9

1.5K 133 6
                                    


Sinar dari matahari pagi ini telah menyinari bumi dengan sangat cerah lalu masuk kedalam sebuah ruangan di sebuah rumah sakit melalui celah-celah jendela yang sedikit terbuka karna hembusan angin.

Disana, tepatnya diatas ranjang berwarna serba putih dengan ukuran lumayan besar karna mampu menampung kurang lebih tiga orang untuk berbaring di atasnya sekarang ini di isi oleh pria manis yang masih setia menutup mata mengarungi indahnya lautan mimpi dengan perban yang membalut kepalanya.

"Gimana kondisi Jisung, Jaem?"tanya Mark yang baru saja datang dengan sekantong paper bag yang ada ditangannya.

Jaemin yang sedari malam menemani Jisung untuk menunggunya sadar tampak sedang terbangun dari tidurnya disamping Jisung.

"Dari semalam belom bangun Bang tapi kata dokter lukanya nggak terlalu dalem jadi tenang aja, gue ke kamar mandi dulu Bang"ucap Jaemin lalu menuruni ranjang Jisung menuju kamar mandi bersama paper bag yang dibawakan Mark yang ternyata berisi baju ganti milik Jaemin.

Mark menghembuskan nafas panjang lalu melangkah lebih dekat pada ranjang Jisung mengusap lembut kening adek barunya itu.

"Maafin Abang nggak bisa jagain kamu dek"

CUP

Mark mencium kening Jisung lama.

Bagaimana bisa adek baru nya ini terluka karna orang-orang tidak berguna seperti semalam.

Mark sangat marah saat pagi tadi mendapati Jeno yang kembali ke markas tanpa adanya Jaemin ataupun Jisung namun dirinya malah membawa kabar yang membuat Renjun langsung melayangkan pukulannya pada Jeno.

Kemana Haechan dan Chenle pagi tadi jawabannya adalah masih di pulau kapuk.

"Eughh"lenguh Jisung lalu membuka mata.

.

.

BUGHH

Renjun memukul rahang Jeno kuat lalu mencengkram erat kerah baju Jeno.

"Kenapa baru sekarang lo ngomong sama kitaa,, kenapa nggak dari semalammm hahhh" ucap Renjun mencoba mengatur amarahnya pada sahabatnya ini.

"Sorry"jawab singkat Jeno.

Renjun melepaskan cengkraman nya lalu pergi begitu saja.

"Dimana Jisung sekarang Jen?" tanya Mark mencoba untuk tenang.

"Dirumah sakit ayah Na, gue mau ambil baju ganti buat Jaemin dulu Bang"ucap Jeno hendak melangkah ke kamar Jaemin.

Mereka memang masih memiliki rumah dengan orang tua masing-masing namun setelah masuk SMA mereka ber enam memutuskan untuk memiliki markas sebagai rumah kedua mereka.

"Nggak perlu biar gue aja yang bawain kesana lo istirahat aja dulu"ucap Mark menepuk pundak Jeno.

"Tapii.."ucapan Jeno terhenti karna tatapan tajam Mark yang tak terbantah.

.

.

Hari sudah semakin siang waktu untuk Jisung makan siang sudah terlewat sekitar 1 jam yang lalu dan disinilah mereka sekarang, diruang rawat VVIP milik Jisung di rumah sakit keluarga Jaemin.

"Dekk ayo dong makan biar bisa minum obat nya ya"bujuk Renjun tanpa henti.

"Ogah Bang rasanya tu pahit banget tau"ucap Jisung sambil menutup mulutnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Jika sedang sakit seperti ini sifat keras kepala dan membangkang Jisung akan seketika menguap digantikan dengan Jisung yang manja dan sensitif.

"Ya iyalah cill obat mah semua pahitt, mana ada coba obat enak, makanya bocil Abang harus cepet sembuh biar nggak minum obat jelek itu, ya kan"ucap Haechan di sisi lain disamping ranjang Jisung.

"Tapi pahit Abang Jisung nggak suka"ucap Jisung merajuk.

"Abang bakalan kasih kamu apa aja asal, kamu minum obat nya dulu gimana?"tanya Chenle mencoba merayu Jisung dengan kekayaannya.

"BENERANN BANGG, Lo aa maksudku Abang nggak bohong kan?"ucap Jisung senang.

Chenle tersenyum dan menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Okeee Bang Renjun suapin Jisung yaa"pinta Jisung pada Renjun yang setia berada disamping ranjang nya.

"Yeeee dasarr bocill ada mau nya aja baru nurut"ujar Haechan sambil mencubit pipi mochi Jisung.

"Abwanggg swakittt"ucap Jisung menatap Renjun.

"Chan lepas dulu Jisung lagi makan lo nggak liat?"ucap Mark mengingatkan.

"Salahin nih si bocil sapa suruh punya pipi kayak mochi"ucap Haechan sambil melepas cubitannya.

Plak/ bunyi Jisung memukul lengan Haechan

"Suka suka Jisung dong, udah sana Abang Haechan pergi, nohh duduk sana aja"usir Jisung sambil mendorong Haechan untuk pergi karna terus menggodanya.

"Iyaa iyaa Abang pergi"

Cup

Haechan lari pergi menuju sofa setelah mencuri satu kecupan pada pipi Jisung.

"ABANGGGGGGGG SAPA SURUHH CIUM CIUMM"protes Jisung dengan muka semerah tomat.

"Sstttt udah ya jangan teriak teriak, sekarang makan dulu"ucap Renjun menyodorkan makanan kepada Jisung.

Renjun menyuapi Jisung dengan tenang namun pandangan Jisung beralih mencoba mengitari setiap sudut ruangan miliknya.

"Bang Renjun, Bang Jeno kemana?"tanya Jisung setelah beberapa kali mencoba menghitung jumlah Abang barunya yang ternyata memang kurang satu yaitu Jeno.

Mereka yang berada di ruangan itu hanya tertunduk mencoba mengalihkan tatapan mereka pada Jisung yang menunggu jawaban.

Kenapa?
Apa pertanyaan Jisung salah?

Seee youuuuu.........

ParkJisung2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang