06

2 0 0
                                    

Semuanya tidak baik-baik saja. Pertarungan Bakugo dan Midoriya benar-benar mengerikan. Mereka sampai menghancurkan gedung tempat Latihan. Midoriya dan Uraraka menang sebagai pahlawan, namun Midoriya harus dibawa ke uks karena lukanya yang sangat parah.

Yang kalah tidak mendapatkan luka apapun, sedangkan yang menang terbaring tak berdaya.

"MVP untuk Latihan tadi adalah nak Iida!"

Huh? Kok, bisa?

"Itu karena Iida-san mengikuti konteks Latihan. Dia benar-benar menjadi penjahat. Bakugo-san bertindak senaknya karena dendam pribadi yang tidak jelas. Dia sangat ceroboh karena menggunakan serangan besar di dalam ruangan membuat timnya terancam bahaya dan kalah. Midoriya dan Uraraka walaupun menang, mereka ceroboh dengan alasan yang sama," Yaoyorozu menjawab.

Kalau dipikir-pikir, benar juga. Jika dalam kehidupan nyata, hancurnya gedung secara ceroboh bisa menjadi dampak bahaya untuk orang lain disekitarnya. Itu termasuk pelanggaran. Bisa saja pahlawan dituntut karena melukai warga sipil walaupun tidak sengaja.

"Baiklah. Mari kita pindah tempat dan lanjutkan latihannya."

Karena gedung tempat Latihan Midoriya dan Bakugo sudah rata dengan tanah, tidak ada pilihan lain selain pindah tempat Latihan.

Tim selanjutnya adalah Tim B Todoroki dan Shoji sebagai pahlawan melawan Tim I Ojiro dan Murasakibara sebagai penjahat. Aku.

"Aduh..., aku gugup! La-lawan kita Todoroki-kun," lirihku pada Ojiro.

"Te-tenanglah, Murasakibara-san! Kita pasti bisa!"

Aku mengambil napas menenangkan diri. Ojiro benar. Aku tidak sendiri. Kami harus bisa bekerja sama sebagai penjahat untuk mengalahkan pahlawan atau melindungi bom kami.

"Todoroki-kun punya quirk es, kan?"

"Ya. Apa kau punya rencana, Murasakibara-san?"

Aku memantapkan hati berusaha untuk percaya diri. Apa salahnya melakukan taruhan dan mencoba?

.

.

.

"Sekarang, Latihan pertarungan kedua antara tim B melawan tim I dimulai!"

Timer 15 menit dimulai.

Shouji menggunakan quirknya, mengubah tentakelnya menjadi telinga, untuk memeriksa keadaan dalam gedung.

"Mereka ada di lantai 4 ruangan ke 3," lapor Shouji pada Todoroki, "Sepertinya mereka memilih untuk menjaga bom daripada menangkap kita."

"...., keluarlah. Di sini berbahaya." Todoroki berjalan melewati Shouji. Menyentuh dinding gedung.

"Apapun rencana mereka, tidak ada masalah untukku."

Dengan quirknya, Todoroki membekukan seluruh gedung, dari bawah hingga atas. Bahkan orang-orang di ruang nonton juga ikut kedinginan karena quirk Todoroki yang sangat kuat dampaknya.

Untung Shouji sudah keluar lebih dulu. Kalau tidak, dia juga pasti akan ikut membeku dengan gedung itu. Kasihan sekali lawan mereka.

Setelah membekukan satu gedung, Todoroki berjalan dengan santai menuju lantai 4 tempat bom itu berada.

"Tunggu Todoroki! Mereka bergerak!" suara Shouji dari earphone membuat Langkah Todoroki terkejut, bersamaan dengan kabut pekat dan hawa hangat menutupi pandangannya.

Dalam keadaan buta, Todoroki tidak bisa melihat dengan jelas, tapi dia bisa merasa tubuhnya terpukul mundur dengan sangat keras. Dalam keadaan panik, dia membuat dinding es agar tidak ada yang menangkapnya.

Two hearts for Us (BNHA Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang