"Kenapa tiba-tiba sekali Sasuke?" tanya Fugaku mengerti kegelisahan istrinya.
Dia setuju dengan Mikoto untuk menikahkan Sasuke dan Sakura saat Itachi dan Izumi sudah punya anak, menjaga perasaan Izumi. Mereka tidak terlalu peduli dengan pandangan orang lain. Yang paling penting adalah perasaan Izumi.
"Aku tidak mau seperti Nii-san yang terlalu lama menikahi Izumi-nee. Lagi pula aku sudah siap Tou-san."
Karena Sasuke harus menutupi kehamilan Sakura. Semakin cepat pernikahan di laksanakan tidak akan ada yang curiga tentang kehamilan Sakura. Sasuke sedang berburu dengan waktu.
"Tidak masalah jika kau ingin menikahi Sakura kapanpun itu tapi tidak dalam waktu sedekat ini." tegas Fugaku.
"Kenapa? Harusnya kalian senang aku menikahi Sakura secepatnya bukankah itu yang kalian mau?"
"Kau salah paham Sasuke" sangkal Mikoto cepat. "Kami memang menjodohkan kalian namun untuk pernikahan tunggu sampai kakakmu punya anak Sasuke jika itu terlalu lama tunggu lah setengah tahun lagi" lirih Mikoto.
Sasuke terkesiap tidak tahu jika kedua orangtuanya begitu memikirkan perasaan kakak iparnya. Wajah Sasuke berubah linglung, jika seperti ini dia tidak bisa membantah keputusan orangtuanya. Tatapan Sasuke beralih pada Sakura yang menundukkan kepala.
Tapi bagaimana dengan Sakura dan anak yang dikandungnya?
"Tak apa Tou-san, tak perlu khawatir itu masalahku sendiri jangan melibatkan Sasuke. Lagi pula semakin cepat pernikahan di langsungkan semakin baik agar apa yang terjadi padaku tidak terjadi pada Sasuke. Bukankah kaa-san ingin punya cucu, tidak masalah Sakura punya anak lebih dulu siapa tahu anak itu membawa kebahagiaan dan menjadi perantara kami. Benarkan anata?."
Itachi mendengus tanpa suara, terkejut dengan keputusan Sasuke yang ingin menikahi Sakura secepat ini. Sepertinya adiknya tidak main-main dengan ucapannya waktu itu.
Sedikitnya Itachi merasa malu pada Sasuke yang begitu besar menyayangi keluarganya. Padahal dirinya yang menjadi panutan dan selalu di banggakan tapi memberi contoh buruk pada keluarganya.
"Hn"
Mata Mikoto berkaca-kaca namun dia segera mengalihkan pandanganya tidak ingin membuat suasana bahagia ini menjadi sedih.
"Karena Izumi dan Itachi sudah setuju, kalian akan menikah bulan depan" putus Fugaku.
"Minggu depan Tou-san bukan bulan depan" ralat Sasuke pada ayahnya.
"Kau tidak sabar sekali Sasuke!. Satu bulan itu sudah cepat kita juga perlu menyiapkan pernikahan mu" kesal Mikoto heran dengan anaknya yang tiba-tiba ngebet nikah padahal dulu menolak keras perjodohan ini.
"Mungkin Sasuke sudah tidak sabar Kaa-san, biarkan saja mereka menikah Minggu depan." celetuk Izumi.
Rona merah menjalari wajah Sasuke dan Sakura saat Mikoto memicingkan mata curiga. Begitu pula Fugaku yang menatap anak bungsunya dalam.
"Jangan bilang kalian sudah me-"
"Tidak! Kaa-san jangan berpikiran ke arah sana ok? Tidak terjadi apapun di antara kami. Aku hanya takut kehilangan Sakura." bantah Sasuke keras sebelum sang ibu menduga yang tidak-tidak.
Mulut Mikoto terbuka membentuk huruf o tanpa suara sedangkan Fugaku menggelengkan kepala heran dengan tingkah anaknya. Izumi sendiri hanya mengangkat bahu saat Sasuke menatapnya penuh terima kasih. Karena secara tidak langsung Izumi sudah membantu supaya orang tuanya setuju dia menikahi Sakura secepatnya.
*
*
Penyakit lama Itachi sepertinya kambuh lagi. Penyakit dimana Itachi sering menghilang saat ada acara seperti ini dan membiarkan Izumi seorang diri di tengah ramainya orang. Entah kemana perginya Itachi karena Izumi tidak melihat suaminya di antara kerumunan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
RomanceSebuah drama dan intrik kehidupan. Cinta, persahabatan yang diwarnai penghianatan. Cinta tak harus memiliki hanyalah omong kosong. Aku tidak sekuat itu merelakan laki-laki yang kucintai untuk orang lain. ~ Sakura Lalu bagaimana denganku? asal dia ba...