16. Karin

987 92 2
                                    

Aeri berjalan menuju ke kelas setelah dari roof top tadi, namun mendadak ingin buang air kecil dahulu jadi dia pergi ke toilet. 

Saat sampai didepan toilet Aeri mendengar keributan didalam sana, Aeri masuk dan kaget karna ada dua orang perempuan Karin dan Viona, Karin yang berdiri kaku dan Viona yang tersungkur dibawah dengan kepala berdarah.

Entah dari mana Samuel tiba-tiba datang dan menabrak bahunya terburu buru masuk kedalam toilet itu, Aeri masih terdiam mengamati apa yang sebenarnya terjadi.

"Karin! Lo apain Viona! Dasar iblis Lo!" Samuel membentak Karin yang berdiri kaku sambil menggelengkan kepalanya.

"Gue nggak ngelakuin itu Sam!" Teriak Karin

"Kalo bukan Lo siapa lagi? Yang jahat disini cuma Lo!" Samuel menatap tajam ke arah Karin kemudian membawa Viona pergi dari sana.

Disaat Samuel dan Viona melewati Aeri, Aeri menangkap senyuman yang mencurigakan dari viona, apa maksud senyuman itu?

Luna yang baru saja datang langsung menarik Aeri dari sana.

"Ngapain Lo disitu Aeri, ini bukan urusan kita" Luna menarik tangan Aeri untuk pergi ke kelas.

"Oke" Aeri mengikuti Luna untuk pergi ke kelas dengan berat karna terus melihat ke arah Karin yang sangat kacau, Aeri tidak tenang dan banyak sekali pertanyaan dibenaknya.

Kelas sudah dimulai, Aeri bertanya kepada Darren yang duduk disampingnya karna Samuel masih belum masuk, terakhir Aeri melihatnya saat di toilet tadi.

"Viona gimana keadaannya?" Tanya Aeri kepada Darren.

"Dibawa ke rumah sakit sama Sam" jawab Darren sambil menggambar lapisan kulit karna sekarang pelajaran biologi.

"Kalo Karin?" Aeri benar benar tidak tenang, padahal tidak seharusnya merasa seperti itu.

"Katanya dipanggil BK, udah gambar nya?" Darren menatap Aeri dengan alis terangkat sebelah.

"Belum, nggak bisa gambar" Aeri menggaruk keningnya yang tidak gatal.

"Sini gue aja yang gambar" Darren mengambil buku dari tangan Aeri, dan Aeri membiarkan Darren menggambar di bukunya.

"Makasih ren" Aeri menatap luar jendela, mengamati langit sore itu.


Bel pulang sekolah berbunyi...

Aeri segera membereskan buku-bukunya dan keluar dari kelas menuju parkiran. Namun kunci motornya tidak ada, Aeri panik karna kunci motornya hilang.

Aeri membuka tas dan kembali kedalam kelas mencari kuncinya namun tetap tidak ada. Aeri mengingat ingat kemana saja tadi dia pergi. Dia ingat tadi dia di roof top cukup lama.

Aeri berjalan ke roof top untuk mencari kunci motornya, dan benar kunci itu ada dibawah bangku yang tadi dia duduki. Saat akan mengambil kunci itu, Aeri melihat perempuan yang berdiri dipinggir roof top itu sambil menangis dan memejamkan matanya.

Aeri melebarkan matanya saat tau apa yang akan dilakukan perempuan itu, Aeri berlari dan menariknya turun kebawah, membuat mereka berdua jatuh dengan aman.

"Karin? Apa yang Lo lakuin tadi! Bahaya Karin!" Aeri sangat takut jika saja dia tadi telat atau mungkin tidak pergi ke roof top maka akan ada yang kehilangan nyawa.

"Kenapa Lo ganggu gue! Gue capek! Gue mau mati aja!" Karin menangis sambil terus memukul dadanya.

"Gue tau itu bukan Lo yang lakuin kan?" Aeri mendekati Karin dan langsung memeluknya.

"Gue capek! Gue sendiri! Dia pengen gue mati ri!" Karin menangis dengan memeluk balik Aeri, nyatanya yang dia butuhkan adalah pelukan hangat seseorang.

Aeri hanya mendengarkan semua keluh Karin, dan terus memeluknya hingga tenang, nyatanya Karin yang terlihat antagonis hanya seorang gadis rapuh yang jiwanya hampir rusak.




Mau kasih konflik tipis tipis dulu, sesuai janji aku update.

Jangan lupa vote sama comment nya sayangg ❤️..

Just Extra [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang