3

1.5K 145 6
                                    

Hari sudah semakin sore setelah selesai dengan sarapannya Jisung hanya berdiam diri di kamar yang ia sudah ketahui adalah milik Renjun dengan si pemilik yang entah pergi kemana, Jisung sangat bosan dia terus meminta untuk diantar pulang namun sudah terlanjur muak dan jenuh pada mereka yang dia mintai.

Jika saja kakinya sedang tidak terluka saat ini dapat dipastikan bahwa dia akan langsung kabur dari tempat ini dengan memanjat pagar atau mencari jalan keluar yang lain.

Namun luka pada kaki yang dia dapatkan karna sempat terjatuh dari kejaran tiga preman gila semalam membuatnya mengurungkan niatnya.

"GUEEE BOSEN *NJIRRR, PULANGINN GUEEEE"teriak Jisung pada siapapun yang bisa mendengarnya dari luar.

Ceklek

Pintu kamar terbuka dengan Haechan yang menjadi pelakunya lalu berjalan kearah Jisung.

"Adek Abang bosen ya? Yok ikut Abang ke taman, ada yang mau Abang kenalin"ucap Haechan jenaka pada Jisung berniat mencairkan kebosanan adek barunya ini.

"Gue bukan adek lo atau siapapun, nggak usah sok akrab, dan lagi, gue nggak butuh ketaman yang gue butuh cuma pulang"jawab Jisung ketus mengalihkan pandangannya dari Haechan.

Namun tanpa disangka badannya tiba-tiba diangkat ke dalam gendongan oleh Haechan.

Jisung yang kaget langsung mengalungkan tangannya memeluk leher Haechan takut terjatuh.

"Mulai sekarang dan seterusnya, kamu adalah milik kami, jangan pernah berharap untuk bisa lepas dari kami berenam, jika tidak ingin bertemu dengan hukuman mu,karna sejauh apapun kamu melarikan diri, kami akan dengan mudah menemukanmu dimana pun Baby"ucap Haechan dengan nada bicara yang sangat berbeda dengan yang tadi.

Jisung cukup meremang dengan perkataan Haechan barusan dan tanpa sadar mengeratkan pelukannya pada leher yang lebih tua, menyembunyikan wajah nya diceruk leher Haechan.

Haechan pun pergi keluar kamar menuju halaman taman milik nya.

Jika ditanya apakah dia takut? Jelas Jisung saat ini tengah takut pada Haechan. Dia sangat berharap agar Renjun cepat datang.
Bukan tanpa alasan Jisung berharap seperti itu karna bagi Jisung lebih baik ia bersama Renjun daripada bersama Haechan pemuda jenaka namun mengerikan.

Sesampainya di taman milik nya Haechan pun menurunkan Jisung mendudukkannya di kursi taman yang mengarah pada kandang buatan yang berisikan beberapa ekor kelinci lucu yang sedang berlarian kesana kemari, ada juga didalam kandang itu sebuah kandang kecil yang didalamnya berisikan 2 ekor hamster.

Jisung sangat senang melihat dua hewan berbulu tipis itu.

Dengan mata berbinar Jisung menatap gemas pada hewan-hewan itu dengan senyum gummy yang mengembang menghiasi wajah manisnya.

"Adek mau masuk kedalam?"tanya Haechan.

Jisung pun mengangguk mengiyakan dan kembali di gendong oleh Haechan memasuki kandang itu.

Haechan berjalan kearah tempat makanan kelinci kelinci itu biasa ia simpan, mengambil dan memberikan pada Jisung yang duduk tenang menunggunya.

"Nah sekarang coba beri makan kelincinya"

Jisung mengarahkan wortel yang diterimanya ke depan, setelahnya beberapa kelinci terlihat menghampirinya.

Jisung tersenyum takjub dengan dua kelinci yang sedang memakan wortelnya dengan sangat cepat.

Jisung juga mengusap-usap kelinci yang ada di pangkuannya.

Berbeda dengan Jisung yang asik bermain-main, disisinya terlihat Haechan yang terus mengamati Jisung dari samping. Rasa sangat berbeda saat melihat Jisung yang ketus dan mungkin sangat keras kepala didepannya sekarang adalah Jisung yang manis dan penuh senyum.

"Adek senang?"tanya Haechan sambil mengusap kepala belakang Jisung pelan.

Jisung hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

Bukan tanpa alasan Jisung sangat menyukai kelinci dan hamster.
Dua binatang itu mengingatkan nya pada mendiang sang ayah yang sudah pergi dan menjadi bintang diatas sana.

"Ternyata disini rupanya, Abang mencari mu dari tadi"ucap Renjun yang tiba-tiba datang dengan nafas sedikit memburu.

"Waktunya makan malam, ayy"

"Guu maksudnya a aku masih mau disini"

Ucapan Renjun terpotong dengan Jisung yang berkata masih ingin berada di dalam kandang kelinci.

"Makan dulu cill, nanti setelah makan Abang Haechan akan membawa mu kesini lagi okee"ucap Haechan membujuk Jisung.

"Tidak mauu, aku masih ingin disini, kalian pergi saja jika ingin pergi"ucap Jisung.

Renjun dan Haechan hanya mampu menghela napas panjang ternyata adek baru mereka ini sangat keras kepala.

Dengan sedikit paksaan Haechan menggendong nya dengan Jisung yang terus memberontak minta diturunkan.

"Turuninnnn gueee, tulii luu yaa,, *njirrrrr turuninnnn gueee"protes Jisung sambil memukuli punggung belakang Haechan cukup brutal.

Sesampainya diruang tempat biasa mereka berkumpul sudah ada Mark Jeno Jaemin dan juga Chenle.

"Turuninnn guee sialaann"

Haechan pun menurunkan Jisung pelan di atas sofa yang langsung berhadapan dengan Mark yang sedang menatapnya.

"Jangan gunakan bahasa gaul mu itu lagi Park Jisung"ucap Mark mengingatkan.

"Suka suka gue dong lo siapa ngatur-ngatur gue"ucap Jisung bangkit berdiri hendak kembali ke kamar Renjun walau terasa masih sangat perih Jisung berusaha menahannya karna dia sudah muak diatur-atur.

Namun hanya beberapa langkah saja tangannya kembali dicekal oleh seseorang yang menggenggam tangannya erat lalu menariknya sampai duduk di pangkuan orang itu. Yang ternyata adalah Jaemin.

"Turuti saja atau hukuman?"bisik Jaemin ke telinga Jisung yang berada dipangkuannya.

Jisung meremas ujung bajunya menahan amarah yang bisa saja ia luapkan sekarang. Namun melihat situasi nya saat ini itu sangat mustahil untuk dia lakukan.

"Mau Bang Renjun"

Dengan suara lirihnya Jisung memberanikan diri membuka suara.

Renjun yang mendengar namanya disebut lalu beranjak ke arah Jisung mengambil nya ke dalam gendongan.

"Makan di kamar saja ya Bang"ucap Jisung dengan suara meredam karna ia menyembunyikan wajah nya diceruk leher Renjun.

Melihat yang lain sudah akan protes Renjun memperingatkan mereka dengan tatapan tajamnya, ini bahkan masih masa pendekatan mereka tapi malah memberi kesan menakutkan pada Jisung.

"Chenle tolong bawakan makan dan minum ke kamarku"ucap Renjun lalu melangkah pergi.

See youuuuuu......💚💚💚

ParkJisung2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang