Masa orientasi sudah selesai. Besoknya, kami mulai belajar seperti biasa.
Pagi hari dimulai dengan Pelajaran umum seperti matematika, Ipa dan lainnya. Walaupun kami ada di jurusan pahlawan, kami tetaplah siswa SMA yang tetap harus belajar pelajaran lainnya.
Setelah istirahat siang, menikmati makan siang buatan pahlawan Lunch Rush, barulah kami belajar dengan Pelajaran yang sesuai dengan jurusan kami.
"SAYA..., MASUK LEWAT PINTU SEPERTI ORANG BIASA!" guru kami yang akan mengajar Pelatihan Dasar Pahlawan mengumumkan ketibaannya.
Siapa sangka, guru kami ternyata adalah pahlawan nomor 1 di Jepang, All Might. Kehadiran beliau membuat tubuhku bergetar takjub.
"Baiklah, anak-anak! Hari ini kita akan latihan bertarung!" seru All Might.
Setelah penjelasan singkat, beliau menyuruh kami untuk mengganti pakaian dengan kostum pahlawan. Aku jadi tidak sabar!
Aku mengeluarkan jumpsuit hitam dan jaket putih-ungu dari koper, memperhatikan motif dan tekstur kainnya. Tanpa sadar senyumku merekah. Menggunakan kostum pahlawanku sendiri.
"Wah, bagus sekali! Kostummu ada jaketnya!" Uraraka berseru mengejutkanku, "Aku juga mau punya jaket kayak gitu. Soalnya kostumku ketat banget."
Aku memperhatikan tubuhnya yang ditutupi kostum model astronot berwarna pink. Dan benar apa yang dia katakan. Kostumnya sangat ketat ditubuhnya.
"Salahku juga, sih, karena tidak lebih spesifik dicatatannya," ringis Uraraka.
"Ah, tidak juga, Uraraka. Kostummu terlihat keren dan imut," pujiku.
"Walaupun ketat, setidaknya kostummu tertutup, kero," Asui Tsuyu, gadis dengan quirk katak, ikut menambahkan. Mata besarnya melirik ke arah perempuan tertinggi di kelas kami, Yaoyorozu Momo.
"Ma-mau bagaimana lagi! Quirkku keluar dari tubuhku!" pekik Momo sedikit malu. Tubuh besar menonjolnya ditutup dengan baju ketat merah seperti baju renang.
Kasihan juga.
Begitu kami berkumpul di tempat Latihan, All Might sudah menunggu kami.
"Kita akan mulai Latihan bertarung," Aizawa mulai menjelaskan, "Di kehidupan nyata, lebih banyak penjahat berbahaya yang beroperasi di dalam gedung bangunan karena arena yang sempit sehingga menyulitkan pahlawan untuk menyelamatkan orang dan menangkap mereka. Karena itu, kita akan melakukan 2 lawan 2, penjahat dan pahlawan di dalam ruangan."
"Tanpa Latihan dasar?"
"Bagaimana menentukan pemenangnya?"
"Kami bisa langsung menghajar mereka?"
"Apa ada hukuman kalau kalah?"
"Bagaimana pembagian kelompoknya?"
"Kostumku keren, kan?"
Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan membuat All Might-sensei kewalahan. All Might akhirnya menggunakan kekuatan terakhirnya untuk menjawab semua pertanyaan mereka. Dengan naskah yang sudah dia siapkan sebelumnya.
Latihan penjahat lawan pahlawan, 2 lawan 2 di dalam gedung. Penjahat bersiap di dalam gedung untuk melindungi bom yang mereka sembunyikan. Pahlawan akan mencari para penjahat atau bom yang disembunyikan. Cukup mudah.
Kelompok ditentukan dengan undian.
Tidak ada hukuman jika kami kalah.
Jubah milik Aoyama Yuga cukup keren dan mencolok.
"Sensei, kenapa pembagian kelompok ditentukan dengan acak?" tanya Iida.
"Ah, biasanya pro-hero akan bekerja sama secara mendadak disituasi genting entah mereka cocok atau tidak. Mungkin karena itu," jawab Midoriya.
"Begitu, ya. Jadi kita harus siap dalam kondisi apapun."
Aku mengangguk paham mendengar penjelasannya. Midoriya benar-benar banyak tahu tentang pahlawan, ya.
Kami mulai mengambil undian. Aku mendapat bola huruf I, satu tim dengan Ojiro Mashiro, laki-laki dengan quirk Ekor.
"Semoga kita bisa menang," ucap Ojiro.
Aku mengangguk semangat.
Latihan dimulai dengan tim A sebagai pahlawan lawan tim D sebagai penjahat. Midoriya dan Uraraka melawan Bakugo dan Iida.
Entah kenapa aku malah merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Aku harap semuanya akan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two hearts for Us (BNHA Fanfiction)
FanfictionOrang-orang mengatakan quirknya tidaklah hebat. Cita-citanya menjadi pahlawan tidak akan terwujud. Namun, Murasakibara Rumi tidak mau mendengar perkataan itu dan tetap mendorong diri untuk menggapai cita-citanya. Di dalam perjuangan menggapai cita-c...