
Jemian menoleh, ia kaget ternyata Damian sudah berada di belakangnya.
"Eh? Kok bisa disini? Kamu nguping ya pembicaraan saya dengan Lily?" Tanya Jemian
"Nggak apaansih, geer banget. Orang gue juga barusan lewat sini, terus lu tadi mau balik lagi ke kampus, jadi ya gue panggil lah!"

Jemian terkekeh dan langsung menggandeng tangan Damian untuk pergi ke parkiran kampus.
"Jem kayaknya kita gak usah pegangan tangan deh, gua juga gak bakalan ilang kok. Gue males diliatin sama fans fans lu." Ucap Damian.
Semua mahasiswa/i melihat mereka berdua, entah akan ada rumor apalagi yang menimpa mereka. Teman teman Damian juga melihat mereka.
"Bro sejak kapan Damian deket sama Jemian ya?" Tanya Renjana.
"Gua juga gak tau anjir, gua shock banget." Balas Abimanyu.

Setelah sampai dimobil, Jemian segera membuka pintu mobilnya agar Damian bisa masuk.
"Maaf ya tadi saya gandeng kamu, soalnya saya takut kamu nanti ketinggalan" Jemian takut jika Damian risih dengan kelakuannya tadi.
"IHHH MAKSUDNYA LU NGEJEK GW GARA GARA JALANNYA LAMBAT?? KURANG AJAR YA LU JEMIAN, males ah" Ucap Damian yang moodnya sedang berantakan karena ucapan Jemian tadi.

"Nggak astaga, saya kan cuma bilang takut ketinggalan doang. Oh iya, mau ke pantai nggak? Saya mau ngajak kamu kesana. Kalau kamu nggak mau, saya bisa cari destinasi lain." Ucap Jemian.
"MAUUU MAUU, tapi gue gak bawa duit hari ini. Atau lu mau anterin gue dulu kerumah biar gue ambil duit."
"Nggak, hari ini saya yang traktir ya Damian. Saya gak terima penolakan jadi jangan nolak."
"Eh serius? Gue gak enak, duit lu yang kemarin buat beli cat aja belum gue ganti Jem. Mending lo anter gue pulang aja deh, supaya gue ambil duit."
"Damian. Tadi saya bilang apa? Udah jangan gak enakan gitu"

Damian mengangguk, Jemian segera memasangkan seatbelt Damian. Jujur saja Damian saat ini sedang salah tingkah, saat Jemian memakaikan seatbeltnya Damian sengaja memandang jendela mobil agar wajahnya yang mulai memerah itu tidak terlihat oleh Jemian. Sialan lo Jemian, lo tau aja gimana caranya bikin gue salah tingkah. UGHH MALESIN.

Setibanya di pantai, Damian langsung meninggalkan Jemian yang sedang mengunci mobil. "Damian, tunggu saya. Nanti kamu kesasar lagi."
"GAK BISA JEM INI BAGUS BANGET PANTAAAINYAA, GUE SUKA BANGEET. Lo emang terbaik. Thankyou Jemiaaan" Ucap Damian sambil tersenyum kepada Jemian.
Bagaikan sihir, Jemian langsung salah tingkah bahkan barang yang dibawanya hampir terjatuh karena senyuman Damian tadi.

Sudah dua jam mereka menghabiskan waktu di pantai.
"Jem, lu nggak malu jalan sama gue?" Ucap Damian yang membuat Jemian kebingungan dan sedikit kaget. Apakah dia mendengar ucapan Lily tadi?
"Nggak, buat apa saya malu? Kamu sempurna mirip dengan pantai ini. Sempurna, indah. Saya tidak peduli dengan keluarga mu ataupun kekuranganmu Dam."
"Tapi Jem, kita berbeda banget. Kayaknya gak mungkin ya kalau kita bisa jadi sahabat haha. Miris banget."
"Kenapa bisa beda? Kita sama sama makan nasi kok."
"Ya karena hidup lu berkecukupan, sedangkan gua? Gua buat makan aja masih susah Jem. Belum lagi gua harus nyari duit buat nyokap gue." Tiba tiba Damian menangis dan menyandarkan kepalanya di bahu Jemian.
"Gue pengen kayak lu Jem, lu mau ngapain aja bisa. Lu punya orang tua yang supportif, lu punya banyak uang, lu bebas mau ngapain. Lu gak pernah dipukulin sama ayah lu sendiri, lu gak pernah kan liat Ibu lu dipukulin sama ayah lu sendiri? Haha. Miris banget ya Jem hidup gue?"

Jujur saja, Jemian kaget ketika Damian mau terbuka dengan Jemian.
"Dam denger saya baik baik ya. Saya akan bantu kamu sebisa saya. Kamu mau tahu sesuatu nggak? Saya jatuh cinta sama kamu Dam. Sejak kita pertama kali ketemu sekitar 2 tahun yang lalu, saya sudah menaruh perasaan ke kamu. Saya akan melakukan apa saja untuk melindungi kamu dari ayah kamu Dam. Saya janji saya akan membantu kamu dan Ibu kamu. Saya gak peduli dengan kata kata orang diluar sana, saya gak peduli kamu mau terlahir dari keluarga yang berkecukupan atau tidak. Saya cinta kamu apa adanya Damian." Jemian lalu mengelus pelan rambut Damian dan memberikan kecupan di pucuk kepalanya.

Damian kaget, dan langsung mengajak Jemian untuk pulang. Karena waktu sudah menujukkan pukul 19.00 malam, ia juga khawatir jika Ibunya dirumah sendirian. Jemian pun langsung mengantarkan Damian kerumahnya, namun sebelum Damian turun dari mobilnya, Jemian menarik tangan Damian dan memeluk Damian.
"Dam, perkataan saya tadi bisa kamu fikirkan dulu ya. Kamu tidak usah terburu buru untuk menerima saya. Saya akan melakukan apapun untuk membuat kamu bahagia, jika ada masalah nanti dirumah, bisa langsung hubungi saya ya? Saya mohon." Damian langsung mengangguk dan membalas pelukan Jemian. Lalu ia mengucapkan terimakasih dan turun dari mobil Jemian.

Tentu saja Jemian tidak langsung pergi, ia benar benar memastikan bahwa Damian sudah dirumah dengan aman. Jemian sangat senang sudah menghabiskan waktu seharian untuk Damian. Asal kalian tahu, di laci mobil Jemian, tersimpan banyak foto Damian. Ya, Jemian memang tulus mencintai Damian. Semua perkataannya benar, ia sudah menunggu momen ini dari 2 tahun yang lalu.

Sebelum lanjut ke part berikutnya, baca dulu ya.
Semua yang ada dicerita ini hanyalah fiksi belaka, mohon jangan dibawa sampai ke real life. Jangan ada yang mencopy cerita ini. Once again cerita ini mengandung kata kata kasar dan LGBTQ+ jika ada yang tidak nyaman bisa left tanpa meninggalkan komentar jelek. Terimakasih
-Ian.

Love Story. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang