06. accept

173 12 0
                                    

Happy reading 🥀
sebelum membaca budayakan follow,vote dan komen juga ya!


🫀🫀🫀


Vani segera menghampiri sang ibu ke ruang tengah. Guna memenuhi panggilan sang ibu tercinta. Vani nampak berjalan menuruni anak tangga seraya menghentakkan kakinya kesal bahkan ia terlihat sesekali melayangkan pukulannya ke udara.

"Ada apa mama manggil lily?" Tanya Vani kemudian mendudukkan dirinya disamping ibunya.

"Bukan apa-apa mama hanya ingin memberikan ini untukmu, dan ingatlah untuk memakainya nanti malam" balas Manda seraya menyerahkan paper bag kearah vani.

"Gaun? Gumamnya ketika melihat sebuah gaun merah yang terlihat mewah tidak terlalu mencolok justru itu terlihat elegan.

" Untuk apa? Jangan bilang mama pengen bawah aku kepertemuan geng ibu-ibu rempong itu!! Ah kalau emang begitu Lily nggak mau ikut" ucap Vani penuh selidik bercampur was-was.

"Bukan! Jangan asal cerocos aja kamu, lagi pula sejak kapan mama punya geng ibu-ibu rempong? Bantah Manda seraya menatap sewot sang putri.

"Kalau bukan karna itu, lantas alasan apa lagi selain pertemuan dengan ibu-ibu rempong itu? lagian selama ini mama kalau ngajak aku itu kalau bukan buat shoping yah itu tuh pasti ketemuan sama tu ibu-ibu rempong" Seru Vani menatap sang ibu malas namun tak ayal ia juga menghela nafas lega ketika tau bukan perkumpulan yang seperti sebelum-sebelumnya yang dimaksud oleh ibunya.

"Berhentilah bertingkah cerewet seperti itu dan juga mereka bukanlah  ibu-ibu rempong tapi tapi young girl" ujar Manda narsis.

"Hueek young girl? Yang benar saja! Ingat nyonya schiel yang terhormat anda sudah mempunyai dua buntut so.. akan lebih baik jika anda sadar umur" ucap Vani tengil.

"What?? Hello everybody!! mempunyai dua buntut tidak menjadi penghalang untuk mama tetap eksis seperti sewaktu muda dulu, Lagipula umur boleh tua tapi wajah dan jiwa masih muda dan juga nyonya schiel yang terhormat ini masih terlihat cantik seperti gadis-gadis lainnya right?!" Pekik Manda sensi.

Benar sekali nyonya schiel yang telah berumur 43 tahun itu masih terlihat cantik seperti gadis lainnya, jika sang ibu berkata bahwa umurnya 20tahun maka orang-orang pasti akan percaya. Yah secantik itulah nyonya schiel itu. Wajar jika sang ayah pun sampai posesif bahkan takut pada ibunya yang tercinta itu.

"Huff, terserah mama deh, yang penting aku nggak mau ikut, mager banget soalnya"

"Enak aja kamu main nggak ikut, setelah semua perjuangan mama untuk membuat kamu seglowing dan sekinclong ini! dan sekarang kamu ingin menolaknya? Oh no! Tentu itu tidak bisa sayang, hilangkan rasa malasmu itu dan ikutlah tanpa membantah sedikitpun okay!"  Ujar Manda cepat.

Masih ingat? sewaktu nyonya schiel berpesan agar Vani jangan mengunci pintu kamarnya? Yah benar sekali setelah beberapa menit Vani tertidur, Manda masuk dengan nampan yang berada ditangannya dan mulai membalur hampir seluruh tubuh sang putri dengan lulur tak lupa memakaikan maskeran di wajahnya, bukan hanya itu Manda juga mewarnai kuku tangan serta kaki sang putri dengan paduan warna merah maroon dan hitam dihiasi garlic yang semakin membuatnya terlihat sangat pas ditangan lentik Vani.

Jangan tanyakan bagaimana ekspresi Vani!
Tentu saja ia shock! Berpikir bagaimana bisa ketika dirinya terbangun dari tidurnya dan saat melihat seluruh tubuhnya yang telah berubah menjadi hitam dan seluruh hal yang telah dilakukan sang ibu pada tubuhnya benar-benar berhasil membuat gadis itu sangat kesal dibuatnya.

Jika saja itu orang lain? Mungkin bisa saja orang itu sudah sekarat dirumah sakit! Namun sayangnya pelakunya tak lain adalah ibunya sendiri, penguasa terbesar dalam ranah kehidupan schiel.

Married but Areenged_ ZeVaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang