Terjadi Sesuatu?

37 2 0
                                    

Karena Qila terus memaksa Wirapun akhirnya  mau memakannya, satu detik dua detik sampai tiga detik Wira mengunyah dengan ekspresi yang menikmati makanan, sampai dia meminta suapan kedua dari Qila, ketiga kali keempat kali kelima kali sampai tandas tak tersisa.

"Bagaimana sangat tidak enak bukan? kau bahkan sampai menghabiskan baksoku mana kuah kuahnya kau habiskan aku dapat apa?" Tegur Qila yang membuat Wira menyengir kuda.

"Pesan lagi saja sayang, satu gerobakpun aku mampu membelikannya, ini yang satu mangkok aku makan iya sayang, ini punyaku kan?" Tanya Wira dengan tidak tahu malunya sudah menghabiskan bakso Qila dan sekarang ingin makan bakso yang memang disediakan untuknya.

"Iya, bang dua mangkok lagi yah." Teriak Qila pada penjual bakso dan diangguki olehnya.

"Sayang, kau tadi makan bakso hanya menambahkan sambel saja kan? memangnya kalau dengan saus dan kecap kenapa?" Tanya Wira sambil menikmati bakso tanpa saus dan kecap, hanya menambahkan sambal saja bakso ala kekasihnya ini akan menjadi daftar makanan favorit untuknya.

"Oh itu aku memang sangat menyukai bakso hanya dengan sambal saja, karena enak saja menurutku aku akan hilang selera jika bakso dicampur dengan saus dan kecap, aku memang lebih menyukai bakso seperti itu, entahlah mungkin karena aku sudah terbiasa memakannya." Jelas Qila

Wirapun menganggukan kepalanya tapi dia juga sangat menyukai bakso ala kekasihnya itu, tak berapa lama bakso dua mangkok pesanan Qila datang diapun akhirnya ikut menikmati bakso tersebut dengan Wira yang jahil memintanya kembali, Qila sudah menyuruhnya untuk memesan kembali, tapi tidak mau dia ingin terlihat romantis makan semangkok berdua, Qilapun hanya bisa memberenggut sebal tapi membiarkan Wira ikut menikmatinya.

Setelah selesai menikmati makan malam dengan menu sederhana yaitu bakso, merekapun akhirnya bergegas untuk pulang, Wira mengantarkan Qila kerumah yang dibelikan oleh Siska, karena jam pulang kerjanya memang sudah lewat.

"Terima kasih sudah mengajakku makan malam." Ucap Qila sudah berada didepan pintu rumahnya.

"Iya sayang, lain kali kita akan makan malam diluar lagi, kau maukan?"

"Iyah, kau mau pulang sekalian atau mampir dulu yuk." Ajak Qila

"Tidak usah, kalau aku mampir takut terjadi sesuatu?"

"Terjadi sesuatu? maksudmu sesuatu apa?" Tanya Qila mengerutkan alis tidak mengerti.

"Misalnya sesuatu seperti ini."

Wirapun maju satu langkah dari hadapan Qila memeluk pinggangnya dengan satu tangan kanannya dan satu tangan kirinya memegang tengkuk leher Qila mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Qila dengan lembut, Qila yang tiba tiba mendapati ciuman mendadak tersebut seketika melotot tapi dia juga ikut menikmatinya, ciuman yang lembut membuat Qila terbuai, Wira menyesapnya pelan dan begitu lama sampai akhirnya kedua sepasang kekasih tersebut sama sama melepaskan ciumannya untuk mencari pasokan oksigen.

"Aku mencintaimu." Ungkap Wira masih memegang pinggang Qila.

"Aku juga mencintaimu." Balasnya

"Kurang"

"Iyah aku mencintaimu"

"Lebih jelas"

"Itu sudah jelas!! kenapa aku harus mengulang?"

"Karena aku tidak pernah puas kalau hanya mendengarnya satu kali."

"Hm iya sudahlah, lebih baik kau pulang sudah malam."

"Kau mengusirku sayang, aku masih ingin bersamamu." Ungkap Wira menarik Qila kedalam pelukan.

"Besok masih ada hari jangan memaksakan kehendak." Jawab Qila membalas pelukan Wira.

"Baiklah aku pulang, kau jaga diri kunci rumahmu karena kau sendirian."  Jawab Wira sembari melepas pelukan.

Qilapun menganggukkan kepalanya, sebelum pergi Wira mencium kening Qila terlebih dahulu sebelum beranjak pulang, saat baru dua langkah berjalan Wirapun berhenti lalu menoleh kembali pada Qila.

"Hm ada apa? sanah pulang!!" Usir Qila yang melihat Wira malah berhenti dan menatapnya.

"Sayang aku hanya ingin mengatakan kalau bibirmu manis saat aku menciummu tadi." Ungkap Wira yang membuat Qila melotot dengan semburat merah yang menghiasi pipinya.

"Jangan mengajakku bercerita, mengulur waktumu untuk pulang, sudah sanah!!" Usir Qila kembali.

"Hey sayang aku mengatakannya dengan jujur."

"PULANG SEKARANG!!" Teriak Qila terburu buru membuka pintu rumahnya, setelah terbuka diapun bergegas masuk tanpa mau menoleh melihat Wira yang masih setia berdiri memandangnya, dalam hati Qila merasa bahagia tapi juga malu Wira bisa bisanya dia bicara terang terangan padanya.

"Qila aku bahagia bisa memilikimu, aku mencintaimu sayang." Gumam Wira membalikkan badannya menuju mobilnya untuk segera pulang.

*Keesokkan Harinya

Wira sudah siap dengan stelan jasnya untuk pergi ke kantor melakukan aktifitas seperti biasanya, lain halnya dengan Siska yang malas ke kantor dan memutuskan untuk bekerja dirumah. Qila pada saat itu juga tidak datang kerumah Siska dia sudah membebaskan Qila dari tugasnya, Siska berfikir Qila akan menjadi kakak iparnya nanti jadi dia juga harus belajar menghormatinya, dia juga sudah memberhentikan Qila untuk bekerja dengannya.

Ditempat lain Alex yang memang merindukan Qila kini tengah pergi menuju rumah Siska, setelah menempuh jarak selama 60 menit berkendara Alexpun sampai, tidak lupa mengetuk pintu terlebih dahulu Alexpun disambut oleh bi Munah dan mempersilahkan Alex untuk masuk, dengan langkah santai Alexpun masuk lalu duduk dikursi ruang tamu sembari menunggu Siska yang dipanggilkan bi Munah.

"Alex ada perlu apa kau kemari?" Tanya Siska berjalan menghampiri Alex tanpa ikut duduk malah berdiri menghadapnya.

"Oh aku ingin menemui Qila, apa dia ada?" Jawab Alex dan menanyakan Qila ikut berdiri dari duduknya.

"Untuk apa kau mencarinya? ada perlu apa?" Tanya Siska dengan mata memincing menatap penuh curiga, rencananya telah berhasil untuk apa Alex menemuinya lagi.

"Hey Sis santai, aku dan Qila hanya berteman seperti aku dan kau tidak jauh berbeda."

"Sebaiknya kau tidak perlu berteman dengan Qila, itu akan menimbulkan salah paham."

"Sayangnya itu yang akan ku lakukan, membuatnya salah paham." Ungkap Alex tersenyum licik sembari kedua tangannya dia masukan kesaku celananya.

"Apa maksudmu!?" Tanya Siska penuh selidik.

"Apa kau tau? aku sudah menyukai Qila sejak kau memperkenalkannya padaku, aku mengajaknya makan malam itu juga bagian dari keinginanku, bukan berpura pura mendekatinya sesuai keinginanmu." Ungkap Alex tersenyum.

Mendengar ungkapan tersebut membuat Siska seketika syok, rencananya yang hanya untuk memancing Wira mengakui perasaannya malah menjadi rumit, orang yang membantu rencananya menjadi ancaman hubungan sang kakak.

"Kau jangan coba coba merusak hubungan kakakku dengan Qila, kau akan berurusan denganku!!" Ancam Siska

"Siska sayang tenang, permainan akan segera dimulai, anggap saja ini bayaran untukku yang telah membantu rencanamu itu, yah walaupun aku kecewa Qila lebih memilih Wira dibanding aku, tapi aku akan melakukan apapun agar Qila menjadi milikku, termasuk merebutnya dari kakakmu." Ungkap Alex balik mengancamnya lalu melenggang pergi keluar dari rumah Siska.

"Sialan!!! aku harus mengatakan ini pada kak Wira, ini tidak bisa dibiarkan aku akan menceritakan ini nanti saat kak Wira sudah pulang." Gumam Siska khawatir.

Aqila LiviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang