Ah, hari-hariku disini sangat berkesan...
Namun kuharap aku tidak terus teringat akan tempat ini..
Perjalananku akan segera dimulai.
Aku tidak boleh menoleh ke belakang.
....
Bulan-bulan kujalani tanpa kusadari.——————
Halo, Ashina disini.Singkat cerita, setelah berjalannya hari-hari penuh rutinitas di tempat ini, aku telah mencapai babak terakhir. Benar, ini momen kelulusan.
Bersamaan dengan ini sanksi yang kudapat telah berakhir, hip hip hore!Ketika kami lulus, seragam yang kami miliki akan diwariskan kepada generasi berikutnya. Para anak buangan terpilih selanjutnya.
Ini upacara kelulusan sederhana, kami para murid yang telah diluluskan dari akademi ini berkumpul di kebun luar ruangan bersama seluruh guru yang berada disini. Para lulusan membentuk formasi melingkar, di tengah-tengah ada sebuah lubang yang sudah digali. Pertama, kami akan mendengarkan kata sambutan dari kepala akademi yang berdiri di lubang, dilanjutkan pesan dari para guru. Berikutnya adalah pelepasan jubah, dan penanaman satu buah bibit pohon yang masih muda. Kepala akademi keluar dari lubang dan bibit pohon akan ditaruh di lubang oleh salah satu guru, angkatan kami mendapatkan pohon cemara. Masing-masing anak akan mendapatkan giliran untuk menutup lubang dengan tanah menggunakan tangan mereka. Pohon yang ditanam telah diberikan mana sehingga tidak akan pernah layu.
Upacara kelulusan yang aneh bukan?Ngomong-ngomong filosofi dibalik upacara penanaman pohon sihir ini adalah 'ilmu merupakan warisan yang tidak akan pernah punah'.
Woaw.Upacara kelulusan akan ditutup dengan doa, dan pemberian surat kelulusan serta surat resmi mengenai tingkatan bidang akan dibagikan secara pribadi oleh masing-masing wali kelas.
Harapanku untuk tempat ini adalah.. untuk tidak menebang pohon flamboyan di halaman utama yang berada di depan akademi. Kuakui itu sudah cukup tua, namun aku ingin itu menjadi tempat yang berarti bagi anak-anak berikutnya yang akan menjalani hidup di akademi ini.
Aku tidak terlalu peduli dengan upacara kelulusan. Madam Gie dan yang lainnya tidak terlalu meninggalkan kesan untukku. Ngomong-ngomong aku telah memberikan ramuan pembersih tenggorokan racikanku kepada Madam Gie setelah semua bubar. Mau tahu Responnya? Aku mendapat ucapan terima kasih sekaligus tamparan karena mengatainya tua. Kuharap aku tidak salah, karena dia memang sudah tua.
Sekarang aku berdiri menatap bibit pohon cemara yang tertanam di luasnya kebun akademi ini. Pohon kami yang baru saja ditanam. Aku mendengar langkah kaki yang renta.
"Ashina Asahina, diriku ingin Menemuimu secara pribadi." Terdengar suara berat seseorang yang memanggilku. Aku berbalik, melihat tiang- maksudku orang. Ia benar-benar tinggi setidaknya pada kisaran dua meter.
Oh, ternyata itu Tuan Frans si kepala sekolah. Ia juga sekaligus pemilik tempat ini. Dia menjadi seukuran tiang setelah keluar dari lubang. Aku tidak pernah melihat atau bertemu secara langsung dengannya, hanya melihatnya di acara-acara tertentu sebagai pembawa kata sambutan. Ah, identitasnya juga misterius. Selain namanya, aku tidak pernah mendengar cerita apapun tentangnya. Yah, mungkin aku juga miskin informasi.
Namun sekarang, ia menemuiku secara langsung, aku jadi curiga.Dari perilakunya, orang ini... nampak seperti orang yang suka mengintimidasi dengan menatap tajam seseorang. Selera berpakaiannya agak aneh. Ia mengenakan tuxedo berwarna biru tua bergaris hitam vertikal, memiliki rambut pirang pucat yang panjang dengan kumis dan janggut yang lebat menghiasi separuh wajahnya. Ini membuatnya terlihat sangat tua. Beserta tatapan yang tajam itu berada dibalik kacamata monokel emas. Tidak lupa ia melapisi dirinya dengan jubah hitam akademi.
Nyentrik juga kakek ini.
...
Tunggu! Ini kepala sekolah.
Menemuiku secara pribadi?!
Apakah aku melakukan kesalahan? Ah pasti bukan, aku baru saja lulus. Tapi... tetap saja!
Waduh, gawat nih!
Rasanya aku menjalani sanksi dengan baik, aku tidak kabur di kelas sihir lagi kok, Pak.
Mata biru langitnya menatapku dengan tajam dan fokus di balik kacamatanya, sepertinya dia mencermatiku.Sesaat kemudian aku merasakan sesuatu yang berdengung di kepalaku. Ini membuatku sakit kepala, kemudian diriku mendengar suara yang bergema, rasanya seperti menggetarkan otakku. Aku tidak pernah mengalami ini sebelumnya.
"Kau ini hanya memikirkan hal-hal yang tidak perlu. Kuharap kau tidak membuang-buang waktumu kedepannya."
...
Hah? OH-
Sebentar..
ORANG INI BISA TELEPATI! MAMPUS.Aku menutup mataku dan mengusap kelopak mataku. Setelah dikejutkan oleh beberapa hal aneh, saat kembali membuka mataku, aku telah berada di ruangan yang asing. Tapi aku yakin ini masih berada di kawasan akademi, karena di hadapanku saat ini terdapat lambang raksasa yang kukenal, lambang akademi.
Beserta si pak tua yang berada di depan lambang raksasa tersebut.Ah benar juga.
Ini pasti ruangan kepala sekolah di akademi.——————
"Salam sejahtera Pak, apakah ada hal penting yang anda ingin sampaikan kepada saya?" Ingat teman-teman, kesopanan adalah yang utama."Ah, ternyata memang kau. Nak, diriku penasaran mengapa dirimu begitu berharga bagi kakakku."
...
"Huh?" Aku bingung dan memiringkan sedikit kepalaku, aku yakin terlihat seperti orang bodoh disini.
"Kakek tua yang pernah mengasuhmu itu, dia adalah kakakku."Huh?
...
HAH?!Batinku mau dibuat kaget sampai kapan? Aku memang diam, namun pikiranku meronta-ronta karena ini hari kelulusan yang penuh kejutan dan membingungkan. Orang ini benar-benar ingin menenggelamkanku di lautan fakta.
Percakapan antara kami berdua selanjutnya, dilakukan dengan telepati.
Sepertinya ini semacam kemampuan yang dimiliki oleh tuan Frans. Nampaknya ia memaksa lawan bicara dengan mengirimkan pesan berupa gelombang suara ke otak mereka, untuk mengikuti percakapan melalui pikiran.
"Terus terang saja, aku tidak melihat apapun yang istimewa darimu nak." Ujarnya dengan dingin.
Yah, tapi kata-katanya memang benar, tidak ada yang begitu bagus dariku selain kemampuanku dalam hal medis. Ditambah aku tukang bolos saat pelajaran sihir."Aku tahu apa yang kau pikirkan, tidak perlu menjawab. Kau juga tak perlu terkejut."
Bagus pak tua, terima kasih.
"Sama-sama."
....
"Jadi aku tak ingin membuang waktuku lebih banyak hanya untuk mendengar isi pikiranmu. Aku hanya ingin mengatakan bahwa kau belum boleh pergi dari sini."
Bisa diulang pak?"Kau belum diizinkan meninggalkan tempat ini."
Alasannya?
"Aku tahu tujuanmu masih belum kau mantapkan. Di seantero Tarbent, akademi ini adalah sebuah kebanggaan. Kami tidak sembarang meluluskan orang yang tak bisa jadi apa-apa. Tandatangani ini, setelah kau yakin dengan apa yang kau putuskan, kau boleh melakukan apapun yang kau inginkan. Dan, jangan melupakan seseorang yang penting bagimu. Ia masih disini."Aku mendapatkan selembar kertas darinya.
Setelah mengatakan semua hal itu, tanpa diriku sempat bertanya, ia menjentikkan jarinya dan aku berada di dalam kamarku di asrama. Rupanya begitu caranya menteleportasikan kami sebelumnya. Rasanya diriku pernah mendengar soal teleportasi.. Tapi, entahlah.
Pengalaman telepati barusan juga membuatku cukup terkejut, diriku tak pernah merasakan telepati. Isi pikiranku juga seperti tak memiliki privasi.
....
Aku teringat dengan selembar kertas yang ia berikan padaku dan aku membaca isi kertas tersebut di tanganku.Tunggu.
Kertas yang kupegang ini...
Ah pantas saja, aku belum mengumpulkan formulir rencana kerja.
Aku belum bisa lepas dari sini.Pak tua ini lebay.
![](https://img.wattpad.com/cover/350516709-288-k493976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashina; Physician's Journey
AventuraKarya Original pertama oleh Yaoya!!! VOLUME 1 (Setiap BAB memiliki beberapa halaman agar tidak terasa jenuh saat dibaca :D) Akan menjadi sebuah serial yang penuh makna!!! Jejak berkah di dunia yang fantastis ini \^v^/ . . . !!!Kisah perjalanan seora...