8

1.6K 151 15
                                    


Kesunyian serta ketenangan malam bersama hembusan angin yang tenang membuat Jisung seakan kembali mengingat kenangan indah bersama ayah dan bunda nya.

Memori saat untuk pertama kalinya Jisung kecil mampu berjalan sendiri dengan kaki mungil menghampiri sosok sang ayah yang menunggu di depannya dengan sang bunda yang menjaga putra kecil nya dari belakang.

Mengingat tawa bangga dari sang ayah dan bunda yang melihat putra nya bertumbuh dengan hebat membuat Jisung tidak mampu menahan bulir airmatanya.

"Ayah Bunda Jisung kangen, kenapa ayah sama bunda harus tinggalin Jisung sih hiks hiks"tangis Jisung seorang diri di taman itu.

Jisung memutuskan untuk membaringkan tubuh nya sambil menatap langit malam yang bertabur banyak bintang.

"Kenapa ayah sama bunda jahat sama Jisung hiks hiks, Jisung nggak mau hidup sama mereka, mereka jahat ayah sama bunda hiks hiks"lanjutnya

Dulu jika Jisung sedang gelisah sang ayah akan memberinya pelukan hangat ditambah dengan coklat hangat buatan sang bunda. Membawa Jisung untuk menghabiskan malam bersama mereka hingga esok.

Namun setelah sang bunda pergi ayah nya seakan lupa pada Jisung karna pengaruh sang ibu tiri itu.

Sang ibu tiri Jisung selalu saja mengarang cerita bahwa semua kesalahan atau kenakalan yang anaknya perbuat adalah perbuatan Jisung.

Hal itu terus saja dilakukan sampai membuat ayah percaya pada ibu tirinya dan berfikir Jisung sudah terlalu nakal.

"Jelek banget sihh lo nangis sungg, lemah tau nggak"ucap Jisung pada dirinya sendiri sambil menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

"Halo manisss"

"Sendirian aja nihhh"

Jisung terkejut dengan kedatangan dua orang laki-laki yang sudah lumayan tua satu berbadan gempal dan yang satu berbadan lebih krempeng dengan masing-masing menggenggam botol kaca bewarna hijau tua serta bau alkohol yang sangat menyengat.

Jisung tidak bodoh untuk sekedar mengerti bahwa mereka tengah mabuk berat.

Jisung langsung berdiri sedikit menjauh dari mereka yang berusaha mendekati Jisung.

"Mau apa kalian hahh bajingan"ucap Jisung.

"Tidak hik perlu takutt hik manisss sini biar aku puaskan kau dengan milikku HAHAHAHAHA"ucap salah tau dari dua orang itu yang di sambut tawa oleh temannya.

"Benaarr maniss kau akan merasakan bagaimana terbang ke atas langit wiiiiiiii"ucap orang itu sambil meragakan kepakan sayap burung.

"Pergi dari sini atau kalian akan ku hajar sekarang juga"ancam Jisung  dengan tubuh yang sebenarnya sudah bergetar karna panik attack yang ia miliki kambuh.

"HAHAHAHAHA"tawa dua orang itu bersamaan.

"Bocah sepertimu mana bisa menghajar kami hahahhaa sudah lebih baik kau ikut kamu sekarang"ucap orang itu sambil melangkah mendekati Jisung.

Dengan cepat Jisung menendang aset masa depan berharga orang jahat itu hingga tersungkur ke tanah lalu lari menjauh meninggalkan dua orang jahat itu namun sayang nya salah satu dari orang jahat itu melempar botol alkohol yang digenggamnya dan....

Pyarrrr

Botol itu mengenai tepat di kepala belakang Jisung hingga terasa sangat perih.

"Bodoh cepet bangunnn kejarr dia"ucap orang jahat yang berbadan sedikit krempeng tadi  sambil berusaha membangunkan si gempal korban tendangan kaki Jisung.

"Aa aaa ayooo"

Mereka pun bersama berlari ke arah Jisung lari tadi.

Sedangkan Jisung terus berlari sambil menahan rasa pusing dan perih pada kepalanya.

Penasaran dengan rasa perih di belakang kepalanya Jisung mencoba memegang bagian belakang kepalanya yang terasa sangat perih itu.

"Aww ahh shhhh" lirih Jisung lalu menarik tangannya dan betapa terkejutnya Jisung saat melihat darah pada telapak tangannya.

"Woiii bocahh jangan larii loo" teriak orang jahat tadi berhasil menemukan Jisung.

"Sialaaannnn gue haruss gimanaa"ucap Jisung mencoba menemukan tempat untuknya bersembunyi.

Jisung kembali mencoba untuk melangkah lagi namun naas kedua tangannya sekarang sudah di pegang erat orang jahat berbadan krempeng dengan teman satunya lagi yang melayangkan pandangan lapar kearah Jisung.

"Ketangkeppp juga looo bocah tengikkk sekarang waktunya lo buat ngepuasin kita berduaa"

"HAHAHAHAHA"tawa dua orang jahat itu bersama.

"NGGAKKKK BAJINGGANNN LEPASINNNN GUEEE ANJINGGGG"

"Stttttttt maniss tenang lah kau akan merasakan nikmatnya nantiiii"

Apa iniiii?
Apa ini akhir hidupku?
Apa aku akan segera bertemu ayah dan bunda?

Lagi dan lagi jisung tidak mampu menahan air matanya sekarang.

Rasa pusing, perih dan panik attack yang menyerangnya sungguh sangat menyiksanya.

Tubuh yang letih karna terlalu banyak berlari membuat tenaganya banyak terkuras.

Jisung sudah siap jika ini adalah akhir dari hidupnya, sangat konyol jika di fikir yaitu mati di tangan orang-orang gila dan cabul seperti mereka ini.

Dengan sisa kesadaran dan tenaga yang ia miliki dapat Jisung rasakan orang yang di depannya ini mencengkeram erat rahang bawah nya berusaha untuk mencium bibir Jisung namun Jisung terus menghindar sampai orang itu menampar keras pipi Jisung hingga membekas.

"Dasarr jalangg berani beraninya kau menolak kuu, rasakan ini" ucap si gempal itu sambil mengangkat tangannya yang masih menggenggam botol alkohol itu ke atas.

Jisung yang mengerti dengan akhir apa yang akan terjadi bila botol kaca alkohol itu akan kembali mengenai kepalanya seketika menutup matanya erat.

"Jangan pernah sentuh dia dengan tangan kotor mu bajingan"ucap suara lain yang cukup familiar bagi Jisung.

BUGHH

BUGHH

BUGHH

BUGHH

BUGHH

"AKHHH/SIALANNN"

Mendengar bunyi pukulan keras itu Jisung sedikit heran karna tidak merasakan apapun lalu tiba-tiba tangan pria jahat krempeng yang dari tadi menahan tangannya terlepas dan membuat tubuh Jisung limbung namun sebelum menyentuh tanah tubuh Jisung direngkuh erat oleh seseorang yang tidak tau siapa karna pandangannya yang mulai memudar.

"Si si-apahh?"ucap Jisung sebelum kesadaran direnggut oleh kegelapan.

Seseorang yang merengkuh tubuh Jisung mencoba menundukkan kepalanya untuk melihat wajah Jisung namun betapa terkejutnya dia saat menyadari bahwa tudung hoodie milik Jisung berlumuran banyak darah dipegangnya kepala belakang Jisung untuk memastikan bahwa dugaannya salah.

"BAJINGGANNN"teriaknya marah saat mendapati darah Jisung ditelapak tangannya.

"JAEMINNNN KITA HARUSS KERUMAH SAKITT SAKARANGG"

Seeee youuuu.........

Makasih yaa udah mau baca cerita iniii🤗🤗

ParkJisung2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang