Ai mengomel dalam hati kenapa ruang rapat Bos Besar harus berada di lantai paling tinggi gedung perusahaan itu ditambah lagi Hendrik ngirim penjelasan ruangannya nggak jelas. Alhasil Ai tersesat di sepanjang lantai teratas itu. Ternyata ruang rapat itu berada di lorong sayap kanan dan masuk lagi ke dalam lorong lain barulah Ai menemukan pintu ganda yang atasnya tertulis Ruang Rapat VIP. Buset! Ruang Rapat aja ada kalangan VIP dan biasa.
Ai ngos-ngosan dan membuka pintu rapat itu. Memunculkan kepalanya sambil berkata cepat. "Maaf saya terlambat."Hening. Ai nggak suka suasana kayak begitu. Dia mengedarkan pandang matanya dan bertemu pandang dengan sepasang mata tajam yang menatapnya tanpa berkedip dengan khas mata ikan beku. Gui Adelio Ong tengah menatap Ai tanpa berkedip. Selang sedetik yang seperti membawa Ai ke tiang gantungan, pandangan sang bos beralih ke tempat lain.
Suara Pak Gen menyelamatkan Ai dari situasi merinding itu. "Ai duduk disini."
Gen melambai Ai yang jelas seperti batu arca candi yang ada di Bali. Senggaknya dia berusaha menyelamatkan anak buahnya di detik-detik terakhir meski nanti abis rapat dia akan mengomeli Ai.
Ai menutup pintu dengan pelan dan nyaris melompat saat mendengar suara dingin itu.
"Pintunya otomatis ketutup sendiri."
Ai melepas gagang pintu dan berdiri kaku. Leher-leher tim design tegak semua. Kerja disini nyawaku kayaknya seperti nyawa kucing! Punya 9 nyawa. Aaargh!!! Ai mendongkol dalam hati.
Tangan Gui bergerak malas. "Duduk sana. Bosmu udah manggil. Saya ada rapat lainnya abis ini." Gui memandang dokumen tim design.
Ai berlari ke kursinya yang berdekatan dengan Hendrik. Bernapas lega setelah mendapatkan tatapan maut dari Pak Gen.
Gui menatap seluruh tim dan melipat tangan di depan mukanya. "Nah, silakan dimulai presentasinya."
****
Presentasi yang ditampilkan tim design hampir nggak pernah mengecewakan Gui. Gimana anehnya Gen dalam penampilan, Gui tahu Gen sangat brilian untuk masalah perhitungan dan design. Namun kali ini Gui merasa tertarik akan salah satu design furnitur sofa yang Gui tahu itu bukanlah cara tim design selama ini menggambar. Gen dan timnya selama ini terkenal dengan design mereka yang kokoh dan lebih pada bentuk simpel tapi fungsional. Baru kali ini Gui melihat sekelebat furniture berbau cewek yang bukan khas Gen dan timnya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Bali
RomanceSkandal pertama dimulai!! Gui Adelio Ong, cowok berdarah Tionghoa, bos besar dari perusahaan asing furniture. Keturunan marga Ong yang berpengaruh di Beijing, Ong Grup Company yang tercatat sebagai 5 besar perusahaan berpengaruh di Asia Pasifik. A...