Osaka, Mei 1999.
Ye Mi langsung menuju rumah sakit begitu turun dari pesawat. Dia selesai lebih awal dari rencana karena Bos Besar menyuruhnya untuk tinggal selama dua hari di Xinjiang. Mengurus hal penting dan rahasia. Tetapi, sebelum menerima telepon tersebut, Ye Mi baru saja berpikir kalau memang ada yang aneh. Dia langsung tahu setelah hanya beberapa jam memeriksa situasi di sana kemarin.
Pria itu dipenuhi kemarahan saat itu. Seharusnya dia tidak meninggalkan Bos Besar meski diberi perintah. Dia hampir tidak pernah pergi dari sisinya di setiap pekerjaan. Ketika sekarang dia meninggalkannya, musuh mereka langsung mengambil kesempatan.
Bos dan Nyonya Besar saat itu sedang berada di Osaka untuk mengunjungi putra mereka seperti biasa. Baru dua hari berada di sana. Ye Mi tidak ikut dan mereka berpisah di Xinjiang. Saat dia pergi, entah kenapa tiba-tiba terjadi pertikaian ketika beberapa kelompok mafia berkumpul untuk sebuah pertemuan.
Anak buah yang melapor bilang kalau kelompok mafia Jepang yang ingin menyingkirkan mereka dari sana. Jadi tempat pertemuan itu diserang. Bos dan Nyonya Besar, keduanya tertebak. Selain mereka, beberapa orang dari kelompok lain pun terluka.
Ye Mi dihubungi begitu Bos Besar tertembak dan pria itu langsung berangkat ke Osaka dua jam kemudian untuk penerbangan di saat-saat terakhir. Saat sampai, beberapa anak buahnya sudah menunggu dan mengantarnya cepat menuju ruang inap gawat darurat. Ruangan Bos dan Nyonya Besar berdampingan dan Ye Mi masuk ke ruangan bosnya lebih dulu.
"Mana Tuan Muda?" tanyanya begitu masuk dan melihat kondisi Bos Besar.
"Baru saja pergi melihat Nyonya Besar di sebelah."
Ye Mi duduk di samping Bos Besar yang belum sadar setelah menjalani satu jam operasi. Tembakan mengenai dada, perut, dan paha. Di tempat yang sangat berbahaya. Melihat bosnya berbaring dengan alat bantu pernafasan. Itu adalah pemandangan yang tidak pernah Ye Mi bayangkan akan pernah dia lihat. Bosnya yang sangat kuat, berbaring seperti sedang menunggu kematian. Pria itu bingung sesaat untuk mencari pada siapa dia harus melampiaskan amarah yang begitu besar itu.
Tangan kanannya yang berada di sana menjelaskan semua situasi yang terjadi dengan cepat dan singkat. Sementara Ye Mi mendengarkan dan ketika selesai, pria itu sudah selesai menyusun rencana di kepalanya.
Dia lalu pergi ke ruang rawat di sebelah. Nyonya Besar hanya tertembak di bahu, tidak mengenai dada sehingga wanita itu lebih cepat sadar meski kehilangan cukup banyak darah.
"Micchan!" Wang Yuan langsung berseru dengan wajah lega saat melihat Ye Mi datang.
"Tuan Muda, Anda menangis?" tanyanya dengan senyum kecil. Pemuda itu menggeleng cepat.
Nyonya Wang mencoba untuk duduk begitu Ye Mi datang. Tetapi pria itu menahannya tetap berbaring. Ye Mi berbicara lagi pada Wang Yuan, "Anda harus kuat, Tuan Muda. Saya ada di sini, tidak perlu khawatir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels [COMPLETED]
FanfictionSinopsis Hubungan itu dimulai di hari pertama mereka bertemu di tahun 1996 karena ketertarikan fisik. Tidak ada cinta atau semacamnya. Seperti kebanyakan lelaki yang harus memenuhi kebutuhan sex yang tidak bisa ditahan. Selama dua hari berada di ker...