3. Become Aeri

1.5K 144 0
                                    

Baru saja keluar dari pintu rumah, Alia melihat ada sepeda motor listrik yang ternyata milik Aeri.

"Gue bisa pakai ini buat pergi ke sekolah juga" Alia pergi mengendarai sepeda motor listrik itu. Alia berhenti ketika sudah sampai didepan minimarket.

Masuk kedalam minimarket dan mulai memilih beberapa cemilan dan bumbu masakan yang dia butuhkan untuk memasak. Ternyata didalam minimarket ini sangat lengkap bahkan sampai sayuran pun ada.

Setelah selesai memilih Alia membayar dan keluar dari minimarket. Mengendarai sepeda motor nya dan kembali kerumah Aeri.

"Gue males masak yang ribet jadi gue makan mie instan aja dulu, tapi gue masukin belanjaan dulu ke kulkas" Alia mulai memasukan belanjaan kedalam kulkas dan menatanya dengan rapi.

"Oke sekarang tinggal masak mie" Alia mulai memasak mie itu dan menunggunya sampai matang. Setelah matang Alia mulai menyantap mie itu dengan lahap.

"Walaupun gue bukan jadi tokoh utama bahkan cuma figuran yang nggak dikenal keberadaan nya dinovel ini, setidaknya gue punya modal buat hidup dan menghasilkan banyak uang" Alia berbicara sendiri di tengah dia makan.

setelah selesai makan, Alia mulai membereskan dan mencuci semua barang yang kotor, Kembali ke kamar dan mandi. Setelah mandi Alia membuka lemari pakaian milik Aeri.

"Wah, bahkan gaya pakaian lo sedikit terlalu membosankan" Alia mengambil pakaian seadanya dilemari itu.

"Besok gue mulai sekolah,dan mulai besok juga gue bakal hidup menjadi Aeri Gabriella. Gue bakal berusaha semampu gue buat hidup didunia ini" Alia terus meyakinkan dirinya sendiri.

Alia menarik selimutnya dan mulai untuk tidur,karna besok merupakan hari dimana kehidupan yang baru akan di mulai. Bukan lagi menjadi Alia namun menjadi Aeri Gabriella yang sesungguhnya.

Sinar matahari mulai memasuki kamar Aeri, suara alarm yang berasal dari ponsel Aeri berbunyi dengan keras, membangunkan gadis yang sekarang bernama Aeri itu.

"Selamat pagi Aeri Gabriella" gadis itu merentangkan kedua tangannya keatas kemudian beranjak dari tempat tidur berjalan ke kamar mandi.

Setelah selesai bersiap, Aeri turun kelantai satu kemudian membuka kulkas dan mengambil roti tawar dan selai coklat. Mulai mengolesi roti itu dengan selai coklat dan memakannya sampai habis.

Minum dan kemudian mengambil botol berisi air dan memasukkannya kedalam tas. Tidak lupa kunci motor dan helm yang dia pakai. Aeri mulai membuka ponselnya dan membuka maps untuk mencari sekolahnya.

Motor itu memasuki gerbang sekolah, setelah memarkirkan motornya dengan benar , Aeri mulai berjalan mencari dimana letak kelasnya berada. Kelas sebelas IPA 3 Aeri terus melihat dan mencari sampai akhirnya dia menemukan kelas itu.

Masuk kedalam kelas itu kemudian diam berdiri sambil melihat ke berbagai arah, memastikan benar atau tidak kelas yang dirinya masuki. Sampai ada seorang gadis yang memanggil namanya.

"Aeri! Ngapain disitu, tempat duduk lo disini" gadis ber nametag Luna Ananta itu memanggil Aeri.

Aeri yang merasa dipanggil akhirnya menghampiri gadis itu dan duduk disampingnya, mungkin saja gadis itu adalah teman Aeri.

"Selamat pagi Aeri, kenapa kayak orang bingung gitu? Baru hari Senin loh ini!"

"Pagi Luna" ucap Aeri sambil tersenyum

"Aeri? Lu beneran senyum sambil nyapa gue? Serius? Lo sakit? " Luna mulai memeriksa kening Aeri dan tidak merasakan suhu panas.

"Gue sehat, kenapa kalo gue nyapa dan senyum?" Apa salahnya menyapa dan tersenyum? Apa Aeri yang sebelumnya tidak seperti itu?.

"Dan ini kata terpanjang yang pernah gue denger dari mulut Lo Aeri!. Gue merasa terharu! biasanya kalo gue sapa lu cuma ngangguk doang, super cuek tapi Lo baik banget!" Luna merasa sangat senang karna akhirnya dia merasakan Aeri adalah manusia bukan robot.

Terlihat ada dua orang laki-laki yang masuk ke dalam kelasnya. Jujur saja Aeri baru melihat ada manusia yang sangat tampan sekaligus memiliki aura yang gelap, namun itu membuat daya tarik semakin bertambah.

"Mereka siapa?" Aeri bertanya kepada Luna

"Se enggak peduli lo sampai nggak kenal sama mereka?" Luna menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Mereka itu Samuel Alexander horitson sama Darren Mahendra! Astaga Aeri Lo udah duduk disini dari kelas sepuluh dan Lo nggak kenal mereka?"

"Kenapa mereka duduk dibelakang gue? Dan kenapa gue nggak pernah pindah tempat duduk?" Bagaimana mungkin Aeri tidak berpindah tempat duduk? Bukankah setiap kenaikan kelas bebas memilih?.

"Karna Samuel yang suruh Lo duduk disini" ucap Luna.

"Kenapa dia suruh gue duduk disini?"

"Karna lo adalah orang yang paling enggak peduli dengan sekitar dan enggak berisik, karna itu Samuel suruh lo duduk disini" jelas Luna

"Gue duduk disini sama lo kan Lun?" Aeri bertanya dengan serius.

"Lo duduk sendiri, gue duduk di sana dan gue balik ke tempat gue ya" Luna menunjukkan tempat duduknya dan berjalan kembali ke tempat duduknya.

Aeri membereskan buku-bukunya kemudian berdiri hendak pindah tempat duduk ke tempat duduk yang lain. Namun saat baru berdiri ada suara yang mengehentikanya.

"Mau kemana Lo?" Suara berat yang berasal dari seseorang bernama Samuel.

"Hah gue? Mau pindah tempat duduk" Aeri menoleh ke arah lawan bicaranya.

"Kata siapa Lo boleh pindah? Lo tetep duduk disitu!" Samuel menatap dingin ke arah Aeri.











Vote&comment nya kawan...❤️










Just Extra [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang