12. Don't Take It For Granted

114 21 3
                                    

"Aku beneran udah rapi belum?"tanya Nicholas.

"Udah sayang, kamu udah cantik, udah rapi, udah wangi, udah sempurna."jawab Sunghoon greget. Sementara, Nicholas hanya tertawa geli. Sedari tadi Nicholas tidak berhenti menghantui Sunghoon dengan pertanyaan yang sama.

"Ayo masuk?"ajak Sunghoon, lebih ke bertanya sih.

"Oke."

Mereka telah sampai di gedung sederhana namun bisa terbilang luas tersebut, tempat mereka mengadakan pesta. Sunghoon menerima tawaran bisnis ini tujuannya hanya satu yaitu memperkenalkan Nicholas dan Sungchol ke publik sebagai Istri juga putranya. Sunghoon tidak terlalu peduli dengan urusan bisnis mereka sebenarnya.

Sunghoon keluar lebih dulu lalu memutar untuk menghampiri Nicholas.

"Nih kamu gendong!"Nicholas menyerahkan Sungchol ke gendongan Sunghoon lalu mengambil tas kecil miliknya, meninggalkan tas besar yang telah disiapkannya di jok tempatnya duduk tadi.

"Ayo."Sunghoon mulai berjalan masuk dengan Sungchol di gendongannya dan Nicholas yang menggandeng lengannya.

Banyak pasang mata yang menatap mereka kagum dan heran, terutama orang-orang yang memang mengenal Sunghoon.

"Halo Pak Sunghoon, selamat datang."seseorang menyapa.

"Oh halo Pak Kim."mereka berjabat tangan setelah Sunghoon menurunkan Sungchol dari gendongannya.

"Anda datang bersama..."

"Ah perkenalkan ini Istri dan anak Saya."tunjuk Sunghoon pada Nicholas dan Sungchol.

"Anda sudah menikah?"tanyanya terkejut.

Sunghoon tersenyum tipis dan mengangguk.

"Ah sayang sekali, padahal Saya ingin memperkenalkan putri Saya kepada Anda."

"Haha terimakasih atas perhatiannya tapi maaf Saya tidak tertarik."

Pak Kim tersenyum singkat, dari wajahnya bisa dilihat bahwa ia kesal.

"Silahkan masuk Pak, Ketua juga beberapa karyawan Anda sudah ada di dalam."Pak Kim mempersilahkan.

"Terimakasih."balas Sunghoon singkat, lalu dengan segera masuk ke dalam.

"Siapa?"tanya Nicholas.

"Direktur."

"Oh."

***

Sunghoon dan Nicholas memandang jengah beberapa orang di depan mereka saat ini. Kenapa bertemu lagi sih.

"Lihat siapa yang datang, kalian ngapain di sini?"wanita yang sama, lagi-lagi mereka temui.

"Kalian karyawan Papa?"jangan lupakan pria yang bermulut jahanam itu.

"Hahaha, beneran?"tanya si wanita membuat Nicholas mengangkat sebelah alisnya, mereka tidak berkata apa-apa.

"Aduh, ternyata cuma karyawan ya? Kenalin Saya anak pemilik perusahaan ini dan sebentar lagi perusahaan ini akan diwariskan ke Suami Saya."pamernya.

Sunghoon menyunggingkan senyum remeh, ternyata wanita pengganggu itu putri dari pemilik perusahaan kecil yang baru saja mengajak Sunghoon kerja sama. Kalau tidak ingat Ayahnya sangat baik kepada Sunghoon mungkin saja ia akan langsung membatalkan kerja sama ini.

"Pak Sunghoon."yang ditunggu-tunggu akhirnya datang.

"Pak Jo."

"Terimakasih karena Anda telah menerima tawaran kerjasama dengan perusahaan Saya."

"Tidak masalah Pak, hitung-hitung menambah relasi kan?"

"Haha benar. Oh Anda sudah bertemu dengan putri Saya ternyata."

"Iya Pak."

Nicholas dengan tatapan remehnya menatap wanita itu yang diam seolah tak menerima kenyataan.

"Dia yang nantinya akan mewarisi perusahaan kecil Saya ini."

"Semoga dengan kerjasama ini bisa membuat perusahaan Bapak menjadi lebih besar dan maju."Sunghoon menjabat tangan pria paruh baya di depannya itu dengan sopan. Bagaimana selisih usia mereka cukup jauh meskipun pangkat Sunghoon lebih tinggi.

"Terimakasih Pak Sunghoon. Ngomong-ngomong siapa anak lucu ini?"Pak Jo menundukkan badannya menyetarakan tubuhnya dengan Sungchol yang sedari tadi mendongakkan kepalanya menyimak pembicaraan yang tidak dia pahami.

"Park Sungchol."ucap Sungchol sambil memeluk kaki Nicholas, takut bersi tatap langsung dengan orang asing.

"Ini putra Saya Pak."jelas Sunghoon.

"Saya tidak pernah tahu Anda telah menikah Pak."

Sunghoon hanya tersenyum.

"Ini kah Istri Bapak?"

"Benar."

"Nicholas."Nicholas yang sedari tadi diam akhirnya memperkenalkan diri.

"Tampak seperti keluarga yang menjanjikan, haha mari silahkan duduk."

Sebelum benar-benar mengikuti sang Suami, Nicholas berhenti sebentar untuk melihat reaksi dua orang tadi.

"Sayangnya karyawan ini bisa membuat perusahaanmu bangkrut seketika."Nicholas paling suka jika harus melihat raut wajah menderita orang-orang yang memang sangat tidak pantas kelakuannya.

Berdoa saja semoga saat perusahaan ini jatuh ke tangan wanita itu, Sunghoon tidak menyudahi kerjasama mereka.

SEE YOU NEXT CHAPTER

Where Is Mom || SungCholTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang