Tidak jauh berbeda dengan Renjun yang dengan setengah mati menahan amarahnya sedari tadi, Jaemin melajukan mobilnya seperti seseorang yang kesetanan. Melampiaskan segalanya pada mobil yang sekarang ia kemudikan dengan Renjun yang duduk disamping nya dan Jisung berada di pangkuan Renjun.
Dia kesal, marah, dan merasa dipermainkan oleh seseorang yang belom lama ini membuat rasa rindunya sedikit terobati karna hadirnya dalam hidup Jaemin.
"Jaemin sedikit pelan kan mobilnya, lo bikin Jisung takut"ucap Renjun yang merasakan tubuh Jisung gemetar ketakutan tidak lupa tangan Jisung yang menggenggam baju Renjun sangat erat.
Renjun maupun Jaemin tidak bisa melihat wajah Jisung yang sudah banjir airmata karna Jisung menghadap ke arah pintu di sebelah kiri Renjun.
"Itu hukuman kecil untuk mu baby"ucap Jaemin tanpa mengalihkan perhatian dari jalanan didepannya.
Jaemin terus melaju tanpa memedulikan perkataan Renjun, dia melirik kaca spion diatasnya terlihat Jeno dan Chenle mengikuti mereka dibelakang dengan motor mereka masing-masing.
Dalam fikiran nya saat ini hanyalah hukuman apa yang akan mereka berikan pada Jisung untuk pertama kalinya.
Mobil Jaemin memasuki pekarangan rumah yang menjadi tujuan nya.
Menghela napas untuk mencoba meredakan sedikit emosinya agar tidak kelepasan. Ia masih tau bahwa Jisung akan semakin takut padanya nanti, belom lagi para sahabatnya yang pasti juga sedang diselimuti emosi.
"Ayo turun"ajak Jaemin pada Renjun lalu membuka pintu mobil menunggu Renjun bersama Jeno dan Chenle yang sudah ada di sampingnya setelah memarkir motor mereka, menatap tajam ke arah Jisung yang berada dalam gendongan koala Renjun.
Setelah keluar dari mobil Renjun melangkah mendahului mereka menuju pintu utama.
Dapat di lihatnya disana sudah ada Mark dan Haechan yang menunggu mereka sedang duduk di atas single sofa masing-masing dengan tangan terlipat dan pandangan tidak bersahabat.
"Turunkan Jisung"ucap Mark sambil berdiri menghampiri Jisung bersama Haechan.
Renjun lalu menurunkan Jisung diatas single sofa dan mereka yang berdiri mengelilingi nya.
"Kau sudah mulai membohongi kami baby"ucap Mark mendekati Jisung merendahkan badannya mengusap pipi Jisung pela.
"Kau bahkan melanggar perjanjian kita kemarin Baby"
"Kau ingatkan?"
Jisung hanya mampu mengangguk sebagai jawaban.
Ingin rasanya dia menghilang sekarang ini, keluar dari situasi yang membuat nya tertekan akan sesuatu yang sebenarnya bukan masalah penting.
"JAWABB DENGAN MULUTMU JISUNGG"
Jisung cukup tersentak dengan bentakan yang ia terima barusan. Bukan Jeno atau Jaemin yang notabennya memiliki emosi paling tidak setabil yang membentaknya tapi Haechan.
Dengan air mata yang sudah tidak dapat Jisung tahan lagi dan entah keberanian tinggi dari mana Jisung berdiri menatap Mark dan Haechan yang berada didepannya.
"Kenapa? Dari awal gue bahkan nggak pernah mau jadi bagian dari kalian, kalian sendiri lah yang tiba-tiba minta gue jadi adek kalian tanpa persetujuan gue sama sekali, kalian bukan siapa-siapa jadi jangan pernah mengatur atau melarang ku, Lo semua nggak punya hak untuk ituu"ucap Jisung marah
Mereka yang disana pun hanya terdiam sampai Renjun membuka suara.
"Lo semua bukan saudara guee tapi kenapa Lo ngekang gue?"lanjutnya
"CUKUP JISUNG, sekarang ikut Abang" ucap Renjun mencoba meraih tangan Jisung namun Jisung lebih dulu berjalan mundur menghindari Renjun.
"Nggak gue nggak mau, gue mau PULANGGG"
"Jisung menurutlah atau aku sendiri yang akan menyeretmu masuk kedalam kamar"ucap Jeno super datar.
Jisung sedikit melirik pada pintu yang ternyata masih terbuka lebar.
"Baiklah tapi gue mau digendong di punggung aja sama Bang Chenle"ucap Jisung menatap Chenle yang berdiri paling belakang membelakangi pintu.
Tanpa curiga sedikitpun mereka membiarkan Jisung berjalan kebelakang Chenle yang sedikit membungkukkan badan menunggu Jisung naik ke punggungnya.
Melihat kesempatan di depan mata dengan langkah cepat Jisung berlari menuju pintu lalu keluar dari rumah sederhana yang menjadi markas Mark dan yang lain.
Jisung terus berlari karna dalam pikirannya saat ini sebisa mungkin ia harus menjauh dari mereka untuk sekarang ini.
Dengan nafas yang memburu Jisung sejenak berhenti untuk sebentar mengatur nafas sambil berpegang pada tiang penunjuk jalan yang ada disebelahnya.
"Hush hush anjirr untung gue bisa kabur"
"Sial banget sih hush hush kenapa juga harus ketemu mereka tadi hush hush ohhhh, pusinggg guee anjir besok ketemu mereka disekolah gimana, mana ini udah malem banget lagi, bus pasti udah nggak ada yang lewat"gumam Jisung sendiri.
"Tunggu tunggu anjirr hp gue juga kemana, haaahhhh"
Mencoba untuk mengingat kembali Jisung pun baru sadar bahwa Renjun sudah mengambil hpnya saat pertama kali memasuki mobil Jaemin tadi.
Saat sedang asik merutuki segala kesialannya malam ini Jisung tanpa sengaja melihat ada taman yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Apa gue istirahat disana aja yaa, gue nggak ada duit sekarang buat pulang"
Dengan langkah ringan akhirnya Jisung mendatangi taman itu lalu duduk disalah satu bangku yang terdapat disana, sedikit mengeratkan hoodie miliknya karna cuaca yang semakin dingin.
Tanpa Jisung sadari bahwa ada dua orang lain yang terus mengawasinya sedari tadi dari dalam mobil nya.
"Kau tidak akan pernah kami lepaskan baby, lari dan bersembunyi lah sesuka dan semampumu karna kami akan mendapatkan mu lagi"
"Kau adalah milik kami sekarang, apapun yang menjadi milik kami akan selamanya menjadi milik kami"
Ucap kedua pemuda itu dalam hati tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari seorang pemuda manis yang sedang duduk di bangku sebuah taman itu.
Maaf yaa semuanya....
Seee youuuu....
KAMU SEDANG MEMBACA
ParkJisung2
Fanfictioncerita yg ini nggak ada kaitannya sama yang pertama ya. jisungxnctdream