Kalian ingat kan kejadian dimana Damian tidak sengaja menindih tubuh pria yang disegani di tempat kuliahnya? Ya. Sejak kejadian saat itu banyak rumor yang beredar. Banyak yang bilang bahwa Damian sengaja menabrak Jemian, banyak juga yang bilang Jemian menyukai Damian. Walaupun Damian berasal dari keluarga yang sederhana dan kurang harmonis. Damian dikenal memiliki wajah lucu dan menggemaskan, oleh karena itu banyak rumor beredar Jemian menyukai Damian.
"Huft, baru juga bangun udah berisik banget nih bocah bocah." Ucap Damian. Ya, dia tidak masuk kuliah hari ini karena malu untuk bertemu dengan teman kelasnya, Jemian. Dia terkejut saat mengetahui bahwa Jemian juga tidak masuk. Bisa bisa dia dikira oleh teman temannya lagi ngedate. Padahal mah, kenal aja baru kemarin."Damian sayang? Bisa bantu ibu sebentar nggak?" Ibu Damian memanggilnya.
Ibunya adalah ibu rumah tangga, ia hanya berjualan kue. Ayahnya Damian mabuk mabukkan dan hanya pulang jika duitnya sudah habis. Damian juga sedang berusaha untuk mencari kerja part-time supaya bisa membantu Ibunya.
"Iyaa ibu? Kenapa? Mau Damian bantu membuatkan kue? Ibu duduk saja ya. Biar Damian yang bikin sekarang okay?" Ibunya mengangguk, dan mengecup pucuk kepala Damian. Lalu tiba tiba Ibunya mengatakan sesuatu yang membuat Damian sedikit terkejut. "Nak, kalau cari pacar nanti yang kayak kita ya? Jangan mencari yang diatas kamu. Nanti kamu direndahin Nak. Ibu percaya kok Damian bisa cari pacar yang baik sama Damian. Semangat ya calon dokter" Ibunya terkekeh sambil menuju kekamarnya. Damian termenung mendengarkan ucapan Ibunya. Ia benar benar tidak tahu harus merespon apa tentang perkataan Ibunya, sehingga ia hanya melanjutkan membuat kue.Setelah selesai membuat kuenya, Damian berpamitan kepada ibunya. Ia ijin untuk membeli cat baru karena catnya yang lama sudah habis. Damian sangat suka melukis, saat ia stress atau tidak tahu ingin berbuat apa, dia akan melukis. Damian bergegas membawa sepedanya yang berwana biru laut dan mengayuhnya dengan semangat. Hingga setelah sampai ke tujuannya yaitu art store, ia langsung bergegas masuk. Dan tiba tiba ada Jemian yang menyapa nya. "Damian? Kamu nggak masuk juga hari ini?" Damian ingin berlari meninggalkan Jemian, namun tangannya langsung ditahan oleh Jemian. "Kalau ada orang yang bertanya, dijawab dulu Damian." Ucap Jemian tegas.
"Eh anu kak, iya. Soalnya tadi bantuin mama bikin kue hehe."
"Oh, bisa bikin kue ya kamu?"
"Bisa kak, kenapa? Mau pesen yaa?" Kekeh Damian.
"Iya, boleh. Saya mau pesen 1 box bisa nggak? Cupcake kok."
"Eh beneran mau pesen kakaknya?"
"Stop bilang kakak bisa nggak Damian? Kamu sama saya cuma beda satu tahun. Itu pun kita sekelas."
"Maaf ka–Jemian. Hehe, kebiasaan soalnya, boleh kok."
"Harganya berapa?"
"Um, 1 box ya? 150rb kak, udah termasuk bahan bahannya kok."
"Okay, nanti saya chat kamu aja ya biar lebih enak pesannya. Boleh minta nomormu nggak?"
"Eh iya kak EH JEMIAN MAKSUDNYA. Boleh boleh, ini ya."
"Sip, by the way Damian mau ngapain kesini?"
"Beli cat air Jem."
"Ayo beli, saya bayarin kali ini."
"HAH GAK USAH JEM, GUA BAWA DUIT KOKK." Sejujurnya Damian merasa senang ketika ditawarin bahwa Jemian yang akan membayar, karena duitnya akan lebih hemat.
"Gak usah kayak gitu, cepet pilih mau yang mana. Yang mahal aja gapapa, biar saya yang bayar."
"Wih bener ya Jem? Thankyou loh."
"Iya sama-sama."Setelah memilih milih, akhirnya Damian memilih cat air yang harganya 400rb. Sejujurnya Damian tidak mau, tapi Jemian memaksa Damian untuk memilihnya. Damian sangat senang karena ia baru pertama kali ini membeli cat air yang harganya lebih dari 200rb.
"Jemian, makasih banyak ya? Nanti uangnya gua ganti ya Jem, lu tenang aja."
"Gak, buat kamu aja. Nih kembalian yang tadi juga. Ditabung ya."
Jujur entah kenapa, jantung Damian tidak karuan, apakah dia menyukai lelaki didepannya ini? Gawat kalo itu terjadi."Mau dianterin gak pulangnya Dam?"
"Eh gak usah, gue bawa sepeda soalnya."
"Okay, sampai jumpa besok ya. Besok masuk ya Dam, nanti kamu makin banyak ketinggalan materi.
"Iya Jem. Sans aja."
Akhirnya mereka pun berpisah di art store tersebut. Damian pun akhirnya tiba dirumah, dan setibanya Damian dirumah, damian dikejutkan dengan kedatangan ayahnya yang membawa botol alkohol dan meleparkan ke badan ibunya. "WOI BERHENTI LO BRENGSEK BAJINGAN" tanpa aba aba, Damian langsung menonjok ayahnya sampai ayahnya tersungkur tak berdaya. "BRENGSEK LO, KALAU LO MAU MUKUL ORANG MUKUL GUA AJA. MUKUL DAMIAN AJA YAH. JANGAN MUKUL IBU." Damian langsung berlari menggendong Ibunya ke dalam kamar, dan pergi menemui ayahnya yang tersungkur. Damian mencium aroma alkohol yang sangat kuat dari ayahnya. Dulu damian tidak terbiasa dan tidak tahan dengan aroma alkohol, namun ia sudah terbiasa.Ayahnya pun langsung berdiri dan menggeser tubuh Damian dengan kuat, ia pun pergi lagi entah kemana. "Brengsek lo ayah. Gak pantes lo jadi suami." Damian mengucapkan kata kata itu didepan ayahnya dan langsung menutup pintu rumah.
"Ibu gapapa? Mau Damian bawain makanan nggak? Ini Bu, Damian beli sedikit kue tadi dijalan." Damian sangat khawatir dengan kondisi Ibunya dengan saat ini. Oleh karena itu Damian bercita cita menjadi dokter untuk menolong Ibunya yang selalu terluka ini.
"Ibu gapapa sayang, ini udah sore. Damian belajar gih, besok mau masuk kuliah kan sayang? Belajar ya Damian kesayangan Ibu." Damian menangis ketika mendengarkan kata kata Ibunya. Damian mengangguk dan segera kembali ke kamarnya.
"Aku harus sukses, aku harus bisa membanggakan Ibu. Aku gamau ibu kecewa sama aku." Ucap Damian dalam hati.Keesokan paginya, Damian langsung berpamitan dengan Ibu dan membawa 1 box kue yang dipesan oleh Jemian. Setibanya di kampus, Damian langsung disambut oleh Jemian. Untungnya dikampus nya masih sangat sepi.
"JEM LU NGAPAIN PAGI PAGI DISINI ANJIR."
"Loh memangnya kenapa? Kan saya nungguin kamu" Ucap Jemian sambil tersenyum kepada Damian.
Deg. Sial jantung gua kok jadi degdegan gini anjir kalo depan si Jemian ini.
"Ck, nih pesenan lo Jem. Bayar sini 150rb"
"Iya, makasih banyak ya Damian. Ini duitnya 200rb, sisanya buat kamu aja ya. Jangan dikembaliin."
"Loh ini sisanya masih banyak loh, 50rb. Yakin gak mau dikembaliin Jem?"
"Iya buat kamu aja, disimpen ya. Oh iya, chat saya kenapa gak dibales Dam?"
"Eh lu ngechat kah? Sorry banget, gue gak buka hp kemarin. Gua sibuk belajar sama bikin kue pesenan lo ini."
"Oh iya gapapa, lain kali dibales ya Dam. Soalnya penting. Mau ke kelas bareng gak Dam?"
"Iya, ayo"
Mereka pun berjalan ke kelas bersama, hingga saat mereka sudah tiba didepan kelas, Jemian mengatakan sesuatu yang membuat Damian terkejut."Damian, mau sahabatan sama saya nggak?"
"Hah? Maksudnya?"
"Iya, sahabatan. Saya gak punya sahabat selama saya kuliah disini."
"Oh, hehe. Iya mau kok."
"Makasih ya Damian, nanti pulang kampus jangan langsung pulang dulu ya. Saya mau ajak kamu ke suatu tempat. Gak bawa sepeda kan hari ini?"
"Nggak Jem, tadi gua naik ojek."
"Okay, pulang sekolah ya Dam."
"Iyaaaa, Iaaan. Udah dulu ya Damian mau belajar."
Damian melewati Jemian dan langsung duduk dan belajar. Entah apa yang menyambat Damian. Ia berdiri didepan pintu kelas, kupingnya memerah, pipinya panas karena mendengar perkataan Damian tadi. Serius dia manggil saya Ian? Sial pipi saya kenapa merah. Jemian pun langsung pergi ke toilet, meninggalkan Damian yang tengah belajar dikelas sendirian.Sebelum lanjut ke part berikutnya, baca dulu ya.
Semua yang ada dicerita ini hanyalah fiksi belaka, mohon jangan dibawa sampai ke real life. Jangan ada yang mencopy cerita ini. Once again cerita ini mengandung kata kata kasar dan LGBTQ+ jika ada yang tidak nyaman bisa left tanpa meninggalkan komentar jelek. Terimakasih
-Ian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story.
RomanceMengandung LGBTQ+, mengandung kata kata kasar. Boyslove. JaemJen. Hanya fiksi belaka, mohon jangan dibawa sampai Real Life. Terimakasih.