The Kim's-1

1.6K 148 46
                                    

Typo.....
Happy Reading!!
.
.
.
.
.
.

"Sebelas, dua belas, tiga belas, em- apa lagi eonni?"

"Empat belas baby."

"Empat belas, lima belas. Jadi jumlahnya lima belas. Baby benal kan eonni?" Tanya gadis kecil yang baru saja berusia lima tahun itu pada sang kakak tertua yang sejak tadi juga sibuk mengerjakan tugas kuliahnya sambil mengajar sang adik.

Meski sudah lima tahun tapi si gadis kecil belum pandai menyebut huruf R. Terkadang juga ucapannya belum begitu jelas karena bisa dikatakan ia sedikit lambat untuk bisa berbicara saat itu.

"Hmm baby benar, apakah sudah selesai?" Tanyanya tanpa melihat sang adik.

"Sudah eonni, lihatlah, apakah baby benal?" Si gadis kecil kini sudah berdiri menghampiri kakak tertuanya seraya membawa buku tugasnya.

Melihat pekerjaan sang adik si kakak tertua tersenyum lalu mencium pipi tembam itu membuat sang adik mengeluarkan gummy smile nya.

"Bagus, tulisan baby juga mulai rapih. Adik eonni memang pintar." Pujinya membuat senyuman si kecil bertambah lebar, bahkan ia sudah melompat-lompat kesenangan.

"Kami pulang!"

Mendengar teriakan itu si gadis kecil langsung berbalik dan keluar dari ruang santai untuk berlari mengejar kedua kakaknya yang baru saja pulang.

"Eonni! Yay."

Hap!

Tubuh kecil itu langsung di tangkap dengan baik oleh kakak keduanya yang sudah berusia 15 tahun itu. Si kakak ketiga yang tadinya juga berniat menangkap sang adik hanya bisa merengut tak terima karena ia kalah cepat.

"Baby seharusnya berlari pada Chunni, bukan Suzy eonni." Ucap Jisoo si anak ketiga dengan nada manjanya, usianya masih 12 tahun, jadi wajar-wajar saja ia masih bersikap manja.

"Kenapa protes? Kau saja yang kalah cepat." Balas Suzy tak terima, meski di kenal dengan gadis dingin di sekolah, tapi jika di rumah sikap dinginnya akan jarang terlihat, ia akan lebih sering memperlihatkan sisi hangatnya.

"Eonni curang."

"Chunnie jangan ngambek, sini baby peluk juga."

Tanpa menyia-nyiakan kesempatan Jisoo langsung mengambil paksa si adik yang memang sudah merentangkan tangannya. Diambil paksa karena Suzy sempat menahan agar Jennie tetap di gendongannya.

"Jangan serakah eonni, baby juga adikku. Jadi aku juga berhak memeluknya." Ujar Jisoo karena Suzy menatapnya tajam. Meski tubuhnya juga masih terbilang kecil tapi Jisoo tak merasa kesusahan untuk menggendong Jennie.

"Sudah-sudah jangan berdebat lagi. Sebaiknya kita makan siang, kalian mau makan langsung atau ganti baju dulu?" Tanya Kim Ji Won sebagai kakak tertua.

Kini tubuh kecil adik bungsunya sudah ia ambil untuk masuk kegendongannya.

"Makan siang dulu, jika masuk kamar sekarang Jichu malas untuk keluar lagi eonni." Jawab Jisoo.

"Bilang saja kau ingin rebahan kan? Dasar pemalas." Ucap Suzy yang sudah tau kebiasaan adiknya itu.

"Sudah jangan lagi, sekarang kita makan. Eonni tak mau mendengar keributan." Ucap Ji Won melerai kedua adiknya yang memang suka berdebat hal kecil.

"Meleka selalu begitu eonni, baby pusing melihatnya." Saut si kecil sambil meletakkan tangannya di kening seolah ia merasa pusing.

Ji Won mencium gemas pipi tembam sang adik yang selalu bisa mencairkan suasana dan membuat rumah menjadi lebih rame.

Setelah perdebatan kecil itu ke empat saudari Kim itu pun berjalan bersama memasuki ruang makan dan mulai menikmati makan siang mereka tanpa kehadiran kedua orang tua mereka.

Kim SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang