Terhitung sudah 4 hari sejak Sunghoon mengajak Sungchol untuk bertemu dengan Mamanya, dan dalam 4 hari itu juga kondisi Nicholas semakin membaik membuat Sunghoon tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
Pagi ini, dirinya harus mengantarkan Sungchol pergi sekolah lebih pagi karena akan ada kolega penting yang ingin mengunjungi kantornya. Menjadi pimpinan perusahaan di usia yang sangat muda tentu tidaklah mudah, apalagi dirinya harus mengurus seorang anak sendiri. Namun, dengan tidak mengeluhnya Sunghoon, semua tidak terasa begitu sulit.
Semua yang Sunghoon lakukan atas dasar dari hati, termasuk menjadi pimpinan perusahaan yang menjadi alasan dirinya berhenti bermain Ice Skating.
"Selamat pagi Pak Sunghoon."sapa beberapa karyawan yang berpapasan dengannya.
"Pagi juga."Sunghoon memberikan senyuman singkat kepada siapapun yang menyapanya.
Walaupun masih terhitung muda untuk menjadi seorang pemimpin perusahaan namun seluruh karyawan dari yang muda hingga yang tua, laki-laki maupun perempuan semua menghormatinya.
Sikap Sunghoon yang ramah namun tegas memberikan kesan tersendiri bagi para karyawan, Sunghoon juga rajin dan tetap menghormati yang lebih tua walaupun dia adalah pemegang jabatan tertinggi di sini.
Banyak orang yang ingin menjadi pasangan hidupnya namun Sunghoon tidak merespon sama sekali, tentu saja karena Sunghoon sudah memiliki seorang Istri yang ia cintai dan Anak yang ia sayangi.
Pernikahan yang dulu tertutup membuat banyak orang mengira jika Sunghoon masih lajang, apalagi Sunghoon menikah sebelum terjun langsung mengurus perusahaan turunan sang Ayah. Bahkan mayoritas karyawan di sini tidak tahu jika Sunghoon sudah menikah.
"Alice kapan mereka akan datang?"tanya Sunghoon pada Sekretaris perusahaannya sambil mengerjakan beberapa berkas yang mungkin akan dibutuhkan nanti.
"Mereka sudah dalam perjalanan Pak."jawab wanita yang berstatus sebagai Sekretaris-nya tersebut.
"Baiklah suruh Juno menyiapkan tempatnya dan pastikan tidak ada kesalahan!"
"Baik Pak."jawab Alice malas, pekerjaannya menumpuk mengantri untuk dikerjakan dan si Bos muda ini malah memberikan tugas lebih banyak lagi.
"Pastikan Juno sampai di kantor dalam waktu 5 menit."
"Baik Pak."
"Berkas yang Saya kasih tadi jangan lupa diperiksa lalu berikan pada Saya sebelum para kolega itu datang."
"Baik Pak."
"Dan kamu nanti jemput Sungchol di sekolah."
"Baik Pak eh?"belum sempat protes, Sunghoon sudah mengusir Alice terlebih dahulu.
"Untung di gaji."gumam Alice saat sudah keluar ruangan Sunghoon.
***
Sementara Sunghoon dan Juno masih sibuk menyambut dan berbincang dengan para kolega, Alice yang baru menyelesaikan setengah pekerjaannya harus merelakan waktunya untuk menjemput si tuan muda ke sekolah.
Wanita yang berstatus sebagai kekasih Juno si Sekretaris pribadi Sunghoon itu menjalankan mobilnya menuju ke sekolah Sungchol, Sunghoon bilang memang hari ini Anak-anak akan pulang cepat makanya Alice sudah berangkat sekarang.
Alice harus minta kenaikan gaji karena Sunghoon selalu saja menyuruhnya melakukan hal di luar pekerjaannya.
Ini pertama kalinya Alice menjemput Sungchol dan untungnya Sungchol juga lumayan dekat dengan Alice. Alice tahu tentang seluk beluk keluarga Sunghoon, bahkan Alice juga tahu tentang Nicholas karena memang mereka adalah teman SMA dulu. Alice salut dengan Sunghoon yang bersabar dan selalu bisa membagi waktu untuk Sungchol.
Bel sekolah berbunyi dan Anak-anak langsung berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing termasuk Sungchol yang celingak-celinguk mencari Ayahnya.
Astaga, Alice lupa keluar dari mobil.
Dengan segera Alice keluar dan menghampiri tuan muda menggemaskan itu.
"SUNGCHOL!"panggil Alice membuat Sungchol menoleh, ralat hampir sebagian orang di dekat mereka menoleh karena suara Alice yang lantang. Mungkin di benak mereka bertanya-tanya siapa wanita yang menjemput Sungchol tersebut. Mungkinkah Mamanya?
"Aunty."Sungchol menghampiri Alice dan berhambur ke pelukannya.
"Dimana Papa?""Papa masih di kantor sayang makanya Aunty yang jemput Sungchol."
Sungchol mengangguk paham.
"Aunty."Sungchol mendusel di kedua kaki jenjang Sekretaris Ayahnya itu. Perasaan Alice tidak enak.
"Hehe iya Sungchol mau apa?"
"Ayo beli Ice cream!"ajak Sungchol antusias menatap Alice, lebih ke memaksa sih.
Tuh kan, Alice tertawa hambar meratapi nasibnya. Masalahnya bukan pada membeli Ice cream karena Sunghoon melarang ataupun uangnya yang akan habis jika bersama Sungchol, tapi waktu!
Sungchol pasti akan mengajaknya jalan-jalan sampai puas berakhir pekerjaannya terbengkalai, dirinya sudah beberapa kali mengalami namun menolak pun tak ada gunanya karena Sungchol tetap memaksa dengan alasan jika Sunghoon tidak pernah mengajaknya jalan-jalan.
Apa boleh buat?
***
"Alice belum kembali?"tanya Sunghoon pada Sekretaris pribadinya, Juno. Mereka telah menyelesaikan pertemuan dengan kolega bisnis yang baru saja pergi meninggalkan kantor.
"Belum Pak."
"Coba telpon!"
"Baik Pak."
Sebenarnya nggak masalah sih, Sunghoon tau jika Sungchol pasti akan merepotkan Alice dengan segala macam tingkahnya. Gampang Alice orangnya cukup sabar sama anak kecil nanti pasti Sunghoon naikin gajinya, lumayan kan buat tambah modal nikah sama Juno nanti.
Panggilan suara tiba-tiba masuk ke ponsel Sunghoon, dari Dokter Yoon.
"Halo."
"..."
"Ada apa?"
"..."
"Benarkah?"
"..."
"Saya segera ke sana!"
Sunghoon mematikan ponselnya dan menatap Juno.
"Kenapa Pak?"
"Nicholas sadar."
SEE YOU NEXT CHAPTER
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is Mom || SungChol
FanfictionTentang Sunghoon yang harus merawat sang buah hati tanpa ada seorang Ibu di sisinya. "Aku, selalu menunggumu." BXB!!! Dom-Sunghoon Sub-Nicholas