05. family drama

156 3 0
                                    

Happy reading 🥀
sebelum membaca budayakan follow,vote dan komen juga ya!




🫀🫀🫀

"ZERO! Kamu dengar mama ngomong nggak si?" Teriak Riska kesal sambil berkacak pinggang.

"Suara toa gitu, mana bisa Zero nggak dengar ma" jawab Zero malas.

"Ngejawab kamu? Kamu itu ya bener-bener buat mama sakit kepala. Gimana bisa? kamu nekat bawah kendaraan dalam keadaan kamu yang kayak gini? Untung aja kamu nggak kenapa-napa! Gimana tadi kalau kamu kenapa-napa? Kamu mau buat kamu jantungan lagi, iya?  Mama nggak pernah ngelarang kamu untuk melakukan apapun yang kamu mau, tapi untuk kali ini mama mohon Sama kamu untuk kamu harus mengerti, kalau keadaan kamu sekarang itu nggak mendukung untuk kamu bisa seenaknya aja, mama nggak suka kamu ceroboh kek gini, mama ngomong kayak gini? Itu semua karna mama sayang sama kamu. Kalau kamu nggak perduli sama mama! Mama nggak masalah, yang penting kamu cuma harus pikirkan diri kamu sendiri" omel Riska seraya menatap putra sendu bercampur dengan rasa kesal yang sangat kentara.

Sungguh, dirinya sangat kesal kepada Zero, ketika mengingat sewaktu dirinya kembali dari mengurus formulir kepulangan Zero namun ketika kembali ia mendapati ruangan yang digunakan oleh putranya itu kosong dan hanya menemukan secarik kertas dengan pernyataan bahwa sang putra akan pulang lebih dulu.

Awalnya, Riska berpikir bahwa Zero hanya bosan menunggu dirinya yang memang lumayan lama ketika mengurus semua prosedur dari rumah sakit tempat Zero dirawat. Sehingga memutuskan untuk menunggu dimobil yang sudah disediakan, namun ketika ia sampai diparkiran ia hanya mendapati sang supir yang duduk dipinggiran aspal dengan kepala tertunduk. Melihat itu Riska pun menanyakan dimana keberadaan Zero.

Namun jawaban sang supir seketika membuatnya khawatir dan juga sangat marah saat dirinya mengetahui bahwa Zero pergi dengan mengendarai mobil seorang diri dan menyuruh sang supir untuk menunggu dirinya.

" I'm sorry mom, aku tidak pernah bermaksud untuk membuat mama khawatir atau bahkan sedih sedikitpun, aku hanya tidak bisa menerima keadaanku yang seperti sekarang ini hingga membuat aku nekat ngelakuin hal ceroboh seperti tadi, untuk itu Mama papa dan juga brian aku minta maaf, aku berjanji kalau aku nggak bakal mengulang atau melakukan hal ceroboh seperti gitu lagi" Jelas Zero tulus seraya menatap mereka memelas.

Yah, setelah insiden kecelakaan yang terjadi tadi, dirinya sungguh menyesal karna tindakan cerobohnya hingga mengakibatkan seseorang terluka dan itu semua karna ulahnya sendiri. Dan untung saja gadis yang ia ketahui bernama vani itu masih mau berbaik hati memerintahkan pak Jarwo untuk mengantarnya pulang dalam keadaan selamat. Yah, walaupun melihat sikap kasar gadis itu namun ia tau bahwa gadis itu memiliki hati yang baik.

Karna kadang kala dirinya juga seperti itu! Dan dirinya juga berjanji akan mengganti semua kerugian gadis itu. Dan Karna kejadian itu jugalah yang membuat dirinya berakhir harus di interogasi serta diomeli oleh ketiga sosok yang memiliki perbedaan usia tersebut.

"Cihh, jangan percaya sama dia ma! Emang sekarang dia minta maaf, tapi palingan sebentar atau nggak besok bakal diulangi lagi" sahut Brian bercanda meski dalam keadaan kesal.

Sungguh rasanya ia ingin memukul wajah tampan nan lempeng itu, Setelah membuat dirinya kelimpungan karna mencari keberadaan Zero, bahkan Brian sampai-sampai harus memutar balik kendaraannya sebanyak tiga kali, hanya untuk mencari keberadaan Zero.

Yang ternyata memilih jalur yang sudah lama tidak pernah digunakan lagi. Ketika ditanya mengapa? Zero hanya menjawab "bahwa dirinya tidak ingin mencelakakan orang lain, meski pada akhirnya dia tetap mengalami kecelakaan yang berakhir membuat seseorang terluka.

Married but Areenged_ ZeVaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang