ALIM :: 2

365 39 4
                                    

°•°•°•°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•°•°•°

Ruri dan Julian kini sedang bersantai di teras depan kos. Menikmati angin sore hari yang cukup sejuk namun sedikit berpolusi karena adanya debu yang dihasilkan dari gedung sebelah yang sedang dibangun, tetapi tidak menyurutkan kedua orang tersebut untuk bersantai di sana.

Sebenarnya, yang bersantai hanya Ruri, karena Julian kini sambil mengerjakan tugas prakaryanya yang harus dibawa besok, yaitu merajut.

"Itu bangunan sebelah kapan jadinya, ya? Berisik banget amboi tak kuase aku." Ruri, mulai julid karena merasa terganggu dengan suara berisik dari pembangunan gedung sebelah.

Julian yang mendengar ucapan Ruri hanya mengedikkan bahunya pelan, kemudian menoleh sebentar pada bangunan sebelah yang progresnya sudah hampir 90 persen.

"Ya lu liat aja lah itu udah mau jadi apa belom," tukas Julian dengan nada khasnya. Jutek.

Ruri mendecak pelan mendengar jawaban Julian, lalu menenggak susu pisangnya hingga tandas. Sudah dua tahun tinggal bersama, tapi Ruri masih belum terbiasa dengan nada jutek yang selalu Julian lontarkan pada anak-anak kos yang lain selain pada Harsa dan Yuda. Ruri tahu mungkin itu memang sudah cetakan asli dari pabriknya, tetapi tetap saja Ruri selalu merasa jika Julian punya dendam padanya. Padahal memang hanya perasaan Ruri saja.

"Katanya gedung sebelah udah ada yang booking, lho." Ruri menoleh saat tiba-tiba mendengar sebuah suara dari belakangnya. Ternyata itu Saskara. Lelaki itu langsung mengambil tempat di samping Ruri.

"Tau dari siapa, Bang?" tanya Ruri dengan sedikit antusias. Saskara ini biangnya gosip, dan Ruri terkadang selalu merasa antusias jika sudah mendengar kabar dari Saskara.

Saskara mengambil pisang goreng yang memang disiapkan oleh Ruri untuk nongkrong di teras bersama Julian, lebih tepatnya menemani Julian nugas. "Dari si Rio. Katanya dua hari lalu ada satu laki-laki seumuran Mas Yuda sih kayaknya, dateng liat-liat kos," jawab Saskara sembari meniup-niup pisang gorengnya bermaksud untuk mendinginkan sebelum akhirnya ia lahap. Rio atau Mario yang dimaksud adalah anak kedua Pak Saipul yang masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar.

Julian yang masih sibuk merajut diam-diam mendengar obrolan kedua insan tersebut. "Bukannya gedung sebelah nanti bakal punya kamar gede, ya? Yang bisa diisi satu kamar berdua," tanya Julian tanpa mengalihkan pandangannya dari rajutan yang sedang ia buat.

Saskara mengangguk, "Iya, tapi gak tau tuh kapan orangnya bakal nempatin kamar. Mungkin nunggu dulu ada yang ngisi juga?" Saskara mengedikkan bahunya acuh tak acuh, masih sibuk mengunyah pisang gorengnya.

Mereka akhirnya terdiam, sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Julian dengan rajutannya, Saskara sibuk melahap pisang goreng kesukaannya, dan Ruri yang asyik menonton para pekerja di gedung sebelah. Hingga atensi mereka teralihkan oleh suara langkah kaki yang sepertinya lebih dari satu orang, disusul dengan sebuah suara yang mereka kenal.

KOSAN ALIM :: enhypen w/ &teamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang