The.Kim's-20

782 95 53
                                    

Typo
Happy Reading!!
.
.
.
.
.

"Appa ini hari sabtu, apa appa tak bisa di rumah saja? Baby masih mau bermanja dengan appa." Rengekan itu kembali membuat Jaewon tak tega untuk pergi apalagi kemarin ia bilang pada putri bungsunya itu jika ia tak akan ada pekerjaan hari ini.

Tapi panggilan darurat dari rumah sakit membuatnya harus pergi untuk menjalankan tugasnya sebagai dokter. Ini memang salah satu resiko yang tak bisa dihindari sebagai seorang dokter, apalagi Jaewon sangat dibutuhkan untuk memimpin operasi yang cukup beresiko menggantikan rekan kerjanya yang tiba-tiba saja mengalami kecelakaan kecil yang membuatnya tak bisa memimpin operasi tersebut.

"Baby maafkan appa ya. Appa tak bisa melalaikan tugas dan perintah. Appa akan usahakan agar cepat selesai dan pulang, appa janji nanti akan membelikan hadiah untuk baby. Baby mau kan?"

Si bungsu cemberut, wajahnya masih pucat dan tentu saja ia masih demam. Mata kucingnya yang sayu tampak berkaca-kaca karena ia benar-benar ingin bersama ayahnya.

"Baby sama eomma dulu ya, appa harus pergi. Kasihan pasien appa jika operasinya harus ditunda terlalu lama." Seoyeon pun juga berusaha membujuk putrinya itu, tapi Jennie hanya diam karena menahan agar air matanya tak terjatuh.

Melihat bibir putrinya gemetar karena menahan tangis, Jaewon langsung saja menggendongnya dan seketika isakan kecil mulai terdengar dari bibir mungil putrinya itu.

"Baby cuma mau appa, tapi baby tak boleh jahat kan? Hiksss..."

"Sssstt baby jangan nangis heum. Baby masih sakit, nanti tambah sakit dan demamnya naik lagi."

Jennie tak membalas lagi ucapan ayahnya, ia hanya menangis memeluk erat leher sang ayah. Jaewon menatap jam di dinding, masih ada waktu sekitar 40 menit lagi operasi akan dilakukan, tapi karena jarak dari rumah mereka ke rumah sakit memakan waktu hampir setengah jam, jadi Jaewon tak bisa menunda keberangkatannya terlalu lama.

"Yeobo." Jaewon memanggil istrinya lalu menghampirinya. "Kita ke rumah sakit sekarang, bawa barang-barang baby yang perlu di bawa. Aku harus melakukan operasinya dan aku juga tak bisa menundanya terlalu lama. Jadi kita ke rumah sakit saja bawa baby, nanti kalian bisa menunggu di ruanganku saja."

"Ya sudah aku akan menyiapkannya dengan cepat. Tunggu lah di bawah dan tenangkan baby, aku tak akan lama."

Jaewon mengangguk lalu pergi keluar kamar untuk menunggu istrinya. Untungnya sejak tadi mereka berada di lantai dua di kamar Jennie, jadi Seoyeon bisa langsung menyiapkan apa saja barang yang perlu ia bawa untuk putrinya itu.

Saat tau dan dijelaskan jika mereka akan ke rumah sakit Jennie mulai menghentikan tangisannya.

"Baby kenapa appa? Apa tambah sakit?" Tanya Suzy panik saat melihat keadaan adiknya yang tampak lebih lesu dari sebelumnya.

"Baby tak apa sayang, adikmu hanya tak mau appa pergi. Dari pada tambah sakit karena terus menangis jadi appa ajak saja eomma dan adikmu ke rumah sakit."

"Hah baby kenapa tak menunggu di rumah saja? Eonni bisa menjaga baby sampai appa pulang." Suzy mengintip sang adik yang menyembunyikan wajahnya di belakang karena ia masih memeluk leher sang ayah.

"Baby mau bermanja sama appa ya?" Tanya Suzy lagi yang hanya di balas anggukan kepala oleh sang adik.

Suzy tersenyum lalu mencium cukup lama pipi chubby adiknya. "Ya sudah tak apa, tapi jangan nangis lagi ya nanti selama appa melakukan operasi. Kasihan eomma jika baby terus menangis, eonni tak bisa ikut karena eonni akan pergi bertemu teman."

Kim SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang