Empat belas

24 6 0
                                    

"Nah yg ini nih cocok buat lo."

"Menurut gue engga deh soalnya terlalu panjang."

"Gue juga engga karna kan bilangnya hitam putih tapi itu putihnya dikit banget."

"Ya juga sih." Jessica pun kembali menaruh dress yg tadi ia ambil di lemari Zahra.

Yg punya lemari cuma bisa pasrah sama keadaan lemarinya sekarang bukan cuma lemari tapi sekeliling kamarnya.

Jessica pun kembali mencari dress yg cocok untuk Zahra, akhirnya ia menemukan salah satu dress yg menurutnya sangat cocok. "Nah kalo yg ini?." Jessica menunjukkan dress itu pada Manda dan Gendhis.

"Nah yg ini baru pas." Ucap Manda.

"Pas banget malahan gak terlalu panjang dan gak terlalu pendek." Timpal Gendhis.

Jessica pun memberikan dress itu pada Zahra. "Nih lo ganti yg ini."

"Hmm." Zahra pun masuk ke kamar mandi untuk mengganti bajunya.

5menit kemudian Zahra pun keluar dengan pakaian yg berbeda.

[Anggap aja ini dress yg Zahra pake😁]

Ketiga gadis yg sedang duduk di kasur terkagum-kagum melihat penampilan Zahra sekarang. "Lo Zahra?." Celetuk Gendhis.

"Bukan gue roh nya." Sahut Zahra. "Udah tau nanya!."

"Hehehe bercanda ra, habisnya lo cantik banget anjir belum di make-up aja udah secantik ini."

"Mmm makasih."

"Sekarang ganti tugas Manda yg make-up in lo." Ucap Jessica sambil menuntun Zahra ke meja rias.

"Aduh gue diapain lagi sih?." Tanya Zahra.

"Udah lo diem aja biar gue yg make-up in lo." Ucap Manda.

"Gak usah gue bisa sendiri."

"Kali ini gue yg make-up in lo."

Zahra udah gak bisa berkata-kata lagi karna Manda sudah mulai melakukan tugasnya. 'Hadeh dah lah gue pasrah aja.'

Tak butuh waktu lama Manda pun akhirnya menyelesaikan tugasnya. "Selesai." Ia pun kembali merapikan meja rias Zahra. "Eits jangan dibuka dulu mata lo."

"Kenapa?." Tanya Zahra.

"Belum selesai ntar pas udah selesai baru boleh lo buka."

Setelah selesai merapikan meja rias Manda pun menyuruh Gendhis untuk menatap rambut Zahra. "Sekarang tugas gue nata rambut lo." Ucap Gendhis.

"Serius? Woi lah ini tuh cuma acara biasa ngapain harus di make-up in sama di tata tata rambut gue? Ini cuma acara ultah doang." Ucap Zahra.

"Ultahnya emang cuma acara biasa, tapi ra yg bikin acaranya itu." Ucap Jessica.

"Apa?." Tanya Zahra.

"Mantan Ricky itu Darysa." Mendengar nama Darysa, Zahra langsung membuka matanya. "JANGAN DIBUKA MATA LO!."

"Udah terlanjur." Ucap Zahra. "Serius Darysa mantan Ricky? Lo gak lagi bercandakan Jes?."

"Engga ini gue serius."

'Lagi lagi dia.' Zahra pun kembali memutar kursi mengarah ke kaca. "Lanjutin aja dhis."

Gendhis sedikit syok mendengar perkataan Zahra tadi, ia melirik pada Jessica dan Manda terlihat dua bestie nya itu mengangguk, Gendhis pun kembali melanjutkan menata rambut Zahra.

Setelah selesai menata rambut ia memilihkan beberapa aksesoris untuk Zahra. "Selesai."

Zahra pun bangkit dari duduknya. "Thanks guys gue pikir lo pada bakal bikin gue kek tante tante ternyata engga, hehehe." Ucap Zahra sedikit terkekeh.

"Makanya jangan suudzon duluan." Ucap Manda.

Zahra nya malah nyengir.

Drttt drtt

Zahra pun mengambil HP nya yg ia letakan diatas kasurnya. Tenyata ada pesan dari Ricky.

Setelah membalas pesan itu Zahra pun memasukkan benda pipih itu ke dalam tas nya.

"DEK ADA—." Baru saja membuka pintu Sean di buat pangling melihat penampilan adiknya sekarang.

"Ada Ricky kan? Gue udah tau, yaudah gue mau pergi dulu dahhh." Zahra lari keluar kamarnya melewati Sean yg masih mematung di depan pintu.

Jessica tersenyum jahil ini kesempatan untuknya menjahili Sean. "Cicak cicak kak ada cicak di pundak lo." Serunya mengerjai Sean.

"Hah cicak? Mana? Mana?." Sean langsung melirik ke pundaknya namun tidak ada apapun. "JESSICA." Sean ingin mengejar teman adiknya itu namun gadis itu sudah kabur.

"Yg tadi Zahra?." Tanya Sean pada Manda dan Gendhis.

2 gadis yg ia tanyai mengangguk.

✎✎

Sementara itu di dalam mobil Ricky dan Zahra larut dalam kesunyian, tidak ada yg memulai percakapan setelah masuk mobil tadi.

Karna terlalu sunyi Ricky pun akhirnya memutuskan untuk memutar lagu ya kira² biar gak sunyi sunyi amat lah.

'Dari tadi kok gue ngerasa hal yg beda pas didekat Zahra ga kayak biasanya.'

'Masa iya gue lagi ngerasain hal yg sama kayak dulu waktu gue sama Darysa? Ga mungkin, udah lah mikir apa coba.' Batin Ricky sambil melirik Zahra.

'Kok malah jadi canggung gini sih.' Batin Zahra.

Beberapa menit kemudian mereka pun sampai ketempat tujuan. Ricky dan Zahra pun keluar dari mobil sebelum masuk ke dalam Zahra menahan tangan Ricky.

Ricky melirik Zahra seolah-olah bertanya "kenapa".

"Mantan lo beneran Darysa?."

Ricky sedikit terkejut mendengar pertanyaan Zahra bagaimana gadis itu tau siapa mantannya. "Lo tau darimana?."

"Gak penting gue tau dari mana, kenapa lo gak bilang kalo Darysa mantan lo?."

"Karna kita bukan siapa siapa."

"E-eh i-iya juga sih, udah lah lupain pertanyaan tadi." Saat Zahra ingin melangkah masuk Ricky menahan tangannya.

"Lo kenal Darysa?."

"Gak perlu tau karna kita bukan siapa-siapa." Zahra pun menuntun Ricky masuk. "Maaf tapi boleh kali ini aja lo ikutin rencana gue?."

"Oke." Ricky menyahut walaupun ia tidak tau rencana apa yg Zahra maksud.

Saat berada di dalam orang yg menyambut mereka ada Darysa dan kekasihnya.

"Hai Ricky selamat datang." Ucap Darysa menyambut Ricky.

"Hai, thanks buat undangannya." Ucap Ricky dibalas anggukan Darysa.

"Btw lo datang sama siapa?."

"Gue." Sahut Zahra.

"Lo? Hai Zahra." Darysa sedikit terkejut melihat Zahra yg menggenggam erat tangan Ricky.

"Hai." Sahut Zahra.

"Lo dateng sama temen lo bro?." Tanya Aiden kekasih Darysa.

"Sorry dia bukan temen gue—." Ricky menggantung kalimatnya ia melirik Zahra sekilas lalu melanjutkan kalimatnya. "—tapi pacar gue."













—Tbc—

Stay with me || Hyeiki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang