"Sumpah tuh cowok siapa sih, gue baru liat dia.""Bukan cuma lo doang el, gue juga baru pertama kali liat dia."
"Tapi gue ngerasa kenal sama tuh cowok, tapi di mana ya. Btw kayaknya dia suka sama lo deh el." Niar yakin, dia pernah melihat cowok tersebut.
"Dari tadi, lo bilang merasa familiar terus, wajar anjir dia naksir si el, secara cakep." Bunga mah sudah tidak kaget sih, banyak juga cowok yang telah di tolak Belle, dengan alasan bahwa dia tidak cocok dengan cowok tersebut.
Heran, sebenarnya tipe Belle itu seperti apa sih, Bunga jadi pusing sendiri.
"Terserah deh, lagian kayaknya gue gak bakal ketemu dia lagi, apa lagi buat tertarik."
"Awas, kena omongan sendiri, nanti lo malah jadi bucin."
"Bener kata Niar, gue sih tim nunggu putus, biar punya playlist lagu galau baru."
"Bunga, gue kenal dia aja baru tadi, kok udah mikirin jauh banget." Tau deh, Belle pusing dengan pikiran mereka berdua.
•••
Theo kini tengah tersenyum sendiri, baru kali ini dia sebahagia itu, walaupun dia lumayan malu.
"Woi, jangan senyum-senyum sendiri, mana deket pohon lagi." Satria datang, di ikuti Liam, Juna dan Hisam.
"Anying, lo tadi ngapain bego." Liam masih rada ngeri, melihat Theo yang tertawa.
"Si anjir, bukannya jawab malah cengengesan."
"Fiks, dia kerasukan penunggu pohon sini." Hisam langsung merinding, bulu kuduknya langsung berdiri.
Ekspresi Theo, kemudian menjadi serius, dia membuka bungkus Risol nya, heran punya temen kok gini banget.
"Diem lo semua, gue lagi bahagia, mana ada kerasukan."
"Lo ngapain, tadi pake nyamperin Belle." Satria masih penasaran.
"Gue mau ngajak kenalan, itu doang kok."
"Sinting, lo baru mau ngajak kenalan sama dia pas sekarang, telat bego." Hisam menyandarkan tubuhnya, pada pohon tersebut, ternyata enak juga.
"Gak ada kata terlambat, selagi masih ada waktu, walaupun waktu itu sebentar."
"Buset, Arjuna Teguh nih bos, senggol dong." Satria berbicara dengan keras.
"Woi, berasa di hutan kali, teriak-teriak mulu lo, gue gibeng nih." Hisam merasa terganggu dengan suara Satria.
"Emang lo berani sama gue?"
"Nggak sih." Hisam langsung menggelengkan kepalanya.
"Cemen lo," balas Theo.
"Langkah selanjutnya, apaan? Masa cuma gitu dong."
"Gak tau, sat. Gue belum mikir langkah selanjutnya, lagian sekarang baru awal permulaan kan?"
"Iya sih, udah lo kaga usah banyak mikir, kaya yang pinter aja."
"Theo kan emang pinter sat." Juna membetulkan posisi dasinya.
"Btw, lo beli Risol di mana?”
"Ah, kaga nyambung lo Lim, orang lagi ngomongin si Belle tiba-tiba jadi nanya beli Risol di mana."
"Suka-suka gue lah sam, buruan beli di mana tuh."
"Gue beli di si Yoga, tetangga Lo sat."
Satria kemudian melirik ke arah Theo, sejak kapan Yoga, tetangganya jualan Risol, di suruh ke warung aja gak mau.
"Lah, gak salah denger, tuh bocah jualan Risol."
"Seriusan, gue juga di tawarin tadi tuh sama dia, ya kali bohong."
"Fiks, gak bener tuh bocah."
Mereka berlima pun, memilih menghabiskan waktunya di dekat pohon tersebut.
Hisam yang mulai tertidur pulas, Satria yang sibuk bermain tebak gambar di ponselnya, Juna dan Liam memilih waktunya untuk mengobrol hal yang kurang penting, adapun Theo dia hanya sedang memikirkan sesuatu, yang tak lain cara agar bisa dekat dengan Belle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You | Taesan - Belle
FanfictionBerkisah tentang Theo, yang berusaha mendapatkan perhatian sang Crush. Akankah ia berhasil, menjadikannya sebagai sang kekasih?