10. Perkara Basket

1.1K 103 1
                                    

Pelajaran olahraga dimulai, ada gabungan kelas yaitu sebelas IPA tiga dan sebelas IPS satu yang merupakan kelas dari viona. Semua orang melakukan pemanasan tidak terkecuali Aeri yang ikut melakukanya.

"Selamat pagi semuanya, sekarang kita akan bermain olahraga basket. Masing masing berpasangan" ucap pak Tirta

"Luna, gue sama Lo" Aeri menghampiri Luna yang sedang mengikat tali sepatu.

"Jadi gini Aeri, maaf banget soalnya gue mau sama Ryan, masa ada pacar dianggurin" ucap Luna cengengesan.

"Emang Ryan ikut olahraga?" Aeri mengerutkan keningnya.

"Ryan itu kan kelas sebelah IPS satu, sekelas sama viona tuh ceweknya Samuel" jelas Luna.

"Ya udah sana, pacaran aja lu!" Aeri mendorong Luna, dan Luna berlari sambil tertawa.

"Cari pacar makanya Aeri!" Teriak Luna sambil berlari.

"Berisik!" Aeri berbalik kemudian duduk dipinggir lapangan.

Saat sedang duduk sendirian ada seseorang yang ikut duduk disampingnya, membuat Aeri menolehkan kepalanya.

"Darren? Nggak main basket?" Tanya Aeri.

"Belom ada pasangannya" Darren menggelengkan kepalanya.

"Sama, mau sama gue? Atau enggak juga gapapa" tawar Aeri sedikit ragu.

"Boleh" Darren tersenyum dan langsung berdiri, kemudian mengulurkan tanyanya mengajak Aeri untuk berdiri juga.Dan Aeri menerima uluran tangan itu, kemudian berjalan ke tengah lapangan bersama.

Aeri diajarkan bermain basket oleh Darren, mereka berdua sudah lebih akrab dari sebelumnya. Ditengah kesenangan itu tiba-tiba terjadi keramaian.

Kepala Viona terkena bola basket yang tidak sengaja terlempar oleh salah satu teman mereka yang ada disana. Semua orang menghampiri karena penasaran ingin melihat.

Aeri yang masih bingung, ikut tersenggol hingga jatuh membuat sikunya terluka, Darren yang melihat itu langsung membantu Aeri untuk berdiri dan membawanya kepinggir lapangan.

Sedangkan Viona yang pingsan sudah dibawa oleh Samuel pergi ke UKS. Pak Tirta akhirnya menyudahi pelajaran olahraga dan menyuruh semua murid untuk kembali kedalam kelasnya setelah istirahat.

"Lo nggak apa-apa?" Tanya Darren khawatir.

"Aman, cuma lecet dikit sikunya" Aeri melihat sikunya yang mengeluarkan sedikit darah namun lumayan perih.

"Ayok gue anter ke UKS" ajak Darren dan diangguki oleh Aeri.

"Makasih" mereka berjalan berdua menuju UKS.

Ditengah perjalanan ada yang memanggil Darren.

"Darren woy!" Suara cempreng itu adalah milik Luna.

"Apa?" Tanya Darren.

"Gue cariin dari tadi juga, Lo dipanggil Bu Sinta buat olimpiade matematika, cepet sana gue juga harus rapat OSIS " ucap Luna belum menyadari kalau ada Aeri disana.

"Loh Aeri? Astaga siku Lo kenapa?" Heboh Luna melihat siku Aeri.

"Gue nggak papa, ini mau ke UKS " jawab Aeri.

"Darren, gue ke UKS sendiri aja Lo ke Bu Sinta aja"

"Tapi Lo gimana?" Ucap Darren

"Gue nggak papa astaga" Aeri sedikit tertawa.

"Sama gue aja" Luna hendak menarik tangan Aeri namun Aeri menolaknya.

"Gue sendiri aja nggak papa, kalian sibuk mending cepetan deh pergi ke tempat osis. Nanti yang lain nungguin Lo lun, Darren Lo juga cepet ke Bu Sinta" ucap Aeri kemudian berjalan dengan melambaikan tangan meninggalkan Darren dan Luna.

Aeri berjalan menuju UKS sambil memikirkan apa yang Luna tadi katakan.

"Darren olimpiade matematika? Terus waktu di perpustakaan itu nanya ke gue buat apa?" Aeri menjadi pusing sendiri.

Aeri sampai didepan UKS, saat membuka pintu UKS Aeri hampir jatuh kebelakang karna tiba-tiba Samuel ada didepannya hendak keluar dari UKS.

"Astaga, hampir jatuh lagi gue" Aeri menghela nafas lega.

Sedangkan Samuel mengangkat satu alisnya ketika melihat siku Aeri yang terluka.

"Siku Lo kenapa?" Tanya Samuel

"Jatuh tadi, Viona didalem?" Tanya Aeri, namun Samuel menggelengkan kepalanya.

"Udah pulang"

"Kok cepet banget, Lo nggak nganterin Viona?"

"Dijemput sopir gue" jawab Samuel, dan mendapat anggukan dari Aeri sebagai balasan.

Aeri masuk kedalam UKS meninggalkan Samuel diluar. Aeri mencari obat merah untuk mengobati lukanya. Seseorang tiba tiba menarik tangannya.

"Apa?" Ucap Aeri pada Samuel sang pelaku.

"Duduk, gue obatin" Samuel menghampiri Aeri sambil membawa kotak P3k.

"Nggak usah, gue bisa sendiri " tolak Aeri

"Diem tinggal nurut, kesiniin siku Lo" perintah Samuel

"Pelan pelan" lirih Aeri yang dari tadi ingin berteriak menahan perih saat Samuel mulai mengobati lukanya.

"Gitu doang sakit" ucap Samuel setelah selesai mengobati.

"Ya emang sakit!" Aeri keluar meninggalkan Samuel yang masih ada di dalam UKS. Sebelumnya berbalik kembali kedalam karna ada yang dia lupakan.

"Makasih" ucap Aeri kemudian benar benar pergi meninggalkan UKS.

Sedangkan Samuel masih berdiri didalam UKS sambil sedikit tersenyum.
"Lucu" ucapannya pelan.

Kemudian ikut pergi meninggalkan UKS, menuju ke kantin.







Vote & comment nya sayangg ❤️

Ketemu kapan?



Just Extra [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang