14. Rahasia

1K 98 2
                                    

Aeri masih didalam kamar Sela dan gadis itu masih bercerita tentang banyak hal sampai satu hal yang membuat Aeri tercengang.

"Kak, Sela punya rahasia besar kak Aeri mau dengerin nggak?" Tanya Sela dan diangguki oleh Aeri.

"Ini rahasia kita ya!" Ucap Sela dengan semangat dan mulai menceritakan rahasia itu.

"Sela pernah diculik tau kak, waktu itu Sela lagi jalan sendiri habis beli susu kotak, terus ada mobil yang berhenti tiba-tiba Sela dibawa pergi, Sela nangis minta tolong tapi nggak ada yang denger ternyata yang culik Sela itu saingan bisnisnya papa, untung aja waktu itu Sela selamat karna polisi Dateng ke tempat Sela disekap" Sela bercerita dengan suara lirih.

Aeri yang mendengar itu langsung menutup mulutnya tidak percaya, Sela pernah menjadi korban penculikan, Aeri membawa Sela kedalam pelukannya.

"Sela nggak perlu takut lagi, sekarang udah aman. Kalo ada yang mau culik Sela kak Aeri bakal Dateng tolongin Sela kayak waktu itu "ucap Aeri mengusap punggung Sela.

Samuel membuka pintu kamar Sela dan terlihat dua orang yang sedang berpelukan.

"Ehmm, Aeri udah malem Lo nggak pulang?" Tanya Samuel.

"Iya, ini mau pulang" Aeri hendak berdiri namun ada sendok melayang kearah Samuel.

Duk...

Sendok itu tepat mendarat di kening Samuel, bukan Aeri pelakunya namun Sela.

"Kak Sam, jangan ganggu kita kak! Kak Aeri jangan pulang dulu!" Sela menggenggam tangan Aeri, tidak membiarkannya pergi.

Sedangkan Samuel sedang sibuk mengusap keningnya yang terasa nyut-nyutan karna sendok yang melayang tadi.

Aeri berusaha menahan tawanya yang ingin meledak saat ini juga. Dan heran, apa mungkin memang bentuk kasih sayang mereka adalah physical attack.

"Kak kenapa?" Ucap Naya yang datang karna mendengar suara ribut dari kamar anaknya.

"Itu Sela mah, Sam cuma bilang udah malem Aeri harus pulang malah dilempar sendok sama Sela" Samuel mengadu kepada Naya.

"Sela nggak boleh gitu" ucap Naya dan Sela yang menekuk wajahnya kesal.

Namun setelah diberikan pengertian akhirnya Sela memperbolehkan Aeri untuk pulang.

"Pamit Tante Aeri pulang ya" ucap Aeri berjalan keluar kamar Sela.

"Gue anter" ucap Samuel

"Tapi gue mau mampir belanja bahan makanan dulu, nggak papa?" Tanya Aeri, takutnya Samuel tidak mau maka dia bisa pulang sendiri saja.

"Gue tungguin nanti, Lo dateng sama gue pulang sama gue juga karna gue yang bawa Lo kesini" ucap Samuel berjalan meninggalkan Aeri lebih dulu untuk mengambil mobil.

Mereka berdua sudah dalam perjalanan, dan berhenti saat sampai didepan supermarket. Mereka berdua berjalan beriringan masuk kedalam supermarket.

Aeri berjalan melihat lihat apa yang dibutuhkan, saat akan membayar Aeri baru menyadari kalau banyak orang yang menetapnya, bukan dirinya melainkan Samuel dibelakangnya.

Bahkan kasir didepannya sudah menatapnya dari tadi.

"Permisi, kak boleh kenalan? Minta nomornya boleh?" Ucap kasir itu.

Sedangkan Samuel malah menatap Aeri, membuat gadis itu bingung.

"Gimana sayang? Boleh nggak aku kasih nomornya ke dia?" Ucap Samuel menatap Aeri.

"Hah? Maksud Lo?" Aeri tidak paham

"Nggak boleh mbak, pacar saya kalo marah serem" ucap Samuel setelah itu menarik Aeri dari sana.

"Pacar apaan sih? Halu ya Lo?" Aeri melihat Samuel dengan tatapan side eye.

"Apa efek jidat Lo kepentok sendok?" Aeri menatap kearah jidat Samuel, dan baru menyadari kalau bekas lemparan sendok tadi menjadi warna merah.

"Jidat Lo merah banget, cepet ayok jalan. Ntar kompres dulu dirumah gue" sekarang gantian Aeri yang menarik Samuel agar cepat jalan ke mobilnya.

Samuel hanya menggelengkan kepalanya, sebenarnya dia tidak apa apa, dan soal dikasir tadi dia juga hanya ingin membuat Aeri kesal, entah kenapa melihat gadis itu kesal membuatnya merasa senang.

Mereka dalam perjalanan pulang, setelah sampai didepan rumah Aeri, terlihat seseorang yang baru sampai juga didepan rumah Aeri.

"Darren? Wih motor gue, makasih ya" ucap Aeri setelah turun dari mobil dan menghampiri Darren.

"Sama-sama, oh ya ini novel yang waktu itu mau Lo pinjam"  Darren menyerahkan novel itu.

"Makasih ya, udah makan belom? Mau mampir? Gue mau masak sekalian aja" tawar Aeri

Sedangkan Samuel yang merasa tidak dianggap menjadi kesal.

"Gue pulang!" Ucap Samuel dengan keras

"Eh, jangan dulu! Itu jidat Lo kompres dulu"  Aeri membuka pintu rumahnya dan mereka memasuki rumah itu.

Ini kedua kalinya Samuel masuk dan pertama kalinya bagi Darren.

"Ini es batu buat kompres, kalian tunggu sini gue masak bentar" ucap Aeri meninggalkan mereka ke dapur setelah memberikan es batu untuk Samuel.

"Jidat Lo kenapa?" Tanya Darren

"Dilempar sendok sama Sela anjir! Sakit banget" Samuel sedikit meringis merasakan dingin es batu dikulitnya.

"Bersyukur aja, gue pernah dilempar buku kamus sama adik Lo!" Darren bergidik ngeri ketika mengingat hal itu lagi.

Setelah beberapa menit, Aeri datang membawa tiga piring nasi goreng untuk mereka nikmati.




Aku mau nanya...

Kalian lebih suka aku update pagi atau sore buat bacanya?


Vote & comment nya sayangg...





Just Extra [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang