2. Aeri?

1.7K 129 0
                                    

"Jelasin apa? Kalo kalian nggak sengaja ketemu atau alasan lainya? Gue udah ikutin kalian dari tadi dan mana ada orang temenan sayang sayangan, dan Lo Sarah! tega banget Lo nusuk gue?" Alia berdecih

"Udah lah, gue ga butuh alasan kalian gue sama Fadil udah putus, puas kan lo? Ambil tuh cowok bekasan gue!" Alia pergi meninggalkan kafe itu. Diperjalanan Alia berusaha menahan amarahnya yang meluap-luap.

Saat dirinya sampai dirumah, orang tuanya sudah pulang.

"Loh Alia? Kapan pulang?" Ucap Mawar ibu Alia.

"Udah pulang dari tadi, cuma balik lagi ke kampus ambil laptop ma"

"Kamu jadi ambil cuti?" Ucap seseorang dari kamar mandi, siapa lagi kalau bukan Andi ayahnya.

"Jadi pa, aku kekamar dulu ya mau mandi nih" Alia berjalan kekamar, masuk dan mengunci pintu. Mengambil handuk masuk kekamar mandi dan menyalakan shower.

Alia menangis sesenggukan dikamar mandi, dia meluapkan semua kekecewaannya. Bagaimana mungkin teman dekat nya dan pacar nya berselingkuh dibelakangnya.

"Goblok banget gue, kenapa gue nggak sadar kalo mereka itu main dibelakang?" Alia menangis dibawah guyuran air yang suaranya bisa meredam tangisannya.

Setelah selesai mandi, Alia berbaring menatap atap kamarnya berusaha untuk tidak memikirkan itu.

"Lo nggak boleh lemah Al, udah mereka berdua itu nggak penting di hidup lo. Semua udah terjadi dan tugas Lo sekarang cuma move on!" Alia berbicara kepada dirinya sendiri.

"Mending gue baca novel aja" Alia mulai membaca novel itu, dimana didalamnya diceritakan laki laki tampan yang mencintai gadis protagonis, namun gadis itu selalu di ganggu oleh gadis antagonis yang menyukai laki laki tampan itu.

Gadis antagonis itu berjuang sendirian mengejar laki laki pujaannya dan gadis protagonis yang sangat dicintai laki laki tampan itu. Terlihat gambar laki laki bersayap hitam yang digambarkan bahwa, laki laki itu tampan seperti malaikat namun seperti malaikat bersayap hitam yang dingin dan kejam .

Baru sedikit yang Alia baca, namun rasa kantuk menyerangnya. Mungkin terlalu lelah menangis, akhirnya Alia tertidur dengan novel yang menutupi wajahnya, setelah itu ada cahaya yang tiba-tiba muncul bersinar dari dalam novel itu.

❤️❤️❤️


Sinar matahari memasuki kamar Alia, gadis itu terbangun dari tidurnya.

"Gue dimana? Ini kamar siapa? " Alia panik melihat ke berbagai arah, jelas ini bukan kamarnya.

Jadi dimana sebenarnya Alia sekarang?

Alia melihat ke berbagai arah, dia mencari ponsel miliknya tapi yang dia temukan ponsel berbeda. Saat tubuhnya berbalik Alia berteriak kaget sampai terjatuh kelantai.

"Aaaa, lo siapa? Kenapa muka gue beda?" Alia meraba mukanya saat melihat pantulan dirinya dari cermin didepannya.

"Gue masuk ketubuh siapa? Ponsel gue perlu ponsel!" Alia mulai membuka ponsel itu,untung saja ponsel itu menggunakan sidik jari.

"Aeri Gabriella? Bagus juga namanya" Alia mulai membuka galeri gadis ini.

"Gawibrata High School? Sekolah Aeri bagus juga, kelas sebelas IPA 3?" Alia meletakan ponsel itu di atas meja, kemudia berjalan melihat isi kamar Aeri.

Namun baru beberapa langkah Alia duduk kembali dan mengambil ponsel itu lagi.

"Gawibrata High School? Kok kayaknya nggak asing? Novel yang tadi malem gue baca juga sama nama sekolahnya, tapi Aeri? Nggak ada tokoh yang namanya Aeri!" Kepala Alia mendadak pusing.

Awalnya Alia mengira hanya jiwanya ber transmigarasi namun masih didunia yang nyata seperti dirinya sebelumnya.

Namun ada di dalam novel? Sangat tidak masuk akal! Bagaimana dia bisa hidup didunia yang tidak nyata dan ciptaan seorang penulis!

Alia mulai mengatur nafasnya dan menyadarkan dirinya kembali. Berdiri dan mulai berjalan melihat isi kamar Aeri.

Terlihat beberapa piala dan medali olimpiade yang didapatkan oleh Aeri, terlihat bahwa gadis ini sangat pintar.

"Gue balik jadi anak SMA lagi, tapi kali ini anak pinter banget. Jadi inget SMA dulu gue juga anak yang ambis banget" Alia tertawa mengingat dulu dia juga merupakan siswa yang sangat berprestasi dan dicintai guru.

Alia berjalan kearah meja belajar dan terlihat banyak sekali buku yang menumpuk diatasnya, tidak hanya disana bahkan di sampingnya ada rak besar yang hanya berisi buku.

"Diary? Jaman gini masih nulis diary?" Alia mulai membaca buku diary milik Aeri itu.

"Aeri anak yatim piatu? Kecelakaan?" Alia membaca dengan sedih, dia merasa harus lebih bersyukur karna orang tuanya masih ada.

"Dan sekarang gue harus hidup jadi lo Aeri? Apa gue bisa bertahan kayak lo? lo hebat Aeri, gue bangga bisa jadi lo dan mungkin gua bisa belajar sedikit tentang hidup lo"

Alia terus membaca buku diary itu sampai habis, ada bagian yang membuat Alia sedikit tertawa.

"Lo punya cafe dan bangkrut? dan malah rugi?" Alia sedikit tertawa namun dia juga kagum karna Aeri berusaha membuka cafe peninggalan orang tuanya dengan kemampuannya sendiri.

Jika itu dirinya belum tentu dia bisa, apa lagi diumur Aeri yang sekarang baru tujuh belas tahun. Alia berjalan keluar dari kamar itu menuruni tangga.

Ternyata dilantai satu rumah Aeri adalah cafe, rumah yang lumayan luas dengan lantai satu menjadi cafe dan dapur. Dan lantai dua yang berisi ruang keluarga dan kamar.

"Pantes lo bangkrut Aeri, cafe lo terlalu kuno" Alia melihat gaya pada cafe ini sangat tertinggal zaman.

Alia mulai berjalan ke ruangan yang ada dibelakang cafe, ternyata ada dapur dan kamar mandi. Alia melihat ada kulkas disana dan membukanya.

"Kosong? Beneran nggak ada isinya cuma air doang?" Alia menutup pintu kulkas itu.

"Gue laper tapi nggak ada makanan sama sekali, Aeri punya uang nggak ya?" Alia berjalan kembali ke kamar Aeri.

"Duit Lo banyak juga, cukup buat gue hidup sampai punya kerjaan nanti" Alia Menemukan dompet berisi uang dan beberapa kartu ATM.

Alia membawa dompet dan ponsel milik Aeri untuk keluar membeli bahan makanan untuk mengisi kulkasnya. Baru saja keluar dari pintu rumah, Alia melihat ada sepeda motor listrik yang ternyata milik Aeri.








Vote&comment nya sayangg...







Just Extra [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang