Rutinitas mereka pun sama selama satu semester, mereka semakin dekat dan dekat lagi satu sama lain, dan Salma rony pun Masih tetap dengan gengsinya.
Paul dan Novia jadi garda terdepan untuk menjaili dua temannya itu, bagi Rony dan Salma, Paul dan Novia adalah dua setan sedangkan Rahman dan Diman adalah dua malaikat terutama untuk tugas tugas Salma.
Seperti biasa Salma, Paul dan Novia pasti mukanya tertekuk setelah mata kuliah apapun itu, sepertinya tidak ada mata kuliah yang mereka senangi
"Nop mau latihan di lab farmakologi ga?"ucap Diman
"Mau sih dim gua gabisa pegang mencit gimana ini" ucap Novia frustasi
"Yaudah yu kesana mumpung dibuka labnya" ucap Rahman
Mereka ber 6 pun kompak berjalan ke lab farmakologi, Salma masih menekuk mukanya begitupun Novia mereka berdua sama sama bingung bagaimana tidak terakhir kali mereka ngelag berapa pun mencit yang mereka pegang selalu berakhir mati.
"Senyum dikit kek sal, ini kan kita mau belajar" ucap Rony yang risih melihat temannya itu tertekuk
"Takut ga lulus Ron"ucap Salma lemas
"Nanti gua ajarin sal"ucap Rony. Ingin sekali dia menggenggam tangan perempuan itu dan menenangkannya
"Iya Ron" ucap Salma
Karena Rony gemas tidak bisa menggenggam tangannya, Rony menepuk pundaknya Salma dan mengelusnya singkat. Salma pun kaget dengan perlakuan Rony, namun lelaki itu malah senyum tulus.
Di laboratorium pun mereka belajar bersama entah sudah mencit yang keberapa yang berhasil dibunuh oleh Salma dan Novia
"Ron bisa nih gua pasti nyonde (memasukan obat ke mencit lewat kerongkongan)"
Perhatian Rony langsung tertuju pada Salma
"Pelan pelan aja sal, pake perasaan jangan bar bar" ucap Rony yang memindahkan posisi berdirinya jadi tepat di samping Salma
"Ron bisa Ron" ucap Salma senang
"Eh tapi Ron, kok mencit gua ga gerak ya" ucap Salma
"Coba Taroh di meja sal" ucap Rony sambil memastikan kondisi mencit tersebut
"YAH RON LEMES MENCITNYA, HARUS CPR GA SIH?" ucap Salma panik
Rony pun tertawa mendengar kepanikan Salma.
"Sal itu mencitnya bukan lemes tapi udah mati,liat aja itu lehernya ngejiplak tangan lu" ucap Rony
Tiba tiba Salma menangis
"Ah Rony kayanya gua emng bego deh soal beginian gua gakbisa gimana ini rony"ucap Salma
"Rahman Diman jokiin gua kek apa kek gakbisa banget gua" Salma pun berteriak frustasi
4 laki laki itu tertawa dan menepuk pundak Salma, sedangkan Novia sudah lebih dulu memeluk temannya itu.
"Yang kuat sal" ucap Novia sambil memeluknya
Salma keluar dari lab untuk menenangkan pikirannya sambil menarik napas dan memikirkan nasibnya besok ketika ujian.
"Sal" ucap Rony yang ternyata mengikuti Salma keluar dari laboratorium.
Salma pun menoleh tak bersemangat
Tiba tiba Rony melebarkan tangannya, entah apa yang di pikiran Salma dia langsung menyambut dan memeluk lalu Rony menepuk pundak Salma. Pelukan itu tidak lama hanya terjadi sepersekian detik terjadi sangat cepat namun ampuh menenangkan Salma
"Yang kuat ya sal? Apapun alasan lu buat memilih jurusan ini semoga alasan itu masih berlaku ya sal?"ucap Rony sambil mengeluarkan susu dari kantong jas labnya.
"Aaaaa susu strawberry makasihh Rony" ucap Salma sambil tersenyum.
Akhirnya laki laki itu melihat Salma tersenyum kembali, tanpa pamit ke Salma rony masuk lagi ke laboratorium, disana Novia dan Paul masih berusaha dan terlihat mereka berdua sudah mulai bisa. Rahman dan diman pun sabar untuk mengajari 2 manusia yang otaknya entah tertinggal dimana.
"Salma dimana Ron?" Ucap Paul
"Gatau tadi keluar, gua mah ke kamar mandi" ucap Rony berbohong
Paul berjalan mendekati Rony dan berbisik ditelinga nya "percaya gua percaya Ron" dengan nada jahil Paul.
Rony pun ingin sekali membekap mulut Paul saat itu juga
"AAA GUA BISA DIMAN GILA SI GA NYANGKA GUA TERNYATA ITU TRIKNYA" ucap Novia kegirangan
Salma pun kembali ke kenyataan, perlahan dia memasuki laboratorium dan dia melihat Novia sudah bisa, Paul sudah bisa sekarang hanya dia yang tidak bisa melakukan hal itu.
"Ron kita keluar sebentar ya nyari jajan laper" ucap Novia
Sebenarnya Novia sengaja ingin memberikan waktu berdua untuk Salma dan Rony. Kode itu pun di iyakan oleh Rahman, Diman dan Paul
"Lah gua ditinggal?" Ucap Rony
"Kalau kita semua keluar yang ajarin salma siapa" ucap Paul sambil melambaikan tangan
Laboratorium pun langsung sepi hanya ada Salma dan Rony beserta mencit mencit.
"Sal yuk belajar pelan pelan" ucap Rony lembut.
Rony sebenarnya adalah pribadi yang lembut dan penyayang, apalagi dengan orang yang dia sayangi terkhususkan Salma, namun gengsinya terlalu tinggi ketika bersama yang lain jadi mereka lebih sering terlihat bertengkar daripada saling menyayangi. Tapi bukannya berantem itu bentuk cinta juga?
Mereka asik berdua, Rony ternyata sangat telaten mengajari Salma ternyata sabarnya Rony seluas samudra namun bisa juga sedangkal kolam renang anak anak tergantung siapa dan kondisi apa yang sedang dia hadapi. Akhirnya Salma mengerti dan bisa melakukan semua yang berhubungan dengan ujiannya besok, Salma pun mengecek jam
" Ya Allah Ron udah jam 18.00" ucap Salma
"Yaudah, mau pulang sal?" Ucap Rony
"Mau nongkrong Ron dah panas kepalaku ini mau nyanyi aku" ucap Salma sambil membersihkan laboratorium
"Gua chat anak anak dulu deh dimana kalau mereka jajannya sampe cafe emng kurang ajar" ucap Rony
"Yaudah Ron, lu chat gua sholat dulu ya" ucap Salma
"Emang anak anak gila" ucap Rony ngedumel.
"Gimana Ron? Yang lain pada dimana?"ucap Salma
" Pada di cafe sal lagi reguleran, hayu kesana tapi janji ga pulang malem ya? Persiapan buat besok?" Ucap Rony
Salma tidak menjawab apapun hanya berjalan langsung ke parkiran, Rony bingung kenapa Salma seperti murung lagi padahal daritadi sudah susah payah ia menghiburnya.
"Sal lu ngadu apa sih sama tuhan lu, kok murung gitu" ucap Rony dalam hati
.
.
.
.
Hayooo gimana 🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
See you in another version
Fanfiction"Secinta cinta aku sama kamu Ron aku ga mungkin ambil kamu dari tuhanmu dan jika pun kamu mau mengikutiku mana mungkin aku mengambilmu dari orang tuamu" "Sal kamu ga percaya ya sama aku?"