Pagi-pagi begini hanif dan lakshan sudah ribut di dapur,pasalnya hanif yabg sedari tadi hanya mengomentari masakan lakshan dan dia tidak membantunya sama sekali
"Udah sana mas hanip bangunin yang lain aja, ini biar aku yang masak, kalo ada mas hanip nanti masakan ku jadi ngga enak" lakshan mendorong punggung hanif untuk keluar dari dapur
"Lambemu shan, emang apa salahnya kalo aku di sini, kan biar bisa nyicip masakan kamu" setelah mengatakan itu hanif berjalan keluar dengan mencomot satu mendoan
Ia berjalan menuju kamar si bungsu danta, tanpa mengatakan apa apa hanif langsung saja nyelonong masuk ke kamar danta
"AAAAAAA!!!!!!" Danta berteriak ketika mendapati kepala hanif muncul di balik pintu, begitu pula hanif, ia kaget dengan apa yang dilihatnya sekarang ini, bocah itu tampak tidak mengenakan apa-apa dengan rambut yang basah, sepertinya danta baru selesai mandi
"Mas hanip kebiasaan banget sih, kalo masuk tuh salam dulu, kan kalo gini aurat ku jadi keliatan" ucapnya dengan badan yang terbungkus selimut
"Salahmu to, bukannya pake handuk dulu" dengan wajah tanpa dosa kini hanif malah berbaring di kasur danta
"Eh iya , inikan hari minggu, kok kamu tumben udah mandi" ucapnya lagi sembari mengubah posisinya menjadi duduk
Tentu saja hanif heran, manusia mana yang mau mandi sepagi ini di hari minggu
"Aku mau ikut bapak ke pasar" setelahnya danta pergi keluar dari kamar, lalu menghampiri bapak yang sedang duduk di teras rumah dengan di temani secangkir kopi dan mendoan buatan lakshan
"Oh kamu udah siap, ya udah ayo berangkat sekarang sebelum siang"
Bapak kemudian beranjak dari duduknya, ia meraih tas belanja yang ada di sampingnya dan memberikannya kepada danta
"Pak aku mau nitip dong." Hanif berseru dari ruang tamu
Sejak tadi pikirannya dipenuhi dengan bayang-bayang es kelapa dan martabak kacang.
"Titip apa nip." Sembari menatap putra asuhnya, terlihat kerutan di sudut matanya dan bibir yang melengkung.
Bapak itu orangnya memang tidak pernah pilih kasih, tidak pernah membeda-bedakan anak asuh dan anak kandungnya sendiri, apapun yang mereka minta bapak selalu berusaha memenuhi keinginan mereka, walaupun pekerjaannya hanya sebagai pedagang sayur dan kuli panggul di pasar.
"Cepetan mas, jangan kebanyakan mikir keburu siang nanti" itu suara danta, bocah itu mulai kesal lantaran hanif yang masih belum memberikan jawaban saat di tanya oleh bapak tadi
"Emm martabak kacang satu ya pak." Ucapnya setelah beberapa saat lalu berpikir keras untuk memilih antara es kelapa atau martabak kacang
"ASTAGHFIRULLAH MAS DEVAN ITU MAKHLUK APAAAA!!!!?." Yoga yang baru saja bangun dan hendak menuju kamar mandi sudah di kejutkan dengan makhluk berwarna hitam pekat dan bermata kuning kehijauan, makhluk itu juga memiliki cakar yang tajam dan tubuhnya dipenuhi bulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story From Arza
Teen Fiction"kesulitan yang sebenarnya adalah mengatasi caramu berpikir mengenai diri kamu sendiri, jangan berpikir terlalu jauh"