9. Terbang

15 1 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Thania sedang sibuk mengemas buku-bukunya, dia senang karena Dimas akan mengajaknya makan malam di rumahnya nanti. Thania sudah tidak sabar untuk nanti malam,rasanya waktu terlalu lama, Thania juga rindu dengan bayi kecil adiknya Dimas itu.

"Than, gimana rasanya pacaran sama kak Dimas" tanya Andri penasaran.

Thania tersenyum mendengarnya.

"Gini nih kalo orang pacaran mah, senyam-senyum"

"Guys aku balik duluan ya," ucap Bima.

"Iya bim hati-hati..," kata Thania sambil tersenyum.

"Oke bim," ucap Andri.

"Than, lo sekarang gak eskul?" tanya Andri.

"Enggak An"

Dimas kemudian datang ke kelas Thania, dia menghampiri Thania yang berada di kelasnya. Dimas menatap Andri dan Kenzy secara bergantian.

"Kalian berdua, jangan deket-deket sama Thania gue"

Dimas merangkul pundak Thania. Thania tersenyum melihat kelakuan pacarnya itu.

"Posesif amat pacar lo Than," ucap Andri mengecilkan suaranya.

"Apa lo bilang?"

Andri menggeleng,"Ehh nggak kak"

"Than kita duluan ya"

Andri menarik lengan Kenzy untuk pergi meninggalkan kelas, Kenzy hanya pasrah mengikuti Andri.

"IYA SAMPAI BESOK"

Suasana dalam kelas sepi,hanya tinggal Dimas dan Thania. Tangan Dimas lalu menggandeng tangan Thania, Thania pun tersenyum menatap Dimas.

"Marpul kak"

"Etss, sebelum pulang ini dulu". Dimas menunjuk sendiri pipi kanannya.

Thania bingung dengan perkataan Dimas.

"Apasih kak? Ayok kak, aku udah gak sabar buat nanti malam"

Thania menarik tangan Dimas dengan semangat, Dimas tersenyum melihat Thania seperti itu. Tidak apa-apa Thania tidak menciumnya, yang terpenting Thania senang.

***


Dimas dan Thania kini berada di toko mainan anak, Thania sengaja mengajak Dimas untuk mampir ke toko mainan dulu, karena Thania ingin membelikan Putri kecil mainan. Pasti Putri senang jika dibelikan mainan, rasanya Thania sudah tidak sabar untuk melihat ekspresi gemasnya bayi kecil itu. Thania ingin sekali punya adik, tapi menurut ibunya satu aja cukup.

Thania melihat jepit rambut yang diberikan oleh Dimas digantungkan, beberapa motif jepit rambut itu banyak sekali.

"Ohh jadi jepit rambut yang dikasih kakak itu beli disini?" tanya Thania.

"Iyaa,kamu mau?"

Thania menggeleng, "Aku mau beli buat Putri aja, kayaknya lucu kalo Putri pake jepit ini," kata Thania sambil memegang jepit rambut berwarna merah muda.

Dimas menyentil dahi Thania pelan.

"Aduhh, sakit kak"

"Putri kan belum punya rambut Than"

Thania terkikik geli, "Ehh iya, aku lupa"

Thania kemudian menaruh kembali benda kecil itu ke tempatnya, lalu berjalan menuju rak boneka. Mata Thania berbinar melihat banyaknya boneka-boneka yang dipajang, terutama melihat boneka beruang. Thania kemudian mengambil boneka itu, rasanya ingin sekali membawanya pulang,tapi melihat harganya membuat Thania menaruh kembali ke tempatnya.

FRIENDLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang