"Jaket siapa tuh." Niar memperhatikan Belle yang sedang melipat Jaket tersebut."Jaket orang yang udah nolongin gue." Belle sengaja mencucinya terlebih dahulu, dia harus mengembalikannya.
"Emang siapa yang nolongin lo, masih inget gak sama wajahnya." Bunga tau kebiasaan tentang Belle, dia orangnya pelupa.
"Gue lupa, gimana dong?" tanya Belle sontak dia mengerucutkan bibirnya.
"Cari di kantin aja yuk, siapa tau ketemu."
"Bener tuh kata Niar, ayo lah dari tadi kita belum jajan." Bunga langsung menggandeng mereka berdua.
•••
Rupanya kantin masih sepi, lebih tepatnya mereka sudah melakukan istirahat, karena para guru sedang sibuk rapat.
"Sepi banget."
"Duduk aja dulu, bung gue masih mager nih." Belle menggajak mereka untuk duduk.
"WOI, SATRIA." Teriakkan Niar sungguh menggelegar, orang-orang yang tengah berada di kantin langsung menatap ke arah mereka.
"Ada apaan nir, berisik banget lo, gak di rumah, gak di sekolah berisik mulu."
Satria langsung menghampiri mereka, dia kemudian duduk.
"Lah, kenapa lo malah duduk di sini? Lo juga suka teriak-teriak gaje ya anjir."
"Tapi kan tadi lo manggil gue, ya gue samperin lah." Satria jadi nyesel nyamperin Niar.
"Tolol, gue cuma mau nyapa, btw tumben gak bareng antek-antek lo."
"Anying gue di tipu, cie diem-diem lo merhatiin gue ternyata," ujar Satria dia menarik turunkan alisnya.
"Gue nanya doang elah."
"Eh, ada Belle yang cantik jelita bagai Princess Disney." Satria langsung melirik Belle, sepertinya dia tengah banyak pikiran.
"Idih, geli banget gue dengernya, ya ga bung." Niar langsung memberikan tatapan jijik.
"Bilang aja lo iri, karena gak pernah di puji gue, btw kenapa lo Belle kayak banyak pikiran."
Niar langsung memberikan tatapan sinis andalannya, siapa juga yang iri.
"Gue lagi pusing, mikirin cowok."
"HAH, MIKIRIN COWOK!"
"Santuy sat, gak usah gebrak meja, kuah bakso gue muncrat ini." Bunga kaget dengan aksi tidak terduga Satria.
"Maaf-maaf, siapa tuh, sekolah di sini gak?" Satria semakin penasaran, dengan seperti apa cowok tersebut.
"Iya, tapi gue gak kenal sama dia."
"Lah, bagaimana ceritanya, minimal lo inget ciri-cirinya lah, nanti gue bantu."
"Gue lupa lagi ciri-cirinya, seriusan mau bantuin gue."
"Tapi, lo ada urusan apaan sama dia."
"Rahasia," balas mereka bertiga.
"Anying, kompak banget lo bertiga, dah lah gue mau balik ke kelas."
•••
"Assalamualaikum, wahai para kawan-kawan ku." Satria langsung menendang pintu.
"waalaikumsalam," jawab mereka.
"Lo kenapa ikutan lim, lo kan Kristen." Juna menatap heran Liam.
"Ouh iya, lupa gue."
"Rusak-rusak deh tuh pintu."
"Diem lo sam, btw gue bawa berita penting."
"Apaan tuh." Theo lumayan penasaran dengan kabar yang akan di bawakan Satria.
"Belle punya gebetan."
"Bohong ya lo, perasaan dia jomblo dah." Juna rada curiga ini cuma akal-akalan Satria untuk mengerjai Theo.
"Nggak anjir, gue gak bohong orang tadi Belle sendiri yang cerita ke gue."
"Yang sabar Yo, kadang hidup emang suka becanda." Hisam menepuk bahu Theo.
"Udah lah, lagi pula kayaknya gue gak layak buat pacaran sama Belle, gue mau lanjut ngerjain tugas aja."
"Malah lanjut ambis lagi."
"Lo pasrah banget sih jadi orang, gak mau usaha buat bisa di notice sama Belle." Satria semakin gregetan.
"Sampai kapan lo bakal kayak gini yo, udah setahun lebih lo gini-gini terus, gak ada perubahan." Liam juga jadi ikut gregetan.
"Kita gak bermaksud buat mojokin lo," kata Juna.
"Tapi karena kita peduli sama lo bro." Hisam mengepalkan tangannya, menyuruh Theo untuk lebih bersemangat.
"Thanks, udah mau jadi temen gue."
"Nah gitu dong, ini baru temen kita ya gak." Satria merangkul Theo, lagian dia selalu siap membantu.
"Yoi." Balas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You | Taesan - Belle
FanfictionBerkisah tentang Theo, yang berusaha mendapatkan perhatian sang Crush. Akankah ia berhasil, menjadikannya sebagai sang kekasih?