" namaku shani, shani Indria natio mulai dari kecil aku selalu mendapat kasih sayang dari kedua orang , setelah lulus sekolah aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di universitas ternama di Jakarta, kurang lebih dua tahun aku sudah menyelesaikan kuliahku , karena bakat dan kemampuan ku aku langsung di unjuk menjadi dosen di kampus ku sendiri, dua tahun bukanlah hal yang lama untuk seorang mahasiswi menyelesaikan kuliahnya, mulai dari kecil sampai sekarang aku belum pernah tertarik dengan yang namanya cinta, tapi setelah jadi dosen aku tertarik pada murid ku sendiri Arkansas ravaldo bumi aksara, nama yang indah sama seperti kepribadian dia di juluki sebagai murid terpintar di kampus itu, lelaki tampan yang taat agama dan tutur kata yang lembut, ketua geng motor di kota ini, tapi geng yang ia ketuai tidak pernah membuat onar di jalan, geng motor yang memiliki anggota berkepribadian baik, bahkan aku selalu memuji sircel itu, sebenarnya aku masih bingung kenapa dia hanya pintar di pelajaran lain tidak dengan pelajaran ku, aku dan dia sudah di jodohkan oleh kedua orang tua ku tapi ia memutuskan untuk ikut academic militer sebenarnya aku ingin sekali melarang nya, tapi itu sudah menjadi cita-cita nya mulai dari kecil.
POV end
POV Aldo.
" pulang lah kakek akan mencoba mencari cara agar bisa mengajak papah mu bertemu empat mata, kamu juga punya hak atas kebahagiaan kamu" suruh nya.
" aldo pamit pulang ya ke? Kakek jangan terlalu memaksakan kehendak papah, Aldo gak papa kok " jelas ku meyakinkan nya.
" ingat jaga wanita cantik ini, kamu tidak akan pernah mendapatkan wanita secantik dan sebaik ini " ucap kakek ku, sebenarnya aku bingung kenapa dia bisa tau kalau bu shani orang baik, padahal sedari tadi bu shani tidak pernah mengeluarkan sepatah kata pun.
" Kakek tenang aja, aldo pasti jaga bu shani semampu aldo " meyakinkan nya.
" kamu harapan kakek? Kakek tau sekarang kamu lah sumber kebahagiaan aldo, kakek titip aldo ya " ucap kakek ku sambil memegang pundak bu shani.
" Insyaallah ke, shani akan menyembuhkan luka yang aldo rasakan, perlahan aldo pasti akan sembuh seperti sepuluh tahun lalu " jelas nya, aku kaget dengan pernyataan nya.
" aldo emang sering ngeluh, tapi kakek tau, untuk melewati masa-masa itu bukanlah hal yang mudah, aldo sudah menderita sepuluh tahun lamanya, jadi kakek percaya aldo gak akan berbuat yang aneh aneh, aldo juga bisa mengontrol emosi nya, kalau dia tidak bisa mengontrol emosi nya mungkin Jinan sudah lama habis di tangan putra semata wayangnya ini, jadi ingat aldo kakek akan mendukung apapun keputusan mu, dan kakek akan berusaha meyakinkan papah mu" ucap kakek ku.
"Sebelum pulang aku mengajak nya ke suatu tempat ya mungkin gak penting penting amat, tapi menurut ku tempat itu sangat berarti di hidup ku.
" do kalau om ji setuju kamu jadi TNI, kamu akan membatalkan perjodohan ini" tanya nya sebenarnya aku juga bingung mau jawab apa.
Aku menarik napas ku perlahan mencoba untuk tenang " kalau ibu emang jodoh aldo, aldo yakin ibu pasti setuju dengan jalan yang aldo pilih, tapi ibu tenang aja aldo gak akan maksa ibu untuk menunggu aldo" jawab ku.
" bagaimana kalau saya mengatakan Saya mau menunggu kepulangan mu?" Tanya nya tiba-tiba, hal itu bisa membuat ku sedikit senang.
" itu hak ibu, kalau aldo hanya bisa berharap kalau di masa depan nanti ibulah, ibu dari anak-anak aldo kelak " ucap ku sambil tersenyum padanya.
" do kamu yakin akan setia, aku takut setelah penantian lama akhirnya kamu menikah dengan orang lain yang lebih baik dari aku " ucap nya, aku dapat melihat air mata telah membasahi pipinya.