ALASKAR [ TERBIT ]

Chapter 30

Bianca berdecak kesal, sudah 15 menit dia bersama di mobil dengan Alaskar tetapi cowok itu masih saja diam tidak menanggapi apapun ucapan Bianca.

"Al lo dengerin gue ngomong gak sih!" Bianca berujar dengan kesal.

"Hmm."

"Lo kenapa sih Al?!, kenapa lo diemin gue"

Alaskar menghentikan mobilnya menatap Bianca sebentar.

"Gak mau turun!" kata Alaskar pada Bianca.

Bianca membolakan matanya, akhir-akhir ini Alaskar semakin tidak peduli dan cuek pada dirinya membuatnya sangat kesal akan sifat cowok itu.

"Gak!"

"Turun Bia, gue gak ada waktu buat ngladenin lo" bentak Alaskar.

Wajah Bianca memerah, marah karena ucapan Alaskar.

"Jawab pertanyaan gue lo kenapa sih, kenapa lo nyuekin gue padahal lo tau gue suka sama lo Al sejak dulu tapi makin lama lo makin egois!" ujar Bianca pada Alaskar.

Alaskar tertawa, menatap tajam dan sinis pada Bianca.

"Ini gue yang asli gue gak peduli siapapun, kalo lo mau menjauh silahkan"

"Tapi sekarang gue minta lo turun dari mobil gue?!" lanjut Alaskar.

Bianca mengepalkan tangannya erat lalu tersenyum,mengusap wajah Alaskar singkat.

"Gue gak akan nyerah, lo harus jadi milik Gue"

"Oh lupa, sepupu gue bahkan udah merestui kita jadi gue gak akan pergi dari hiduplo semudah itu" kata Bianca tersenyum smirk pada Alaskar.

Alaskar menepis kasar tangan Bianca dari wajahnya.

Dia tidak mengira seseorang yang dulunya sangat ia cintai, gadis yang dulunya berhati lembut dan baik hati kini berubah menjadi egois dan ingin melakukan apapun demi mendapatkan apa di mau.

"sampai jumpa sayang" kata Bianca lagi lalu pergi keluar dari mobil Alaskar.

Alaskar memukul stir mobilnya beberapa kali, melampiaskan rasa kesal serta frustasinya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

****

Fino tersenyum sambil menatap Rania yang tengah berkutat serius dengan sebuah buku berjudul "pemecah masalah".

Rania menghela selama beberapa kali, ia sudah membaca buku itu selama satu jam tapi tidak mendapatkan ide apapun untuk membuat temannya itu berbaikan dengan Alaskar astaga sungguh membuat frusrasi.

"Fino," Rania menatap Fino sambil memutar kedua bola matanya ketika melihat cowok itu bengong sendiri.

Bukannya membantu dirinya dan yang lain menyelesaikan masalah Shinta dan juga Alaskar dia malah asik bengong menyebalkan.