Aku rasa aku adalah orang yang cukup beruntung. Aku masih mempunyai keluarga yang lengkap, kebutuhanku terpenuhi, dan aku bisa melakukan apapun yang ku mau tanpa larangan. Aku juga mempunyai quirk.
Aku mendapatkan quirk yang sama dengan nenekku, temperature breath. Aku bisa mengeluarkan napas panas atau dingin. Sangat berguna ketika aku merasa kepanasan ataupun kedinginan.
Jika secara sekilas, quirk-ku biasa saja. Kekuatanku tidak lebih seperti Air Conditioner dimana aku bisa membuat suhu udara di sekitarku menjadi panas atau dingin,
-dan hanya akan sebatas itu kalau tidak ku latih.
Saat kecil, aku sering melihat berita-berita tentang pahlawan yang menyelamatkan orang-orang dari penjahat atau dari bencana alam dan kecelakaan. Aku selalu berpikir bahwa mereka hebat dan keren. Aku ingin menjadi pahlawan seperti mereka.
Namun, quirk-ku tidak lah kuat atau menonjol. Aku bahkan tidak yakin bisa melakukan pekerjaan pahlawan dengan quirk-ku.
Tapi aku tidak menyerah. Aku bertekad untuk mengembangkan quirk-ku. Selama kurang lebih setahun melatih quirk, melakukan berbagai percobaan dan mengalami berkali-kali masa sulit, aku percaya diri dengan hasil latihanku.
Sekarang dengan quirk-ku, aku bisa membuat suhu udara yang kuciptakan menjadi turun lebih dingin, lebih dingin dan lebih dingin hingga menjadi es.
Sebaliknya, aku juga bisa membuat suhunya naik menjadi lebih panas, lebih panas, dan lebih panas hingga orang yang terkena udara panasnya menjadi melepuh.
Aku juga bisa membuat kabut ataupun awan yang menurunkan hujan dengan menggabungkan udara panas dan udara dingin.
Aku berhasil melakukan semua itu dengan melalui berbagai percobaan, research dan beberapa rasa sakit. Aku ingat pertama kali aku berhasil membuat napas yang kukeluarkan menjadi es, tenggorokanku terasa seperti dicekik.
Biasanya drawback dari quirk-ku hanyalah sebatas sesak napas. Karena itu ketika tenggorokanku terasa sangat perih setelah berhasil menciptakan es dari napasku, aku panik. Inhaler yang kupunya tidak berdampak apa-apa. Untung saja ada hero yang sedang berpatroli melihatku dan membawaku ke rumah sakit.
Aku kehilangan suaraku untuk beberapa hari. Aku juga kesulitan untuk menelan apapun yang masuk, termasuk sup, bubur atau air.
Hal yang sama terjadi ketika aku membuat napas panas yang lebih dari biasanya. Tenggorokanku terasa seperti menelan bara api. Dokter yang merawatku untuk yang kedua kalinya berkata padaku untuk berhati-hati, takut aku menghancurkan tenggorokanku. Bisa-bisa aku jadi bisu, peringatnya.
Untuk beberapa minggu, aku berhenti berlatih. Aku mencari cara untuk membuat tubuhku terbiasa dengan panas dan dingin. Aku selalu minum dan makan es selama satu hari, dan hari berikutnya aku akan makan dan minum sesuatu yang panas.
Untuk beberapa saat, cara itu berhasil. Aku bisa mengeluarkan napas es dan napas panas lebih besar dari sebelumnya sebelum tenggorokanku terasa sakit.
Tapi aku belum puas dengan hasil tersebut.
Aku kembali mencari cara bagaimana aku bisa melampaui drawback quirk-ku sehingga aku tidak melukai tubuhku. Jawabannya kudapatkan saat aku tidak sengaja melihat video orang membekukan minuman dalam beberapa detik tanpa quirk.
Dari situ, aku jadi memiliki ide. Aku mencaritahu dulu bagaimana hal itu bisa terjadi. Menurut buku kimia yang ku baca, air di botol itu bisa berubah jadi es secara instan karena adanya reaksi nukleasi.
Setelah itu, aku mencoba memasukkan teori reaksi nukleasi itu dalam penggunaan quirk-ku. Aku meniupkan napas di sekitarku. Lalu, aku menjentikkan jari-dengan harapan bisa membuat udara menjadi dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two hearts for Us (BNHA Fanfiction)
FanfictionOrang-orang mengatakan quirknya tidaklah hebat. Cita-citanya menjadi pahlawan tidak akan terwujud. Namun, Murasakibara Rumi tidak mau mendengar perkataan itu dan tetap mendorong diri untuk menggapai cita-citanya. Di dalam perjuangan menggapai cita-c...