14. First Meeting

65 11 0
                                    

Flashback

Hari yang indah untuk bolos ke atap, seharusnya. Tapi Sunghoon malah dikejutkan dengan seorang pria yang berdiri di pinggiran atap. Batas tembok untuk atap itu tidak seberapa, hanya sampai lutut orang dewasa dan pria itu terlihat seperti ingin bunuh diri menurut Sunghoon.

Sunghoon yang baru sampai di pintu masuk langsung saja berlari untuk menarik pria itu.

"Aduh!"

Sunghoon menarik pria itu hingga terjatuh sementara Sunghoon terlihat lega karena merasa berhasil menggagalkan aksi bunuh diri itu, walaupun tidak bisa dipungkiri kalau pria tadi pasti terluka karena Sunghoon yang langsung melepaskan tangannya setelah menarik.

"Kamu ngapain sih narik-narik?!"

"Ya kamu ngapain mau bunuh diri?"Sunghoon terkesiap melihat wajah pria di depannya, asing, Sunghoon belum pernah melihatnya.

Cantik, Sunghoon suka.

"Siapa yang mau bunuh diri?!"pria tadi dengan kesal berdiri sambil menghentakkan kakinya. Selain karena Sunghoon yang tiba-tiba datang dan mengganggunya, Sunghoon juga terkesan melempar dirinya. Setelah ditarik lalu dihempaskan begitu saja. Sakit.

"Ya kamu lah!"

"Aku masih sayang nyawa kalau kamu mau tau."

"Kamu ngapain berdiri di sana? Bikin kaget aja."

"Nggak ada larangan buat berdiri di sana tuh."pria tadi berjalan menjauh dan duduk lesehan di dekat pintu. Sunghoon yang melihat itu entah kenapa merasa tergerak untuk duduk di sampingnya.

Sunghoon tertarik dengan pria yang baru saja ditemuinya.

"Aku Park Sunghoon."

Pria tadi menatap Sunghoon aneh, sokab banget.

"Nicholas."tapi akhirnya dibales juga.

"Kamu orang asing?"

"Iya."

"Ngapain sampai ke sini?"

"Ya menurut kamu orang ke sekolah mau apa? Isi bensin?"

"Santai dong cantik."

"Makasih pujiannya."

Sunghoon terus menatap Nicholas sambil tersenyum, membuat Nicholas yang tak sengaja meliriknya menjadi heran.

"Kenapa?"

"Aku suka sama kamu."

Nicholas salah tingkah, Sunghoon bukan yang pertama kali berkata seperti itu di pertemuan pertama. Namun, Nicholas suka saat Sunghoon yang mengatakannya, inikah cinta?

"Kamu nggak punya pacar emangnya sampai berani ngomong suka sama aku?"

"Enggak."

"Kamu kelas mana?"

"1-7, kalau kamu?"

"Aku 1-2."

"Oh pantesan nggak pernah lihat orang kelas kita aja jauhan."

"Iya juga."

"Btw aku serius soal aku bilang aku suka kamu."

Nicholas menoleh, menatap Sunghoon yang juga sedang menatapnya. Jantungnya berdegup kencang saat Sunghoon mendekatkan wajahnya, tampan, Sunghoon sangat tampan.

Nicholas menganggukkan kepalanya dan itu menjadi sebuah awal kebahagiaan bagi mereka.

Hari-hari berikutnya, Nicholas tau bahwa Sunghoon harus sering meninggalkan sekolah, namun itu tidak serta-merta membuat hubungan mereka kian merenggang. Mereka sama-sama dewasa dan mampu menanggung konsekuensinya. Sunghoon yang setia dan Nicholas yang tidak mudah tergoda.

Menjelang ujian akhir, Sunghoon mengikuti lomba untuk yang terakhir kalinya. Setelah ini tidak akan ada lagi Ice skating, Sunghoon akan benar-benar berhenti menekuni olahraga yang ia jalani sedari kecil.

Sunghoon sadar bahwa suatu hari nanti ia akan memiliki keluarga, dan Sunghoon akan memberikan waktunya untuk mereka. Sunghoon tidak ingin mengabaikan keluarganya dengan hanya fokus kepada Ice skating. Lagipula, ada perusahaan sang Ayah yang harus ia teruskan.

Saat hari perlombaan tiba, Sunghoon mengundang Nicholas untuk datang langsung ke sana. Sebagai perlombaan terakhir, Sunghoon harus punya sesuatu sebagai kenangan.

Dan setelah ujian kelulusan ini mungkin ia harus pergi ke Taiwan untuk bertemu dengan orang tua Nicholas.

SEE YOU NEXT CHAPTER

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Where Is Mom || SungCholTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang