ʀɪᴠᴀʟ

85 12 3
                                    


"Eh, Satria bisa ke sini bentar gak?" tanya Milly.

"Ada apaan mil gue lagi sibuk nih." Tapi Satria tetap saja menghampiri Milly.

"Kalian berempat duluan aja." Satria menyuruh mereka pergi duluan.

"Oke, deh kita duluan ya sat." Hisam melambaikan tangannya.

                           •••

"Buset si Satria lama banget anjay." Juna melirik jam tangannya.

"Tuh orangnya," jawab Liam dia menunjuk ke arah datangannya Satria.

"Lama banget lo nge, nih makanan lo hampir di makan Hisam."

"Fitnah terus lo yo, gue bisa beli pake duit sendiri." Hisam mulu yang kena fitnah, pantesan nt mulu nih orang.

"Satria, gue ada urusan sama lo." Claudia kakak kelas mereka, tiba-tiba menghampiri mereka.

Dan lagi-lagi orang yang di cari oleh mereka adalah Satria, ada apa sih dengan cewek-cewek di sekolah ini.

"Ouh iya kak." Satria yang baru saja hendak duduk, langsung mengikuti Claudia.

"Anjir, buset dah bule-bule di sekolah pada demen sama si Satria apa? Dari tadi di samperin mulu sama bule." Hisam menatap heran kepergian Satria.

"Yang ganteng kan Liam sama Juna, tapi yang di kejar-kejar cewek malah si Satria." Theo menggelengkan kepalanya.

"Di mulai dari si Milly, eh sekarang Teh Claudia juga nyamperin dia. Fiks sih bakal jadi Playboy boy berkedok Friendzone." Juna tidak habis pikir dengan Satria.

"Mana bule semua lagi, yang ngedeketin dia." Liam memijat kepalanya, pusing sendiri dengan Satria.

                            •••

"BELLE."

Belle langsung menoleh ketika ada yang berteriak kepadanya, dia baru saja keluar dari sekolah.

"ANTON." Teriakkan Belle tak kalah heboh, dia sudah lama tidak bertemu dengan Anton.

"Gila, lo ngapain di sini?"

"Gue mau ketemu lo lah, kabar bokap gimana? gue ke rumah lo sepi anjay." Anton langsung memeluk Belle.

"Baik aja tuh, ya gue kan lagi sekolah, terus bokap juga lagi ada urusan kali." Belle balas memeluk Anton.

"Lo kapan balik lagi ke Amrik, gue sama yang lain nungguin lo." Anton kini melepaskan pelukannya, dia dan Belle sudah lama berteman, di tambah orang tua mereka juga menjalin ikatan pertemanan.

"Kapan-kapan, kalau libur gue pasti juga ke Amrik."

"Balik yu, gue pengen keliling Jakarta, udah lama gak liat suasana di sini."

"Suasana macet dan penuh polusi mungkin maksud lo." Belle menyenggol lengan Anton.

"Balik aja yuk." Anton menaruh tangannya di bahu Belle.

                           •••

"Anjir, apa-apaan nih? Gue harus kasih tau Theo soal ini." Juna yang baru melihat kejadian tersebut langsung segera menuju ruang musik.

"Woi, lo semua harus tau, gue habis melihat kejadian yang pasti bakal bikin geger." Juna mengatur nafasnya.

"Apaan, lo dateng-dateng langsung teriak-teriak." Hisam jadi tidak fokus gara-gara kehadiran Juna, padahal dia sedang mencoba memainkan piano.

"Buruan, apaan." Satria jadi kesal sendiri, mereka kan harus berlatih, untuk mengikuti pentas seni.

"Gue liat Belle di jemput sama cowok, tadi pas di gerbang."

"APA?" Sahut mereka secara bersamaan

"Ulangin sekali lagi, kurang jelas lo bohong ya, eh jangan ngebohongin si Theo, kasian bjir." Liam kurang percaya, dengan omongan Juna.

"Gue gak bohong, nih gue punya buktinya, mau ngelak apalagi kalian." Juna langsung menunjukkan ponselnya, dia memperlihatkan foto teresebut.

"Si anjir, beneran lagi." Satria langsung melirik ke arah Theo.

"Woi yo jangan bengong elah." Hildan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Gue, harus ngapain kalau kayak gini?"

"Harus mundur, kata gue mah." Juna langsung ngomong begitu.

"Juna, gue tabok juga mulut lo," balas Hisam.

"Gue, harus lebih semangat kayaknya, ngapain nyerah Belle udah kenal gue, masa mau nyerah gitu aja."

Mereka refleks terkejut, sepertinya kali ini Theo tidak akan mundur, dia akan mencintai secara ugal-ugalan.

                       Anton

                       Anton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Crush On You | Taesan - BelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang