4. Perpustakaan

28 7 9
                                    

Kelas ekonomi telah selesai dilaksanakan, bel tanda istitahat pertama sudah berbunyi, membuat bokong anak kelas 12 ips 2 gatal-gatal ingin segera beranjak dari duduknya.

"baik anak-anak sebelum mengakhiri pertemuan kita pada hari ini, apakah ada yang ingin ditanyakan?" tanya Pak Putu sebelum mengakhiri kelas ekonomi.

"tidak ada Pak!" seru salah satu murid dipojok belakang sudah tidak sabar ingin keluar kelas.

"oke kalau tidak ada petanyaan Bapak akhiri saja, jangan lupa minggu depan tugas tulis tangan rangkuman Ekonomi dikumpulkan di ketua kelasnya"

"siap Pak laksankan" jawab Chandra.

"Chandra, nanti bukunya langsung di tumpuk di meja saya saja ya" Kata Pak Putu menegaskan kembali, dan mendapat anggukan dari Chandra.

Waktu menunjukan pukul 10:00 menandakan jam istirahat pertama sudah dimulai.

"Mi pinjam buku ke perpus yuk" ajak Jehanna kepada Amika selaku teman sebangkuya.

"ayok, bentar gue beresin buku dulu" Jawab Amika sambil memasukan buku-buku kedalam tas warna biru kesukaannya.

"besti.. kita ke kantin duluan yah nyari tempat, biar nanti kalian pulang dari perpus gak usah repot-repot gak kebagian tempat duduk" Kata Tari panjang lebar.

"yaudah sana ke kantin tapi gue gak mau kasih contekan rangkumannya ya sorry" balas Amika dengan nada nyinyir.

"gue pesenin sekalian deh, kalian mau apa?" nego Risa.

"iya gue sama Risa pesenin punya kalian, masa lu jahat banget Mi sama dedek emmes, 'kan lu tau gue alergi kalo pergi ke perpus" rengek Tari yang ditambah balasan Anggukan melas dari Risa.

"bawel banget sih lu berdua, udah iyain aja Mi lama, lagian gue udah tau gelagat kalin gak usah sok-sokan polos lu" sarkas Jehanna sambil menarik tangan Amika untuk segera pergi dari hadapan kedua temannya itu.

Maklumlah makhluk pemalas seperti Tari dan Risa memang anti sama tempat yang namanya perpustakaan, apalagi mencium bau buku, pasti langsung alergi. Tapi sebenarnya Risa hanya terbawa arus buruknya Tari saja. Jehanna bilang sih Lemah iman.

🍂🍂🍂🍂🍂

"waaah jagoan sekolah kita, sudah lama sekali saya tidak melihat kamu, kabar baik?"

Samar-samar dari luar ruang perpustakaan Amika mendengar suara, sepertinya perbincangan antara Pak Imam penjaga perpustakan dengan Arga.

Amika penasaran sebelum berjinjit untuk memastikan apakah dugaannya benar atau salah, Amika melirik Jehanna terlebih dahulu takutnya ketahuan kalo Amika sedang mengintip, situasi aman Jehanna tampak fokus sedang melihat-lihat buku di rak sebelah.

"saya ada tugas pak" suaranya semakin jelas.

Amika berhasil melihat keadaan diluar lewat jendela dengan susah payah berjinjit, ternyata benar didepan pintu perpusatakaan ada Agra dan juga Pak Imam sedang berbincang-bincang, sesekali Arga menjawab pertanyaan Pak Imam dengan senyuman, anehnya Amika juga malah ikut tersenyum ketika melihat Arga tersenyum.

Seolah tersihir melihat senyuman Arga, Amika juga ikut mesem-mesem tidak jelas."manis" batinnya

"Mi lo ngapain?". Bisik Jehanna tepat di kuping kiri Amika.

"hah!!" Amika melonjak kaget untung saja suaranya tidak terlalu keras.

"gue.. gue lagi cari buku ekonomi kok" elak Amika dengan raut muka seperti sedang tertangkap basah.

"buku ekonomi 'kan di rak sebelah sana, ngapain lu liat-liat disitu?" kata Jehanna menunjuk rak yang dimaksudnya.

"kayanya tadi masih ada beberapa buku lagi, mending buruan lu ambil nanti malah gak kebagian" saran Jehann

"lo udah ngambil?". Tanya Amika yang dibalas anggukan oleh Jehanna.

Agar Jehanna tidak curiga kalau dia barusan habis mengintip Arga, Amika yang ketar-ketir langsung menuju rak yang dimaksudkan Jehanna.

Di depan rak buku Amika menghela napas sambil mendongak melihat buku ekonomi yang berada di rak paling atas, kini Amika menyalahkan tinggi badannya yang hanya 150cm membuatnya kesusahan meraih buku.

Amika berusha mengambilnya dengan berjinjit, loncat-loncat dan sampai akhirnya dari arah belakang satu tangan panjang terulur mengambil buku ekonomi yang ingin Amika ambil.

Amika sedikit terkejut tubuh orang dibelaknngya terlalu dekat dan bersentuhan dengan punggu Amika, akhirnya ia pun membalikan badan ternyata orang yang telah menyelamatkannya adalah Arga yang sudah menampilkan senyum manis yang membuat Amika tidak bisa mengalihkan tatapannya.

"lain kali minta bantuan orang lain kalo gak bisa ngambil buku di rak paling atas" kata Arga dengan suara sedikit berbisik, malah membuat desiran hangat didalam hati Amika.

"m-maksih ya" Amika sedikit mengangguk dan mengucapkan kata terima kasih dengan sedikit terbata-bata kemudian Amika segera bergegas meninggalkan Arga.

Bersambung.....

Semoga sudah menemukan titik terang dari cerita ini:)

Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk menjadikan tulisan penulis menjadi lebih baik lagi🤗🤗

See you🐣🐣🐣

#Ylly

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tahun TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang