8. Manis

960 98 17
                                    

Sudah jauh-jauh hari dari saat Mingi Menginap di rumah Yunho, tapi keduanya belum ngomongin lagi tentang hubungan keduanya. Yunho itu sibuk banget, sedangkan Mingi yang nolep juga gak mau nyamperin duluan.

Yunho menghela napas lelah.

Hari ini adalah hari terakhir classmeet, dan besok orangtua mereka bakal ngambil raport semester. Jadi hari ini adalah hari terakhir murid-murid masuk sekolah, dan hari terakhir Yunho liat Mingi di sekolah.

Sebenarnya bisa aja Yunho nyamperin ke rumahnya saat liburan, atau nembak lewat whatsapp aja. Tapi ya kurang afdol!

Pengennya tu pas liburan tinggal sayang-sayangan jadi ga perlu ngurusin tentang status lagi.

"Kenapa sih Yun? Lembek banget hari ini...." Yeosang yang sedang main game melirik sekilas, menegur Yunho. Mereka berdua sedang berada di lantai dua, lesehan di atas tangga. Di lapangan sedang menunjukkan pertunjukan tari daerah dari ekskul dance.

"Belum ketemu Mingi beberapa hari," jawabnya sedih.

Yeosang memutar pupil matanya.

"Samperin lah!" sudah emosi karena game nya kalah melulu, sahabatnya ini malah membuat emosinya tambah memuncak. Dasar orang yang lagi jatuh cinta! Bikin repot orang lain.

"Pas gue samperin ke kelas pasti dia kagak ada, terus gue juga gabisa sering-sering nengok. Tau sendiri gue selalu dibabuin sama guru."

Di sekolah sebesar ini juga susah kalau nyari satu orang kayak Mingi, walau tingginya menjulang sendiri. Tapi nyari 1 diantara seribuan orang bikin sakit mata juga.

"Kenapa gak di kabarin dulu lewat WA?" Yeosang menaruh handphone-nya setelah kalah untuk ketiga kalinya. Sudah muak. Game burik!

"Ga dibales entah kenapa."

Yeosang bisa liat ada telinga anjing imajer yang turun di atas kepala Yunho, tanda akan rasa sedih yang mendalam. Ia berdecak.

Belum sempat ia membuka bibirnya untuk menimpali kata-kata sahabatnya, Yunho udah berdiri terus bergegas turun dari lantai dua.

"Woy mau kemana?" Yeosang teriak waktu Yunho udah sampai ke lantai 1 lagi.

"Disuruh Pak Agus ke kantor!" suara Yunho mengecil seiring langkah kakinya yang menjauh dengan cepat.

Pasti udah di kasih tugas negara lagi.

Yeosang jadi galau. Yunho terlalu lelet tentang hubungannya, kalau dibandingkan dengan dia sama adek kelas gemes yang kenal 2 hari langsung pacaran. Dia melangkahkan kaki buat menyusuri deretan kelas IPS, demi sahabatnya.

"Woy! Mingi ada gak?" ucapnya songong. Bisa dilihat anak IPS 1 sedang tidur-tiduran di lantai. Yang cewek di bagian belakang, yang cowok menyebar di bagian depan dan di atas meja atau kursi. Sebagian anak cowok bahkan gak pake baju.

Anak teladan seperti Yeosang lumayan tercengang.

Salah satu anak cowok yang tiduran di depan papan tulis nengok pelan, rambutnya acak-acakan dan perut putihnya kliatan. Matanya menyipit dan ngejawab, "kayaknya di IPS 2 sama Uyong!" terus rebahan lagi.

Yeosang cuma ngangguk tanpa bilang terima kasih, terus lanjut buat nengok ke kelas sebelahnya. "Ada Mingi gak?" kali ini suaranya sedikit santai.

Kelas ini gak terlalu bobrok kaya kelas sebelahnya, hanya beberapa anak yang tinggal di kelas. Mungkin karena liat pertunjukkan tari di lapangan. Memang harusnya begitu.

Wajah yang pertama kali muncul adalah Wooyoung, yang kemudian berdiri dan jalan ke belakang kelas. Tak lama Mingi ada di hadapan Yeosang dengan penampilan acak-acakan khas bangun tidur.

Princess [YunGi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang