Chapter 27

1.8K 149 10
                                    


"Jungkook, ayo makan dulu, Nak. Kau harus memikirkan kesehatanmu." Nyonya Jeon masih berusaha membujuk Jungkook untuk makan. Sejak tadi pagi, Jungkook belum memakan apapun. Kondisi menyedihkan Jungkook ini membuat kedua orang tuanya begitu khawatir.

Jungkook menepis lembut tangan ibunya yang berusaha untuk menyuap makanan kepadanya. Dia lalu beralih melihat ke arah Tuan Jeon.

"Appa, apa Appa belum mendapatkan informasi kemana Jimin membawa Taehyung?" tanya Jungkook penuh harap.

"Maafkan Appa, Jungkook-ah. Jimin terlalu pintar untuk menghapus semua jejak mereka. Bahkan dia tidak memberitahu orang tuanya tentang keberadaannya."

Jungkook menghela napas lelah dan menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. Matanya penuh luka dan pikiran yang terlalu rumit untuk dijabarkan.

"Eomma, Appa, Taehyung pasti baik-baik saja, kan? Dia pasti akan bahagia bersama Jimin kan? Aku yakin Jimin akan membahagiakan Taehyung."

Kedua orang tuanya saling tatap, sama-sama menyiratkan kekhawatiran terhadap kondisi sang putra. Juga merasa bersalah karena tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyelesaikan masalah ini.

"Aku sudah kalah. Taehyung tidak akan pernah menjadi milikku lagi. Sepertinya aku gagal menyematkan marga Jeon pada dirinya. Dia akan memakai marga Park sebentar lagi. Aku hanya ingin Taehyung bahagia. Setidaknya salah satu dari kami harus bahagia dan aku berharap itu adalah Taehyung. Biarkan aku yang merasakan luka ini di sini. Jimin pasti akan mengobati luka di hati Taehyung."

Ucapannya benar-benar tulus menginginkan kebahagiaan Taehyung, namun ada air mata yang terus keluar dari matanya. Menatap kosong dinding di depan seolah membayangkan wajah cantik Taehyung yang sedang tersenyum ada di sana.

Nyonya Jeon membuang muka, berusaha menyembunyikan air matanya yang turun juga. Namun dia segera menyeka air matanya agar sang anak tak melihatnya. Jujur saja dia sedih, namun tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Jungkook yang saat ini sangat butuh dukungan.

"Aku tidak bisa mencari kebahagiaan lain selain Taehyung. Dia adalah kekasihku, dia adalah cintaku. Apakah benang merah kami sudah putus? Ah, kenapa rasanya sesakit ini? Rasanya aku sulit untuk bernapas."














******

















"Jiminie, kita dimana?" tanya Taehyung saat mereka memasuki sebuah rumah yang Taehyung yakini masih di sekitaran kota Seoul.

"Kita akan tinggal di sini untuk sementara waktu, Taehyung-ah. Sampai semua persiapan pernikahan di Busan selesai dan kita akan ke sana dua atau satu hari sebelum pernikahan."

Pernikahan.

Kata itu kembali membuat hati Taehyung sakit, dadanya sesak. Namun sebisa mungkin dia menyembunyikannya dari Jimin agar tidak terlihat.

Pada titik ini Taehyung sudah pasrah akan takdirnya. Berpisah dengan Jungkook dan menikah dengan Jimin. Sekuat apapun dia menolak, pernikahan itu akan tetap terjadi. Bukankah ini adalah pilihannya? Demi nyawa Jungkook, dia rela meninggalkan pria itu. Ah, seharusnya Taehyung tahu kalau saat ini Jungkook tidak ubah seperti mayat yang diberi nyawa.

"Jiminie, Tae lapar!"

"Tunggu di sini. Aku akan memasak untukku. Kau mau makan apa?"

"Nasi goreng bulgogi."

"Baiklah. Tunggu sebentar ya."









BLUE AND GRAY [ KOOKV ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang