keputusasaan

142 17 0
                                    

Gak basa basi lagi, lanjut ajah biar gk penasaran :v
Emang ada ya yg masih stay sampe chapter ini 🥲 hiks
Bagi yg ada, mari kita skuyy

......

Seketika itu juga perut yg sejak sore kosong tidak bisa memuntahkan apapun selain cairan kuning. Kepalanya sakit, pusing sehingga setiap tetes air seperti jarum yg menusuk kulit putihnya. Tengkuknya terasa paling sakit, bekas gigitan nampak membiru disana.

"Arrghhhh!! Huwaaaa!!!!! " Teriakan putus asa miliknya teredam dengan suara air deras dari shower.

Apakah ia harus kabur? Atau tetap bertahan disini?

Flashback off ~

Sejak kejadian 5 bulan lalu, ia merasakan homophobic mulai hadir di kehidupanya. Perasaan mual dan ingin muntah tiap kali melihat hubungan sesama jenis yg sudah lazim ditemuinya dijalanan kota moniyan selalu datang.

Dalam hati ia mengutuk keberadaan mereka di sisi kota moniyan. Tetapi apabila dia berfikir untuk kembali ke kampung halamannya. Harga dirinya bisa hancur berkeping-keping.

Kembali menenangkan dirinya dan melihat sosok yg tadi bersamanya sudah kembali normal dan membaca beberapa dokumen yg barusan ia bawa masuk.

Ia mulai menjelaskan pada aamon untuk jadwal keesokan harinya. Sosok pria berambut silver ini terlihat sangat gagah diterangi lampu orange samar. Seakan sosok iblis beberapa waktu lalu telah lenyap dimakan waktu.

"Kau boleh pulang" Ucap aamon melirik sosok yg terlihat bergetar tangannya.

Cwo itu mengangguk dan berjalan ke arah pintu. Mencuri lihat ke aamon "thank you" Samar ia melihat gerakan bibir aamon menggucapkan kalimat itu.

.....

2 bulan berlalu dengan kondisi aamon membaik dengan delusi, halusinasi, dan emosi yg memuncak sudah berkurang.

"Kerja bagus" Ucap sang dokter mengecek kondisi pasiennya

"All thanks to him" Ucapnya menengok ke asistennya

"Anda memiliki asisten yg hebat" Ucap sang dokter. Kembali mengambil sampel darah sang pasien.

Memberikan obat ke assisten aamon tanpa menjelaskan ke aamon tentang penyakitnya. Hanya metode penyembuhan yg doktor itu jelaskan ke aamon. Selebihnya sang asisten yg mengetahui.

Itu salah satu syarat yg diajukan oleh sang dokter sebelum menandatangani perjanjian tentang merahasiakan kondisi kliennya. Sebetulnya dia juga sudah disumpah agar menjaga rahasia sakit setiap kliennya saat dia mendeklarasikan diri sebagai dokter.

Tetapi klien kali ini berbeda, memiliki sakit yg serius tetapi dia adalah sosok yg tidak boleh terlihat ada cela sedikitpun. Ia memahami hal tsb.

Selama 2 bulan itu juga aamon dan asistennya datang ke klinik yg lokasinya jauh itu secara berkala. Ada kalanya aamon datang sendiri hanya untuk check up, dikarenakan sang assisten ijin tidak enak badan.

.........

Di bulan terakhir pengobatan, aamon semakin tidak bisa menahan rasa penasarannya. Ia merasakan perkembangan signifikan pada perasaan halusinasi, delusi, rasa tidak bisa membedakan antara kenyataan dan ilusi semakin berkurang. Tetapi ada yg janggal dengan sikap asistennya.

Tetapi sakit apakah yg ia alami sebetulnya? Dan kenapa asistennya semakin menghindar akhir-akhir ini?

To be continue ~

No comment :v
Lanjut ajah, lagi mode serius nich

Untouchable [END] - {Mlbb Fanfic} ~ AamonxnatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang