Twenty Four

552 46 2
                                    

Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gracio kini sedang melamun menatap ke arah luar jendela mobil Toyota Vellfire milik sang ayah.

Gracio dan Shani memutuskan untuk berpisah kendaraan sejak dirumah sakit tadi. Karena saat Gracio adu jotos disekolah tadi tak sengaja ada yang memvideokannya dan menyebarkan luaskannya.

Kaki tangan yang Giorgino sangat update tentu saja mengirimkan video tersebut ke atasannya. Giorgino yang menonton video dimana anaknya adu jotos dengan beberapa orang pun langsung naik pitam.

Sok jagoan sekali, pikir Giorgino saat itu.

Dengan cepat Giorgino pun langsung memerintahkan bawahannya untuk menjemput sang putra mahkota yang sangat nakal itu. Sampai disekolah mereka tak menemukan Gracio, beberapa orang yang mengetahui Gracio dibawa oleh Shani ke rumah sakit pun langsung memberitahukannya kepada bawahan Giorgino tersebut.

Sampai disana mereka pun langsung membawa Gracio tanpa paksaan apapun, karena Gracio yang diberitahukan oleh orang orang tersebut bahwa mereka adalah suruhan sang ayah langsung mengikuti langkah 2 orang bertubuh kekar itu. Kenapa dia dengan suka rela tanpa menolak ajakan kaki tangan sang ayah tentu saja yang pertama karena suasananya dengan Shani sedang tidak enak sekarang. Ditambah Shani, Sisca, dan juga Feni harus segera kembali ke sekolah.

Kembali ke sekarang.

Gracio membuka suaranya setelah lamunan panjangnya karena dia melihat komplek yang tak asing dimatanya.

"Om, kesana dulu" Orang yang dipanggil om tersebut hanya mengangguk lalu segera mematuhi perintah bos mudanya itu.

Namun saat ingin memutarkan stirnya, kaki tangan ayahnya satu lagi yang berada disamping tempat duduk kemudi menghentikan temannya.

"Kita harus segera pulang Den, Tuan Gino menunggu" Ucapnya, Gracio menatap wajah pria bertubuh kekar itu dari pantulan kaca

"Bentar doang kok, gue cuma mau ambil handphone gue ketinggalan dirumah temen gue, tolong" Mohon Gracio akhirnya membuat kedua orang itu menyetujui perintahnya

Sejauh 300 meter mereka melajukan mobilnya setelah masuk ke dalam komplek tersebut, akhirnya Gracio menepuk pundak pria yang menyupir mobil ayahnya saat ini untuk berhenti.

"Tunggu bentar, gue gak akan lama sumpah" Ucap Gracio dan mendapat anggukan dari kedua pria bertubuh kekar tersebut

Gracio pun perlahan mulai keluar dari dalam mobil dan segera masuk ke dalam perkarangan rumah yang cukup megah.

"Permisi pak, tuan rumahnya ada?" Tanya Gracio dengan sopan kepada seorang berseragam satpam

"Pak Yoshua?" Tanya Satpam tersebut, mendapat gelengan pelan dari Gracio

"anaknya"

"Oh ada Dek, kebetulan lagi nggak sekolah tuh soalnya ada pak Yoshua juga didalam" Gracio tersenyum tipis dan mengangguk kecil

"Oh yaudah, makasih pak" Ucap Gracio dan diangguki oleh Satpam itu lalu segera melangkahkan kakinya menuju pintu besar rumah tersebut

The Leader Of GravagosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang