9

1.9K 175 31
                                    

Becky dan Irin sedang makan siang bersama di kantin perusahaan. Kali ini Becky bisa makan bersama dengan Irin. Hari ini jadwal Freen tidak begitu padat dan tidak berpergian ke luar kota ataupun mengadakan rapat di luar perusahaan.

.

.

Becky pun hanya santai-santai di dalam ruangan kerjanya sebab, perkejaan tidak lumayan banyak. Becky dan Freen hanya mengadakan rapat di perusahaan pagi tadi dan tidak ada jadwal lain.

.

.

Untuk jadwal selanjutnya adalah sore hari. Freen dan Becky akan mendatangi acara besar peresmian kantor cabang baru. Dan setelahnya Becky akan berkunjung ke rumah Freen sesuai dengan janjinya kemarin.

.

.

Seusai rapat tadi hingga sekarang Becky sama sekali tidak melihat keberadaan boss-nya. Entahlah, boss-nya itu sedang berada di mana. Becky tidak tahu. Aneh juga rasanya kalau Freen tidak mengajaknya keluar bersama. Biasanya pria itu akan mengajaknya keluar di jam istirahat.

.

"Rin..." panggil Becky pada temannya yang lagi duduk santai di depannya.

.

"Hmm, apa?" balas Irin sambil melahap makanannya.

.

"Nanti aja deh. Kamu habiskan dulu makanan kamu" ujar Becky menyuruh Irin untuk menghabiskan makanannya dulu.

.

.

Irin pun segera melahap makanannya lagi. Kali ini dengan amat cepat melahapnya. Irin amat penasaran dengan cerita Becky. Kepo sekali dia tuh.

.

"Dah, sekarang cerita" Irin selesai melahap semua makanannya dan memposisikan diri untuk mendengar curhatan dari Becky.

.

"Tahu nggak Rin, kalau nanti malam Presdir ajak aku ketemu sama tuan Zio dan Nyonya Rose" Becky berbisik pelan di telinga Irin.

.

.

Becky sengaja untuk tidak bersuara keras karena takut orang lain dengar. Becky hanya tidak mau saja semua orang menganggap bahwa pertemuan itu ada apa-apanya. Padahal kan memang benar ada hal penting untuk didiskusikan.

.

"Sumpah kamu?!" balas Irin menjerit tertahan. Salah satu tangannya menutup mulutnya yang hampir saja berteriak kencang.

.

.

Irin ahu kondisinya sekarang. Tidak mungkin mulutnya berteriak kencang di banyak orang. Itu akan membuat mereka malu.

.

"Benar, Rin. Presdir akan jemput aku nanti malam. Sungguh, Rin. Aku tidak percaya kalau tuan Zio dan Nyonya Rose ingin bertemu dengan aku. Padahal kan, mereka sudah tahu rupa aku" Becky menatap dengan wajah serius dan mengangkat jarinya tanda dia tidak bohong.

.

"Ya bagus dong!" seru Irin.

.

.

Raut wajah Irin seketika berubah excited setelah mendengar kalau Becky akan dikenalkan lebih jauh dengan orang tua atasannya.

.

"Bagus apanya sih! Aku belum siap" ujar Becky.

.

"Astaga, Bec. Kenapa sih belum siap segala? Kamu loh nunggu apa lagi? Jelas-jelas Presdir sudah memilih kamu. Itu tandanya Presdir mau serius sama kamu dan jadikan kamu istrinya. Kamu malah belum siap. Nunggu lagi apa, hah?!" celoteh Irin yang mengomeli Becky karena sikap Becky yang terlalu lamban.

Ceo duda tampan suami ku (Tidak Dilanjut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang