Pokoknya gassd. Eda gk akan narik ulur hati para reader-tachi krn eda tau rasanya :v
Rasa klo chapter gk selesai dn masih ngegantung maksudnya wwwwww.......
Oh shit! Gumamnya bergegas menyambar outer dan tancap gassd.
Ceroboh! Kenapa lupa?! Umpat nya dalam hati sepanjang perjalanan
kenapa obat ini sangat penting utk aamon?
........
Mobil hitam itu perlahan memasuki area Menssion keluarga paxley. Cukup besar dengan beberapa kamar untuk ditempati. Tetapi hanya aamon dan para pelayanannya yg ada disini. Keluar paxley lainnya memilih tinggal di tempat lain, jadi tempat ini seperti pengasingan ? Yaa kurang lebih
Mendekap erat obat yg ada ditangannya, ia teringat pesan sang doktor. Pengobatan akan memakan wkt 2 minggu sampai 3 bulan.
Crakkk!!!
Suara familiar ia dengar untuk kedua kalinya hari ini. Suara vas bunga dijatuhkan tepat disaat ia akan memasuki kamar itu. Kali ini tidak hanya vas yg pecah tetapi kaca jendela kamar aamon ikut pecah ditinju, darah mengucur dari tangan kanan cwo berambut silver itu. Melihat itu ia agak sedikit takut mendekat. Ia diberikan hal istimewa selaku asisten dari aamon paxley.
Para pelayan mulai menghambur keluar dari kamar di Menssion sayap kiri itu.
Menguatkan tekat memasuki area berbahaya itu."Sir aamon? " Ucapnya sekilas dan tidak ada respon.
Ia menginstruksikan para pelayan yg sedang ketakutan utk kembali bertugas ke tempat masing-masing. Ia bertingkah seolah kepala Butler disini, ini membuat sang kepala Butler yg sebenarnya mendecihkan lidah.
Pintu tertutup, sosok yg sedang mengamuk itu jatuh terduduk di kursi seolah lelah telah bergelud. Bergelud dengan siapa? Tentu dirinya sendiri.
Perlahan cwo berkacamata ini mendekat, duduk di depan sosok itu dengan tenang. Ia membuka salah satu strip obat yg ia bawa. Menjejalkan ke bibir tipis aamon, sosok di hadapannya tetap tidak berkutik. Ia memberikan air putih tetapi tidak dihiraukan lagi.
"Excuse me, sir " Ucapnya meneguk air yg dipegangnya dan mencium sosok pria di hadapannya ini. Tangannya gemetar hebat memegangi wajah aamon yg seakan tidak menyiratkan ada kehidupan di raga itu.
Air sukses mendorong obat di mulut aamon masuk ke kerongkonganya. Obat antispikotik yg ia bawa mengendalikan dopamin pada aamon sehingga ia bisa kembali tenang.
"Mphhh.. Nggh.. Stop" Desahnya merasakan aamon justru hendak memasukan lidahnya. Kontan ia menarik diri dan menutupi mulutnya.
Berlari sekuat tenaga ke arah kamar mandi pribadi milik aamon, rasa mual merangsek masuk menyebabkan makanan yg sedikit dia santap barusan keluar lagi. Memegangi tangan miliknya bergetar makin hebat, keringat dingin membasahi kening dan punggung kecil miliknya. Bahkan ia tidak sempat membawa obat penenang yg biasa dikonsumsinya saat ia panik seperti saat ini.
Ia mengalami trauma terhadap sesuatu yg menyebabkan dirinya didiagnosis memiliki sakit homophobic. Badannya terduduk lemas dilantai marmer mengingat kejadian 5 bulan lalu yg ia alami. Mendekap lutut dan membenamkan muka miliknya, menahan rasa takut itu lagi lagi dan lagi. Ia mengigit bibirnya menahan rintihan keluar dari kerongkongan. Tangan kirinya gemetar memegangi tengkuk yg terasa nyeri.
Flashback ~
Saat itu hujan datang beberapa hari tanpa henti, longsor terjadi di mana-mana. Hari itu harusnya ia bekerja seperti biasa. Tetapi dikarenakan keluarga paxley sedang berkabung, maka atasannya tidak hadir ke kantor. Jadi ia memutuskan mengantarkan dokumen memorandum yg perlu tanda tangan basah aamon segera ke Menssion keluarga paxley. Tetapi justru nasib sial sedang menantinya.
Nasib apakah itu?
To be continue ~
Lanjuttt yoo next chapter :v
Fyi tanda tangan basah itu berarti bukan yg digital yaw. Harus dari tinta asli pulpen dan digoresin dari pemilik tanda tangan secara langsung ke dokumen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable [END] - {Mlbb Fanfic} ~ Aamonxnatan
FantasiaTakut iya, cinta iya, pengen disayang juga tapi gk mau disentuh ayang. Definisi malu tapi mau. Ngadepin beginian kira-kira apa yg akan dilakukan Aamon? Cerita ttg alpha dn omeganya, pastinya ruwet tapi bakal asik dibaca pas gabut. Mungkin 😗 kembal...