Mengabulkan Syarat

22 4 0
                                    

*Dirumah kediaman Marcellio

Kini Bara, Arumi, dan Marcellio tengah menikmati makan siang bersama, Arumi yang memang mengingat syarat yang telah diajukan putranya beberapa tahun yang lalu mencoba untuk menyuruh sang putra memperkenalkannya, dia penasaran dengan sosok gadis yang dicintai putranya, karena dia fikir apakah hubungannya masih baik baik saja putranya meninggalkannya cukup lama, apa ada gadis yang mau menunggunya entah sekian lamanya.

"Sayang, kau tidak mau memperkenalkan gadis pilihanmu pada kami, bukankah kau pernah mengajukan syarat pada daddy perihal kau akan menikah setelah sukses membuat perusahaan lebih maju, apa hubunganmu masih baik baik saja sekarang?"

"Masih, em mommy tau? dia bahkan terlihat bertambah cantik sekarang, kalau bisa aku kantongin, akan kubawa dia setiap waktu." Jawab Bara terkekeh, bayangan Siska tersenyum cantik terlintas dalam fikirannya membuatnya tersenyum senyum sendiri.

"Syukurlah kalau kau masih berhubungan dengannya mommy senang, ajaklah dia kesini sayang mommy juga ingin melihat cantiknya wajah calon istrimu itu, sampai kau sangat tergila gila padanya."

"Dia sama cantiknya dengan mommy, mommy juga cantik sampai bisa membuat satu orang Amerika bertekuk lutut pada mommy." Sindir Bara kembali terkekeh seraya melirik Marcellio sang ayah.

"Don't be sarcastic to me my son, i'ts very annoying." Sela Marcellio sebal dengan bahasa inggrisnya.

Barapun tertawa kencang mendengar keluh sang ayah yang mencebik sebal padanya, Arumi selaku sang ibupun hanya tersenyum malu dan melirik sang suami yang tersenyum padanya dan mengucapkan kata setengah berbisik.

"I love you my darling you drive me crazy." Ucap Marcellio pada Arumi dengan menunjukan kecupan dibibirnya membuat Arumi berbunga bunga.

"Mommy Daddy nanti aku akan mengajaknya kesini, dan memperkenalkannya pada kalian, tunggu saja sekarang dia mungkin sibuk."

"Memangnya calon istrimu bekerja sayang?"

"Yes mom, dia bekerja mengelola perusahaan cabang milik keluarganya."

"Oh dia juga pengusaha sama sepertimu?"

"Iya mom, aku dan dia bergerak dibidang yang sama, aku dan dia bahkan menyukai sesuatu yang sama mungkin hampir semua tapi bukan berarti semuanya, aku dan diakan lawan jenis, mommy daddy ingin tau lebih banyak biar aku ceritakan semuanya."

Arumi dan Marcelliopun mengangguk, setelah makan siang selesai mereka  mendengar cerita putra tunggalnya tentang hubungannya bersama gadis yang menjadi pujaan hatinya, mereka berdua antusias mendengarkan kisah cinta putranya tersebut membuat mereka tersenyum senyum bahagia, cinta mereka benar benar kuat walau terpisah jarak dan waktu membuatnya bangga.

"Kau beri tahu mommy jika mau mengajaknya kemari, mommy mau dia makan masakan mommy."

"Bagaimana kalau nanti malam mommy, semoga dia bisa datang kesini."

"Lebih cepat lebih baik my son." Sela Marcellio dengan bahasa Indonesia kakunya.

"Baiklah aku mau menghubunginya dulu." Ucap Bara beranjak menuju kamarnya untuk menghubungi Siska, tapi dia urungkan takut Siska sedang sibuk akhirnya dia lebih memilih mengirim pesan saja.

Pesan pertama dia mengirim dengan memanggilnya saja "Sayang" tak berapa lama balasanpun didapat dengan kata " iyah, ada apa?" Barapun kembali membalas dengan kata "Apa kau tengah sibuk" Balasan kembali didapat "Tidak, ada yang ingin kau sampaikan?" Tanpa bertele tele dia langsung menelfonnya saja agar lebih jelas, sambungan telfonpun terhubung.

"Halo sayang, selamat siang?" Sapanya bahagia.

"Siang mata biru ada apa?" Jawab Siska yang sudah terbiasa memanggilnya dengan mata biru.

Aqila LiviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang