Happy reading guyss!
Sekarang Rui berada di mobil Baskara, dan langsung menuju hotel. Ia ingat terakhir ia sadar ia berada di hotel sebelum akhirnya kesadaran hilang. Sesampainya di hotel, Baskara berbicara dengan petugas hotel untuk meminta izin melihat cctv 8 bulan yang lalu. Awalnya petugas itu menolak keras, karena Baskara mengancam akan membawa polisi, akhirnya di perbolehkan.
Mereka di suruh menunggu beberapa menit, karena petugas hotel sedang memanggil pengawas cctv.
Setelah beberapa menit menunggu. Petugas datang dan menyuruh mereka berdua untuk masuk.
"Maaf, tolong sebutkan lantai dan tanggal kejadiannya." Ucap pengawas itu. Rui memberitau lantai dan tanggal. Di layar tersebut muncul kejadian 8 bulan yang lalu.
Keduanya melihat dengan seksama. Di kamar 21 Baskara yang masuk dengan satu orang temannya, kemudian temannya keluar. Tak berselang lama kemudian, seseorang menyeret Rui masuk ke dalam kamar dan menguncinya.
Setelah melihat ke cctv, keduanya sama-sama terdiam. Terdiam selama beberapa menit untuk mencerna video tersebut. Kemudian Baskara menangis memeluk Rui dan bergumam meminta maaf kepada Rui. Rui yang di peluk hanya diam saja, ia masih tidak percaya. Baskara berterima kasih pada pengawas tersebut dan memberi beberapa lembar uang sebagai ucapan terimakasih nya.
Baskara menuntun Rui untuk memasuki mobilnya. Kemudian mereka pergi dari pekarangan hotel. Baskara menepikan mobilnya di pinggir jalan, kemudian menangis lagi, ia mengelus-elus perut buncit Rui.
"Adek ini papa. Maafin papa karna gapernah ada di samping kalian, maafin papa juga karna selama ini gabisa 24 jam bantu mama kalian. Papa sayang sama kalian" ucap Baskara seraya memeluk perut Rui dan menangis. Rui pun ikut menangis setelah lama berdiam diri.
"Bumilnya kakak gaboleh nangis, kasian dedeknya nanti ikutan nangis" ucap Baskara menangkup pipi Rui seraya menghapus air matanya.
"Kakak masih ga nyangka sebentar lagi kakak bakal jadi ayah.." ucap Baskara yang telah berhenti nangis.
"Kak, aku boleh minta kakak tes dna dulu? Aku takut buat kakak kecewa semisalnya anak ini bukan anak kakak.." Baskara yang mendengar itu, menolak, karena ia percaya, anak yang Rui kandung adalah anaknya. Karena Rui memaksa akhirnya Baskara menyetujuinya.
Mereka tiba di kediaman keluarga sung, eomma sung menyambut kehadiran mereka, ia merasa heran mengapa keduanya matanya sembab?
"Kalian kok matanya sembab? Gimana hasilnya ka? Sebentar eomma ambilkan minum dulu yaa" eomma sung datang dengan minum. Baskara menceritakan semuanya. Eomma awalnya marah pada Baskara, tapi setelah mendengar alasannya eomma hanya bisa menghela nafas.
"Maafkan Baskara ya nak, eomma minta maaf atas apa yang anak eomma lakukan ke kamu" eomma sung memeluk Rui sambil menangis. Rui hanya bisa diam dan membalas pelukan eomma.
"Eomma juga percaya, kalo anak yang kamu kandung itu cucu eomma. Makan dulu yuk nak? Adek dan mamanya pasti laper habis nangis" eomma sung menuntun Rui untuk ke meja makan. Sementara Baskara izin untuk membersihkan diri.
Setelah selesai makan, ia bersiap ke rumah sakit untuk tes dna. Baskara yang selesai membersihkan diri lalu keduanya pamit kembali.
Di sepanjang jalan, mereka hanya berdiam diri. Rui yang merasa malu, Baskara yang merasa senang, marah, sedih kepada dirinya sendiri. Tibalah mereka di rumah sakit dan langsung membuat tes, hasil akan keluar seminggu kemudian.
Baskara mengantar Rui pulang, di tengah perjalanan, Baskara menawari sesuatu.
"Mau jajan ga? Kamu ngidam apa? Ayo kita belii" tawar Baskara
"Jadi pengen Jajangmyeon deh, boleh ga kak?" Tanya Rui.
"Boleh cantiik, mau apa lagi? kakak beliin" ucap Baskara seraya mengelus kepala Rui.
"Mau chicken katsu sama takoyaki aja udah"
"Di tunggu ya bumil, kakak beliin dulu" Rui tersenyum, Baskara mencubit pelan pipinya lalu pergi membeli makanan.
Rui hanya berdiam diri di mobil, ia melihat langit dari dalam mobil dan bergumam.
"Ma, pa. Sebentar lagi kalian akan punya cucu, kembar lagi. Mama pernah bilang kan sama Rui, kalo Rui punya kemungkinan punya anak kembar. Doa mama terkabul. Sebentar lagi aku bakal jadi ibu, aku kangen mama, papa.." Rui tak sadar kalo Baskara sedari tadi mendengar nya bicara. Baskara menyimpan makanannya lalu memeluk Rui.
"Kamu di sini punya aku yang akan selalu di samping kamu, jangan sedih. Kalo kamu sedih orang tua kamu ikut sedih, ayo tunjukin ke mereka kalo kamu bahagia" ucap Baskara menenangkan Rui yang menangis di pelukannya.
"Kita pulang ya? Udah mau malam" Baskara mengantarkan Rui ke rumah, dan menuntunnya masuk ke rumah. Kemudian berpamitan untuk kembali pulang.
Vote dan komennya dong...
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Cafe & Coffee || Sung Hanbin ✓
Short Story"Kamu gaada niatan buat gugurin kan?" Baskara. ❇️Cerita bxg or bxoc. ❇️MURNI KARYA SENDIRI. Jika ada kesamaan cerita, tolong bicarakan baik-baik. Karna ini tidak sengaja dan saya juga tidak tau. ❇️ It's strictly forbidden to plagiarize. ❇️Ini fiksi...