2. Explanation

291 39 0
                                    

Sunghoon berjalan pelan dengan Sungchol di gendongnya mendekati kerumunan para orang tua itu.

Sunghoon tidak memiliki masalah hanya datang berdua dengan Sungchol, Sunghoon sudah sangat cukup pengalaman untuk memahami mulut para orang tua yang nanti pasti ada saja yang bergosip.

"Permisi, halo."seseorang menyapa.

Benarkan, bahkan Sunghoon baru saja menginjakkan kakinya di sini tapi sudah menjadi target mereka yang haus akan gosip.

"Halo juga."Sunghoon balas menyapa walaupun sebenarnya malas, sambil menurunkan Sungchol dari gendongannya.

"Datang sendirian aja Pak?"tanya wanita muda dengan anak laki-laki seusia Sungchol di sampingnya.

Ingin sekali Sunghoon mengatai wanita itu namun Image-nya sebagai seorang pimpinan perusahaan harus tetap ia pertahankan. Lagi pula pertanyaan nggak penting, udah liat dia datang berdua bersama Sungchol tapi masih aja tanya.

"Anda tidak melihat Saya datang berdua sama anak Saya?"tanya Sunghoon sarkas membuat wanita itu mendesis kesal. Tak lama beberapa orang tua mulai ikut bergabung dengan pembicaraan itu.

"Mamanya Sungchol mana Pak?"tanya seorang pria pendek yang mulutnya ingin sekali Sunghoon tampar. Nggak peduli dia pihak bawah.

"Iya, kami nggak pernah lihat Ibunya Sungchol, kalau nganter sekolah pun juga Bapak yang antar."sahut yang lain.

"Oh apa jangan-jangan Sungchol nggak punya Ibu?"tebak wanita lain membuat beberapa orang di sekitar terkejut dan beberapa menutup mulut pura-pura terkejut dengan ekspresi mengejek.

Sunghoon langsung menatap mereka dengan tajam, Sungchol masih ada di sampingnya kalau mereka lupa, tega sekali.

Sementara Sungchol terdiam mendengar pembicaraan para orang tua itu, ia juga tidak berniat bertanya kepada Ayahnya sekarang, sudah dibilang jika Sungchol memiliki sifat Mamanya yaitu anak yang pintar dan cerdas.

"Kasihan, Bapak kan tampan tapi kok anaknya nggak punya Ibu, ups."tutur seorang wanita lain dengan sang Suami di sampingnya, tangannya bergerak untuk menutup mulut.

"Oh apa Sungchol anak haram?"bisik pria pendek yang tadi.

Sudah cukup! Sunghoon muak dengan mereka.

"Rendahan sekali mulut kalian, Saya tebak kalian tidak pernah bersekolah ataupun diajarkan sopan santun oleh orang tua kalian, atau mungkin kalian yang anak haram?"

"Hey jaga bicara Anda!"wanita pertama tadi hendak memukul Sunghoon namun dengan cepat Sunghoon menepisnya dengan kasar membuat wanita itu kesakitan.

"Saya kasihan dengan anak-anak kalian, semoga tidak meniru kelakuan bejat orang tuanya, dan Anda yang bilang Sungchol tidak punya Ibu, menurut Anda dari mana Sungchol berasal, Jatuh dari langit? Anda yang bilang putra Saya Anak haram, semua Anak terlahir suci yang haram adalah kelakuan kalian. Bagaimana jika Saya yang mengatakan jika anak Anda adalah anak haram?"Sunghoon menunggu si orang tua bereaksi.

"Apa hak Anda bilang begitu? Ini anakku dan juga Suami sahku!"

"Lantas Saya akan bertanya hal yang sama, apa hak Anda menyebut Anak Saya dan Istri Saya anak haram?"wanita itu terdiam tak bisa menjawab.

"Dan juga sebenarnya apa urusan kalian bertanya dimana Mamanya Sungchol, kita bahkan tidak saling kenal dan Saya juga kebetulan tidak akan mau repot-repot mengenal kalian."kata Sunghoon lalu menggendong Sungchol kembali untuk dibawa masuk ke dalam. Kasihan sekali anaknya harus mendengar perkataan omong kosong itu.

Sementara yang ditinggalkan hanya terdiam, mungkin hatinya tersentil akan perkataan Sunghoon tadi.

***

"Wah Sungchol datang sama Papa?"tanya seorang Guru yang Notebene-nya adalah wali kelas Sungchol. Saat ini mereka bertiga ada di dalam kelas, ya hanya mereka bertiga dengan ruang kelas yang tertutup rapat, memberikan ruang privasi bagi orang tua dan murid itu sendiri.

"Nee Ssaem."

"Selamat siang Pak Sunghoon."sapa sang Guru muda dengan Nametag Yoo Minhui tersebut.

"Selamat siang juga Minhui Ssaem."balas Sunghoon ramah.

"Wah Anda semakin tampan saja."puji Minhui.

"Terima kasih Ssaem."Sunghoon hanya terkekeh pelan.

"Baik jadi kita akan mulai membahas beberapa hal tentang perkembangan Sungchol, mohon dipahami."Minhui mulai berbicara.

"Baik akan Saya pahami sebisa mungkin."

"Pertama, tentang sikapnya di sekolah. Untuk anak seusianya Sungchol bisa dibilang sangat sopan dan ramah, tata kramanya juga patut diberi apresiasi, namun, Saya akan tetap terus mengawasi perilaku Sungchol dan memberitahukannya kepada Anda."

"Baik."Sunghoon menghela napas lega, setidaknya sikap putranya tidak menurun dari sang Istri yang bisa dibilang sangat nakal dan susah untuk ditegur, jadi Sunghoon tidak perlu takut jika Sungchol akan membuat masalah.

"Kedua, tentang nilainya di sekolah. Sungchol sangat cepat menangkap apa yang Saya ajarkan kepadanya. Saya selalu senang saat mengajar Sungchol yang cepat memahami apa yang Saya ajarkan dan bertanya jika tidak paham."

"Sungchol sangat mirip dengan Mamanya yang sangat pintar."kata Sunghoon sambil menatap putranya yang sedang bermain di sampingnya. Sementara Minhui hanya tersenyum singkat, karena dirinya sendiri tidak pernah bertemu langsung dengan Mamanya Sungchol.

"Baik yang terakhir, Saya akan menyampaikan tentang pergaulannya. Sungchol termasuk anak yang aktif di dalam kelas namun tidak pandai bergaul, Sungchol sering menyendiri saat jam istirahat tiba. Saya sudah sangat sering memintanya untuk bergabung dengan yang lain namun Sungchol hanya mengangguk tanpa melakukan hal yang Saya minta. Jadi, Saya berharap di rumah Sungchol diberi pengertian agar di sekolah dia mau bergaul dan bermain juga bersama teman-temannya, juga lebih sering bersosialisasi dengan yang lain."ucap Minhui.

"Terima kasih Ssaem karena telah memperhatikan Sungchol selama ini, Saya akan selalu berusaha untuk mengajarkan Sungchol hal yang baik dan melakukan apa Minhui Ssaem minta."balas Sunghoon.

"Sama-sama."

"Sungchol ayo pulang."ajak Sunghoon.

"Eh, sudah ingin langsung pulang?"tanya Minhui.

"Iya Ssaem, Saya masih ada urusan yang harus Saya selesaikan."kata Sunghoon, alasan sih sebenarnya mah Sunghoon males aja ketemu sama orang-orang yang tadi.

"Baiklah, hati-hati di jalan. Sungchol, sampai ketemu lagi."Minhui menghampiri Sungchol yang telah ada di gendongan sang Ayah.

"Selamat tinggal Ssaem."Sungchol melambaikan tangannya dan dibalas senang hati oleh Minhui. Akhirnya, sampai di rumah nanti Sunghoon memiliki tugas harus memberikan banyak pengertian dan penjelasan kepada putranya, lagi. Tentang pergaulannya yang kurang, terkadang Sunghoon berharap bahwa sifat putranya kali ini menurun dari Istrinya.

Namun, satu yang pasti Sunghoon juga harus menjawab pertanyaan Sungchol tentang Mamanya yang pasti nanti akan Sungchol tanyakan.

SEE YOU NEXT CHAPTER

Where Is Mom || SungCholTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang