ALIM :: 3

255 34 2
                                    

°•°•°•°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•°•°•°

Keesokan harinya, Daniel terbangun pada pukul empat pagi dengan kepala yang berat. Ia terbangun lebih awal karena teringat ia belum mempelajari ulang mata pelajaran untuk hari ini, kebiasaannya setiap malam hari yang harus tertunda tadi malam.

Semalam, ia benar-benar menangis cukup lama hingga akhirnya tertidur. Katakan lah ia lebay, tapi ia hanya merasa takut jika nantinya tidak akan ada yang memberi perhatian lebih padanya. Padahal ia tahu, meskipun nantinya tidak ada Yuda di sini, masih ada delapan orang lainnya yang akan memberi perhatian pada Daniel. Tetapi memang pada dasarnya ia memiliki sedikit trauma, jadinya ia memiliki rasa takut berlebihan seperti semalam dan berakhir ngambek.

Daniel memutuskan untuk mandi terlebih dahulu supaya merasa lebih segar dikarenakan matanya juga yang sembab akibat menangis semalaman. Ia turun ke bawah dan belum menemukan siapapun di sana. Wajar, masih terlalu pagi untuk penghuni kos ini bangun dan adzan subuh juga belum terdengar. Tetapi ia tahu, jika Harsa dan Yuda biasanya akan terbangun di jam segini.

Sampai ia selesai mandi dan sudah berkutat dengan bukunya di kamar pun, masih belum terdengar ada tanda-tanda anak kos yang bangun. Tak masalah, ia justru merasa lebih fokus karena suasana yang masih sepi seperti ini.

Di sisi lain, Aksa mulai mematikan alarm yang ia setel di ponselnya sesuai waktu adzan subuh. Bertepatan dengan ia terduduk setelah mematikan alarm-nya, adzan subuh mulai terdengar. Ia pun beranjak dari kasur setelah melipat selimutnya yang ia pakai.

Saat berjalan keluar kamar dan melewati beberapa kamar untuk mengambil air wudhu di kamar mandi bawah, ia terhenti tepat di depan kamar Daniel yang pintunya tidak tertutup dengan rapat, ia mengintip sedikit dan melihat Daniel yang sudah berfokus dengan buku. Melihat hal itu, Aksa langsung menyadari jika semalam ia tidak membantu Daniel belajar, di mana memang kebiasaan anak itu tiap malam.

"Iya juga, semalem abis dia pundung gue ga ngecek dia buat ngajak belajar bareng," gumam Aksa pelan. Ia hendak menghampiri Daniel namun memutuskan untuk melaksanakan subuh terlebih dahulu.

"Mas Harsa, udah bangun?" Aksa mengetuk pintu kamar Harsa dengan pelan setelah ia selesai mengambil air wudhu. Ia, Harsa, dan Yuda memang sering salat subuh bersama di masjid dekat komplek.

"Udah, Sa. Tunggu sebentar." Aksa mengangguk pelan mendengar jawaban dari Harsa meskipun Harsa sendiri tidak akan melihat respon Aksa tersebut.

"Gue ke kamar dulu, Mas. Ambil sarung," ucap Aksa sembari melenggang menuju kamar. Tepat setelah ia menginjakkan kaki di lantai atas, pintu kamar Yuda pun terbuka, menampilkan sosok lelaki jangkung tersebut yang sudah siap dengan setelan rapi untuk salat.

KOSAN ALIM :: enhypen w/ &teamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang